Suasana malam di kamar Alenta, Temy mengeratkan pelukannya di perut alenta yang sedang tidur.
Enghhh..
Alenta menggeliat merasakan tangan kekar melingkar di perutnya dan ia mengerjapkan matanya untuk melihat siapa yang di sampingnya.
Ternyata ka Temy, batinku. Aku berusaha dengan pelan melepaskan pelukan kakaku karena aku merasa haus pada tenggorokanku, eh tanpa sadar aku memandangi wajah kakaku yang satu ini, ternyata ia tampan dan selalu tersenyum padaku, tapi kenapa ka Temy selalu dingin terhadap wanita lain apalagi wanita penggoda, padahal mereka kan cantik dan sempurna.. aku tersenyum melihat kakaku tidur seperti ini karena aku merasa nyaman berada didekatnya.
“memandangiku heh?,” suara bariton itu membuatku terejut, aduuh betapa malunya aku. “a-aah.. ti-tidak, a-aku hanya haus ka mau ke bawah sebentar,” ujarku mengalihkan pembicaraan, pasti saat ini wajahku sudah memerah.
“kau tak pandai untuk bohong sayang,” ucapku sambil mengelus rambut adikku yang terurai panjang, “kamu tunggu di sini, biar kaka yang turun,”
Cup
Aku mematung seketika saat kakaku melakukan hal seperti itu padaku. Aku bersyukur memiliki mereka, namun aku juga merasa kesal dengan sifat protektifnya yang berlebihan.
Kreet…
Aku mendengar suara langkah kaki masuk, kupikir ia ka Temy, ternyata..
“kenapa belum tidur, hmm?,” aku terkejut karena yang datang ke kamarku bukanlah ka Temy melainkan ka Alex.
“a-aku udah tidur ka, namun aku haus dan terbangun dari tidur harusnya aku ke dapur, tapi ka Temy yang pergi untuk mengambil air,” jawabku gugup.
Tiba-tiba kakaku mengelus rambutku dengan pelan dan penuh kasih sayang, terkadang perlakuan ka Alex membuatku bingung sendiri mungkin saja emosinya memang tidak terkendali.
“angelnya kaka haus ternyata. Besok bangun pagi yah temani kaka di rumah sakit seperti biasa,” tak lama ka Alex menatapku lama dan itu membuatku merona karena tatapannya yang berbeda dari biasanya.
“i-iya ka..,” aku melihatnya sekilas dan aku kembali menunduk karena aku tak mau menatap wajah kakaku.
“ada apa hmm?, kau terlihat manis saat merona baby girl,” jawabku dan aku terkekeh melihat tingkah adikku saat malu seperti ini. Ah, cukup meronanya hanya untukku dan adikku yang lain tidak untuk laki-laki selain kami.
“sayang, ini minumnya. Maaf lama tadi kaka juga haus,” tiba-tiba ka Temy datang dan aku melihat ada darah di sekitar bibirnya.
“minumlah,” lanjutnya sambil memberi gelas berisi air putih untukku.
“hei! Lihatlah bibirmu, sangat memalukan!,” cibir kakaku, ah dia memang menyebalkan.
“sedang apa kaka di sini?,” tanyaku sinis.
“bukan urusanmu, aku hanya melihat adikku ia tidur nyenyak atau tidak saat denganmu,” jawab kakaku yang tak kalah sinisnya denganku.
“keluarlah, aku dan Alenta harus tidur lagi,” tak peduli ia kakaku atau bukan yang jelas aku sangat tidak suka ketika waktuku diganggu oleh mereka. Kulihat kakaku membuang napasnya kasar.
“kalau jadi laki-laki tak perlu bawel !, sayang jangan lupa besok ya,” aku menatap adik cantikku dengan lembut, sedangkan menatap Temy menelisik ke arahnya.
“iya ka, kalau kalian ingin bertengkar silakan keluar dari kamarku.. AKU INGIN TIDUR,” teriakku di depan kedua kakaku yang saat ini sedang terperangah.
“oke, kaka keluar,” aku bersuara guna memecah keheningan di antara kami. Jujur saja aku terkejut melihat tingkah adikku seperti itu.
Tak lama ka Alex keluar dari kamarku dan kini tinggal aku bersama ka Temy.
“ayo kita tidur, tenanglah malam ini giliran kaka yang menjagamu menggantikan posisi kakakmu yang lain,” ucapku menenangkan adikku, sepertinya ia memang kesal dengan tingkah kami tadi.
Kakaku mendorongku ke ranjang dengan tangan kananya sebagai bantal agar aku tidak sakit dan tangan kirinya untuk memelukku agar selalu hangat, katanya. Padahal sudah ada selimut tebal, tapi begitulah sifatnya yang protektif.
Haii readersku😍😚😚aku Up lagi nih hehe.. jangan lupaa vote dan komen yaah😍😍😚😚😙😙
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Demon Brother
VampirAku Alenta Syindrita adalah anak terakhir dari empat bersaudara, entah mengapa sejak kecil aku sudah ditinggal oleh ibu dan ayahku dan aku tidak tahu kenapa alasan mereka meninggalkanku dan menitipkanku pada ketiga kakaku. Tanpa kusadari ketiga kak...