Ternyata Sakit

346 8 0
                                    

                                                          
"Sakit? Tak perlu kau tanyakan lagi, menahan rasa sakit hati sendirian aku sudah menjadi salah satu juaranya"

  Firli dan Geza terduduk di samping kanan kiri ranjang Tasha, Tasha yang sejak lama tak kunjung sadar dari komanya membuat Firli dan Geza sangat khawatir akan terjadi sesuatu kepada Tasha.
  "Za! Tolong jangan tinggalin gue za, gue sangat sayang sama lo" Tiba-tiba Tasha tersadar tanpa membuka matanya, sepertinya Tasha sudah tersadar dari komanya tapi belum tersadar dari tidurnya.
  "Tuh kan za. Bahkan dia ngigo tentang elo! Dia itu tulus sama lo za!" Firli mencoba meyakinkan Geza.
  "Tapi perasaan gua sudah beralih ke elo sejak elo datang dan warnai kembali hidup gua Fir! Gua gak mungkin meninggalkan dan membuat sakit hati orang yang gua cintai!" Geza menyentak
  "Sssttt...nanti Tasha dengar" Firli menghalangi bibir Geza dengan telunjuk tangan kanannya. Gue juga gak rela lo kembali lagi sama dia za! Tapi gue tidak tega melihat sahabat terbaik gue terus sakit-sakitan! Sekarang gue tinggalin lo hanya demi sahabat gue, gue gak mau melukainya karna dialah sahabat yang gue sayangi sedari gue kecil, dan semoga lo dapat mengerti meski gue tahu semua ini gak adil buat lo dan gue za! Teriak batin Firli.
  Akhirnya Firli pun merasa bahwa dia harus merelakan cintanya demi sahabat terbaiknya meskipun terasa sesak di dada. Firli tidak bisa merebut Geza didalam hati Tasha, karena Firli takut  jika Tasha mengetahui bahwa Firli dan Geza sudah berpacaran, Tasha akan sakit terus-terusan. Maka Firli ikhlas untuk memberikan Geza kepada sahabatnya itu meski harus dia sendirian yang merasa kepedihan, anggap saja ini semua merupakan suatu ujian dari Allah SWT untuk menguatkan hati Firli.
  Tasha membukakan matanya, yang pertama kali dia panggil adalah Geza, dan setelah itu Firli. Firli sangat yakin bahwa Tasha benar-benar cinta mati sama Geza, dan Firli semakin yakin bahwa dia harus mengikhlaskan Geza bersama Tasha selamanya, karena tidak ada pilihan lain lagi yang nantinya bisa bikin Tasha berhenti dari kanker hatinya.
                                                                     ****
  Setelah Tasha diizinkan dokter untuk pulang dari rumah sakit, akhirnya Tasha dan Geza berpacaran kembali, ini merupakan suatu yang diharapkan oleh Firli tapi ini juga merupakan hal yang paling dibenci oleh hati Firli. Firli sangat terluka dan sesak karena kini hubungan Firli dengan Geza hanya menyisakan nostalgia. Firli sedih karena kini dia hanya bisa mengingat suka duka yang telah dilaluinya bersama Geza seperti sedia dulu kala. Didepan Tasha, Firli terlihat seakan-akan ikut bahagia karena telah melihat Tasha dengan Geza bersama kembali, menyambung kisah cinta yang sempat putus dikarenakan tidak adanya restu dari orang tua, tapi semua itu adalah kebohongan, Firli mencoba memasang topeng wajah  bahagia  didepan Tasha, padahal yang aslinya sangat begitu sakit dan sesak yang Firli rasakan didalam hati.
Kini Firli merasa kesepian dirumahnya sendiri, Firli mencoba menenangkan diri dengan memutar musik box itu lagi, dia masih teringat persis ketika pertama kali Geza memberikan itu, saat Firli membutuhkan hiburan. Tapi Firli merasa bahwa dia tidak mungkin selalu begini, untuk melupakan Geza akan lebih sulit lagi jika Firli terus-terusan menyimpan nostalgia pemberian dari Geza. akhirnya dia memutuskan untuk membuang musik box itu ke tempat sampah.
  Seharusnya dari dulu gue gak pernah kenal lo za! Hingga dekat dan tumbuh rasa cinta! Kata-kata itu terus bergemuruh didalam hati Firli berulang-ulang.
  Ditengah Firli sedang menangisi semua nostalgia tentang  pemberian Geza yang sudah Firli niatkan untuk membuangnya, tiba-tiba Geza datang dihadapannya.
  "Daripada lo nangis-nangisan terus karena gak rela lihat gua sama Tasha, mending lo sama gua melanjutkan kisah cinta kembali, karena gua juga gak rela lihat lo berkorban perasaan hanya untuk kebahagiaan orang lain, bahagia gua adalah ketika gua bisa membuat lo bahagia, tapi sekarang gue hanya bisa buat lo kecewa dan sakit, gua ikut sedih jika lihat lo begini Fir, gua cinta sama lo! Gua khawatir sama lo Fir, Acha hanya mantan gua! Sebatas mantan!" gumam Geza
  "Tapi gue juga gak rela lihat sahabat  gue sakit-sakitan terus hanya karena keegoisan gue ingin memiliki elo" isak Firli
  "Apa lo rela lihat gua sakit-sakitan seperti Acha karena ingin melengkapi hidup bersama lo, tapi lo gak mau sama gua?!" tanya Geza membuat Firli menjadi kebingungan.
   Suasana menjadi hening seketika, dan suara hening itu berakhir ketika mereka dikagetkan suara benda jatuh yang berasal dari belakang mereka, dan ternyata orang yang menjatuhkan benda itu adalah Tasha.
  Apa? Tasha? Jadi dia mendengarkan pembicaraan gue sama Geza sedari tadi?! Gumam Firli didalam hati.
  Tanpa berfikir panjang, karena Tasha sudah mengetahui yang sebenarnya tentang Firli dan Geza, Tasha langsung menghampiri mereka berdua dengan rasa bangga terhadap sahabatnya Firli.
  "Apa yang lo lakuin Fir?" tanya Tasha sembari memegang kedua tangan Firli yang basah, bekas menyusuti air mata Firli.
  "Gue juga peduli sama lo Fir, kenapa lo lakuin ini semua? Lo sahabat terlalu baik buat gue Fir" tambah Tasha sembari meneteskan air mata.
  "Gue gak rela lihat lo bersedih karena kekasih lo direbut gue, gue kasihan sama lo sha" lirih Firli.
  "Lo gak rebut kekasih gue Fir, justru gue seharusnya berterimakasih sama lo, karena lo telah membuat orang yang gue sayang dan gue cintai bisa tersenyum kembali setelah gue pergi ninggalin dia ke luar kota. Dan setelah gue datang lagi kesini, gue pantas mendapatkan semua ini. Karena gak seharusnya gue kembali kepada Geza disaat Geza sudah move on dari gue, meskipun ini terasa sangat sakit di dada gue, tapi gue mengerti bahwa ini hukum karma dari tuhan, awalnya gue gak percaya kalau karma itu ada, tapi sekarang gue percaya" Tasha mencoba menyusuti air mata yang telah membasahi pipinya.
  Geza hanya terdiam, menyimak? Mungkin hanya itu yang kini bisa Geza lakukan. Di sisi lain, Geza merasa kasihan kepada Tasha, bagaimanapun juga Tasha pernah menjadi bagian terindah didalam hidupnya. Tapi di sisi yang lainnya lagi, Geza sangat menyayangi Firli meskipun masih ada sedikit rasa dia kepada Tasha.
  "Loh, kok elo bicara gitu sih Sha? Gue ikhlas kok kalo elo menjalin hubungan dengan Geza lagi" ucap Firli pasrah.
  "Gak bisa Fir, cinta tidak akan abadi jika diciptakan hanya karena rasa kasihan, cinta membutuhkan rasa kasih sayang yang tulus dari hati, bukan rasa kasihan. Gue udah tahu kalo Geza sekarang hanya cinta sama lo Fir, bukan lagi sama gue! gue udah dengar semua pembicaraan kalian tadi!" sentak Tasha
  Firli terdiam sejenak, sebentar Firli melihat  kearah Geza, Firli tidak sadar bahwa Geza sedari tadi menguping pembicaraan mereka tanpa mengeluarkan satu katapun.
  "Geza, lo cinta sama Tasha kan?!" Firli menatap mata Geza dengan penuh rasa permohonan agar Geza menjawab Iya. Namun, Geza hanya membatu dan membisu tanpa adanya ekspresi. Geza sangat bingung ia harus jawab apa. Dia takut dengan jawabannya nanti akan membuat salah satu diantara Firli dan Tasha terluka, sehingga Geza memilih untuk diam saja.
  "Tuh kan, Geza hanya terdiam. Itu artinya dia cintanya Cuma sama lo Fir" gumam Tasha kepada Firli
  Tasha sejenak melihat kearah Geza, hati Tasha retak dan remuk seketika saat melihat wajah Geza yang sekian lama sudah sangat ia rindukan. Namun, kini ia harus melepas Geza demi sahabat terbaiknya, dan demi perasaan Geza terhadap Firli.
  "Gue gak tahu seperti apa gue nanti jika harus hidup tanpa elo za. Gue gak bisa mencintai siapapun setelah elo, tapi lo jangan khawatir, mungkin setelah gue tahu bahwa yang elo cintai adalah orang yang baik dan termasuk sahabat terbaik gue, gue bakalan tenang untuk melepas lo, meskipun sering kali gue lupa bagaimana caranya bernafas, karena setiap gue menghirup udara, nama elo slalu ikut terisap kedalam seluruh pembuluh darah di tubuh gue. tak bisa gue pungkiri, gue memang cinta mati sama lo za, tapi gue tahu diri bahwa gue hanya menjadi masa lalu elo sekarang, gue gak berhak melarang lo dalam memilih pasangan untuk masa depan lo. Setidaknya, rasa rindu ini sudah sedikit terobati, meskipun nantinya berubah menjadi rasa rindu kembali, tapi gue yakin pasti akan ada yang menghampiri dan mengobati, dan orang itu bukanlah elo za, cinta dan rindu Geza semuanya kini hanyalah untuk Firli"
  Tasha mengucapkan seluruh kalimat itu sangat lancar dan langsung dihadapan Geza sambil menatap kedua mata Geza dengan nada yang sangat tenang, bagaikan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Namun bagi Geza, seluruh kalimat itu bagaikan racun tikus yang mematikannya. Geza mulai tersentuh hatinya setelah mendengar kalimat-kalimat itu langsung dari mulut Tasha, Geza jadi semakin tidak tega untuk menjadikan Tasha sebagai mantan yang kedua kalinya, namun ia juga tidak rela meninggalkan Firli begitu saja.keadaan ini sangat menyiksa batin Geza, Geza bimbang mau pilih yang mana.
  "Pasti elo bingung ya? za, sudahlah gue ikhlas kok, lo tinggal lupain gue untuk selama-lamanya. Anggap saja kita tidak pernah bertemu sebagai sepasang kekasih, lo anggap saja waktu itu kita hanya bertemu sebagai sahabat dekat saja." Ucap Tasha lirih.
  "Tapi lo nantinya gimana?" tanya Geza sedikit gugup
  "Lo tenang aja, gue udah dijodohin sama nyokap bokap gue, dulunya gue tolak karena gue masih sayang sama lo. Tapi setelah mengetahui semua ini, gue bakalan berusaha buat nerima dia." Sahut Tasha dengan suara tercekat karena menahan rasa pedih yang telah menggoresi hatinya perlahan.
  "Tapi sha, gue sudah ikhlasin Geza buat elo, dan bagaimana jika orang yang dijodohkan sama elo itu tidak baik hatinya?" tanya Firli sambil menatap Tasha yang ternyata juga sedang menatapnya.
  "Apa lo mau bikin gue jadi anak durhaka karena melawan pilihan orang tua? Memang orang yang dijodohkan sama gue itu belum gue kenal dan belum gue cintai, mungkin nanti setelah gue nerimanya dan lebih dekat lagi, gue jatuh cinta padanya. Dan gue minta sama lo Fir, jika lo sayang sama gue, tolong jangan tinggalin Geza, karena jika Geza terluka karena lo tolak cintanya, itu sama saja lo lukain gue tanpa lo sadari, karena bahagia gue adalah bahagia Abgez, mencintai tidak harus memiliki Fir, jadi tolong biarkan gue mencintai Geza tanpa memilikinya. Lo pasti ngerti semua maksud gue Fir" Tasha berusaha tersenyum sambil menyusuti air mata dengan telapak tangannya.
  Geza tersenyum bangga kepada Tasha, dia tidak menyangka bahwa Tasha adalah seorang wanita yang begitu kuat dan tangguh, Geza sangat terharu pada semua yang telah dikatakan  oleh Tasha. Spontan, Geza langsung memeluk erat tubuh Tasha.
  "Bolehkah gua meluk lo yang ke terakhir kalinya cha? Ini sebagai tanda terimakasih gue ke elo, karena elo sudah ngertiin tentang perasaan gue." gumam Geza didalam pelukan Tasha.
  "Bukan hanya perasaan elo aja yang gue ngertiin, tapi perasaan Firli juga. Karena kalian saling mencintai, apalah dayaku yang hanya berperan sebagai masa lalaumu?" Perlahan Tasha melepaskan pelukan Geza dan meraih kedua tangan Firli untuk Tasha satukan dengan kedua tangan Geza.
  "Nanti kalau kalian menikah, undang aku ya..oh iya,gue bakalan pergi ke Surabaya lagi nanti siang. Gue titip kepada kalian jangan sampai hubungan kalian hancur dan terpisahkan." Tasha berpesan kepada Firli dan Geza sambil menyatukan kedua telapak tangan Firli dan Geza.
  "Gue juga minta sama lo, tolong cepat sembuh ya." Firli mencoba tersenyum kepada Tasha.
  "Pastinya Friend, Because you are the only beautiful medicine that makes me even more excited about starting the day, thanks friend"  gumam Tasha sambil tersenyum dengan senyuman yang tulus.


The Love Triangle💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang