Pandangan Pertama

1.9K 40 1
                                    

"Tangan memiliki celah dan ruang, aku harap celah dan tangan ini kaulah yang akan melengkapinya:)"

Firli adalah seorang gadis cantik yang berusia 16 tahun, kini dia duduk di SMA kelas XIpa1. Bukan hanya cantik saja kelebihan yang dia miliki, namun kepintarannyapun sudah semua orang kenal sejak Firli duduk di bangku SMP.

Alarm di handphone Firli berbunyi, seketika membuat firli kaget dan secara otomatis terbangkit dari tempat tidurnya. Dan ternyata jam sudah mulai menunjukkan pukul 06.59 WIB, yang artinya dia telah kesiangan sekolah untuk hari ini.

Dan pada hari senin itu, dia langsung pergi ke sekolah walau tanpa mandi terlebih dahulu.

Entahlah, tanpa dia sadari ternyata dia memakai kaos kaki dengan warna berbeda, di kiri warna coklat sedangakan di kanan warna putih. Sungguh ini adalah hari ter-APES bagi Firli, bukan hanya kesiangan yang dia alami, bahkan amukan pak Damar yang sudah dikenal guru paling galak dan tegas di SMA itu sekaligus yang kini menjadi wali kelas Firli akan siap menghantuinya habis habisan, dan ditambah lagi dengan kaos kaki yang dia pakai.

"Aduh! Apes banget gue hari ini! Udah kesiangan, dapet hadiah amukan pak Damar, terus ini lagi pake ada acara kalos kaki ketuker segala, bisa bisa nanti gue disangka orang gila!." Keluh Firli yang sedari yadi terus mengoceh tak jelas sambil menendang nendang batu yang tak bersalah disetiap jalan yang dia lewati.

Saat Firli sudah sampai tepat pada pintu ruang kelasnya, badan Firli tiba-tiba kaku saat ingin memasuki ruang kelasnya.

"A-Assalamualaikum pak..." ditengah materi yang sedang dijelaskan pak Damar, ucapan salam Firli menarik perhatian semua teman-teman sekelasnya, dari situlah dada Firli mulai deg-degan tak karuan, apalagi pas dilihat pak Damar dengan tatapan mata yang tajam sambil melotot kejam.

"Ngapain kamu kesini! Anak SMA tidak pantas kesiangan jam segini!"

dengan nada tinggi, pak Damar meluapkan amarahnya kepada Firli.

"A-a-a anu pak, tadi saya kesiangan.. berangkat kesini aja aku gak mandi dulu pak." Suara tawaan kecil siswa sekelas mulai meramaikan ditengah suasana yang menegangkan itu.

"Pokoknya bapak tidak mau tau! Mana pantas anak SMA masuk jam delapan lebih tiga menit! Anak SD aja masuk jam setengah delapan!"

Sungguh,hari ini adalah hari senin paling menyebalkan diantara hari hari senin sebelumnya, Firli berusaha menyembunyikan kaos kakinya agar tidak terlihat oleh teman sekelasnya.

"Itu ada apa dengan kakimu? Kenapa geser-geser?! Emangnya kamu mau belajar senam kepiting?!" Entah pak Damar bercanda atau meledek, tapi menurut Firli bukannya lucu, malah panik yang ada. Sedangkan, teman sekelas Firli tertawa geli mendengar perkataan pak Damar, akan tetapi dengan pak Damar? Jangankan ia tertawa, senyum sedikit saja dia enggan.

Deg!!, seketika detakan jantung Firli mulai berhenti sejenak, lantas kejadian memalukan apa lagi yang akan ditimpanya hari ini.

"Iya pak, saya lagi kursus les senam kepiting..terus barusan saya coba, dan ternyata les saya tidak sia-sia pak hehe.." Jawab Firli dengan spontan tanpa menyadari dia telah menjawab dengan jawaban yang konyol dan Un-Faedah banget.

"Sudah! Jangan banyak nyinyir! Sekarang, kamu ikut saya ke perpustakaan!" Tegas pak Damar.

Firli merasa lega karena pertanyaan pak Damar pada kaos kaki anehnya tidak dilanjutkan, sehingga tidak ketahuan basah oleh teman-temannya dan rona merah di wajah Firli pun mulai mereda.

The Love Triangle💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang