Masih Misteri

261 8 0
                                    

                                                            
"Sahabat mana yang tidak peduli akan hal yang bikin sahabat terbaiknya sakit hati? Jika ada, jangan akui dia sahabat! Dia bukan sahabat yang sebenarnya"

  Firli masih penasaran akan hal apa yang disembunyikan di dalam kehidupan Tasha? Firli takut jika dia langsung menanyakannya kepada Tasha, hanya akan membuat Tasha teringat akan hal pahitnya masa lalu dan membuatnya sakit hati. Jadi, Firli berpikir akan lebih baik jika mencari tahu sendiri tanpa melibatkan orang lain.
  Firli berencana untuk di malam esok dia akan mencoba menginap di rumah Tasha, kebetulan orang tua Tasha sedang pergi umrah di bulan ini. Firli meminta izin kepada Azkira, karena untuk sementara Firli akan menginap di rumah Tasha.
  "Az, boleh gak gue nginep buat yang sementara di rumah Tasha?" Tanya Firli lirih
  "Emangnya sampai kapan? Iya boleh kok" jawab Azkira
  "Paling tiga harianlah, oh iya makasih Az" Firli langsung membereskan baju-bajunya kedalam tas, untuk dibawa ke rumah Tasha.
   Firli masih penasaran akan apa yang terjadi pada kehidupan Tasha selama ini, Firli yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres membuat Tasha menjadi sedikit ling-lung seperti sekarang ini.
   Waktu sudah menjelang esok, Firli langsung buru-buru untuk pergi ke rumah Tasha karena dia akan menginap mulai hari itu. Rasa penasarannya terhadap misteri itu semakin membara, dia sudah tidak sabar untuk mengetahui akan hal apa yang membuat Tasha membisu setelah membicarakan tentang  pacar? Pastii semua ini ada hubungannya dengan masa lalu cinta Tasha yang sampai saat ini slalu membuatnya gelisah,galau,merana (gegana).
  Sampai dirumah Tasha, Firli langsung memanggil Tasha di depan pintu rumah Tasha. Tak lama kemudian, Tasha membuka pintu dan mempersilahkan Firli untuk masuk. Tanpa banyak basa-basi, Tasha langsung mengajak Firli ke  kamarnya.
  Dikamar, terpajang foto-foto Tasha sedang bersama seorang lelaki, tapi siapakah laki-laki misterius itu? Firli tidak bisa menebak, karena di foto itu wajah lelaki tersebut dicoret-coret oleh spidol hitam. Kening Firli semakin mengerut, apa maksud dari semua ini? Mengapa Tasha memajang foto bersama laki-laki tapi membuat penasaran orang dengan mencoret-coret wajahnya? Pertanyaan seperti itu terus berulang-ulang di ucapkan  di benak Firli tanpa henti. Untuk mengurangi sedikit rasa penasarannya, Firli menanyakan hal itu langsung kepada Tasha,
  "Lo disini sendirian Tash?" Tanya Firli sedikit basa-basi
  "Enggak, disini gue berdua sama abang gue, tapi sekarang abang gue sedang kerja,dan kalo nyokap bokap gue lagi pergi umrah. Paling pulangnya satu minggu lagi" Jawab Tasha memperjelas.
  "Oh.... Gue boleh nanya gak?" Tanya Firli ragu-ragu
"Boleh, emangnya nanya apa?"
Firli berusaha menelan ludahnya berkali-kali, dia tak kuasa menanyakan hal yang membuatnya penasaran, dia takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tapi terpaksa semuanya harus Firli tanyakan, kalau tidak nanti bisa-bisa hidup  Firli slalu terlarut dalam rasa penasaran yang tak kunjung terjawabkan.
  "Itu foto kamu sama siapa? Kok mukanya dicoret pake spidol, tapi masih kamu pajang di dinding?" Tanya Firli setengah takut sambil menunjukkan salah satu foto Tasha bersama laki-laki misterius  itu  yang terpampang di dinding .
  "Itu mantan gue........... Udahlah jangan bahas lagi." Jawab Tasha sambil tersenyum kecut.
  "Oh,, kenapa emangnya? Gue kan sahabat lo, gue juga peduli tentang lo sha..." Firli mengelus rambut panjang Tasha.
  "Enggak...Cuma males aja bahas-bahas mantan, emangsih kalo boleh jujur gue masih sayang sama dia, tapi mana mugkin dia masih sayang sama gue, malahan mungkin sekarang dia udah punya yang lain..soalnya udah lama kita gak bertemu" Tasha merendah.
  "Oh.. ceritanya gagal MOVE ON nih.. yaudah, lagian itu cowok bego banget sih ninggalin cewek baik hati dan cantik kayak lo" Firli menggoda.
  "Apaan sih Fir, lagian bukan dia juga sih yang ninggalin.. ini salah gue dan akibat tanpa adanya restu dari orang tua"
  "Nahh terus salah elo? Tapi kok lo masih sayang dia sih, kan aneh.. loh kok bisa gitu sih? emangnya cowok itu bandel ya?"
  "Pokoknya kisah cinta gue berakhir semenjak gue pindah kesini, ini semua salah gue.. bukan kayak gitu, orang tua tidak merestui karena masalah perbisinisan" nada Tasha mulai meninggi.
   "Nah, kenapa lo masih menyimpan kenangan bersamanya? Ini hanya akan membuatmu sakit Tash" Firli mengelus-elus rambut Tasha yang lurus.
"Lo gak bakalan pernah tahu kenangan gue dan dia seindah apa Fir!!!!" tiba-tiba air mata jatuh membasahi pipi Tasha.
  "Lha kok nangis? Maafin gue Tash, gue udah lancang sama lo..maafin gue ya?" Firli merasa bersalah karena telah mengungkit-ngungkit masa lalu Tasha, dan membuat Tasha sakit hati.
Tasha tiba-tiba sesak nafas, Firli sangat khawatir akan terjadi sesuatu pada Tasha akibat semua pertanyaan tadi yang telah menusuk-nusuk hatinya. Firli tidak tahu lagi harus berbuat apa, sedangkan dirumah itu tidak ada siapa-siapa.
  "Tash?!..Tash?!.. lo kenapa Tash?!.. jangan bikin gue khawatir Tash.." Firli menangkap tubuh Tasha yang sedang kesusahan untuk bernafas. Dan tak lama kemudian Tasha pingsan di pangkuan Firli. Firli sangat cemas  dengan keadaan Tasha sekarang, dan tanpa berfikir panjang Firli langsung membawa Tasha ke rumah sakit sambil menghubungi Azkira untuk menjenguk Tasha di rumah sakit.
                                                                          ****
  Di rumah sakit, Firli sangat khawatir dengan keadaan Tasha yang lama tak kunjung sadar. Kalau menurut hasil pemeriksaan dokter, Tasha memiliki penyakit kanker hati dari kecil, Tasha biasanya akan sesak nafas atau pingsan ketika merasakan sakit hati, dia akan sembuh jika dia siap untuk dioprasi, karena dalam hatinya terdapat goresan sedikit, sehingga hatinya terkena infeksi menyebar ke seluruh permukaan hati dan jadilah kanker hati, ini merupakan faktor dari seorang ibu yang pernah jatuh ketika sedang hamil Tasha, itulah menurut dokter yang dokter usulkan pada Firli. Sedangkan, lain yang diucapkan Azkira. Azkira memberitahu Firli tentang akibat penyakit yang diidap Tasha, yang  jawabannya berbeda dengan usulan dokter.
  "Sejak kapan dia mengidap kanker hati Az..?" Tanya Firli lirih.
  "Semenjak..."
  "Semenjak apa Az?" Nada Firli meninggi, entah siapa yang bisa menghentikan rasa khawatir Firli saat itu.
  "Semenjak dia dipisahkan nyokap bokapnya sama kekasihnya pada tahun yang lalu.." Azkira menjawab dengan nada pelan.
  "Dipisahkan? Mengapa mereka dipisahkan?!" Firli terbawa nafsu amarah, sehingga suaranya terdengar semua orang yang berada di rumah sakit itu.
Tiba-tiba ada seorang suster yang berjalan sangat cepat kearah Firli dan Azkira,
  "mbak, kalo mau ribut jangan disini mbak, disini rumah sakit bukan rumah mbak.. disini tempat orang-orang  sakit yang sedang  dalam perawatan kami" Suster itu memperingati Firli dan Azkira agar tidak terjadi lagi keributan yang membuat pasien-pasien terbangun dari tidurnya.
  "Iya, maafin saya sust.. tadi saya keambil emosi" Firli meminta maaf
  "Iya mbak, tapi tolong jangan keras-keras bicaranya ya mbak.. bukan bermaksud saya mau mengatur perasaan mbak, tapi tolonglah mengerti bahwa saya hanya menjalankan tugas sebagai pegawai di rumah sakit ini aja ya mbak..terimakasih"
Firli merasa sangat bersalah atas perlakuannya tadi yang sangat berlebihan, sehingga membuat orang lain terganggu dari istirahatnya, entah mengapa hari itu Firli merasa selalu di kejar-kejar sesuatu yang akhirnya akan menjadi suatu rasa bersalah dan penyesalan, Firli mencoba menghela nafas, rasanya tak ada angin. Semua sunyi, bahkan Azkira pun hanya terduduk dan melamun di kursi rumah sakit. Tiba-tiba ada seorang dokter yang menghampiri mereka berdua.
  "Apakah anda adalah keluarga pasien kami yang bernama Tasha Murniatun Agung?" Tanya dokter kepada Firli dan Azkira.
"Kami sahabat pasien dok!" jawab Firli dan Azkira serentak.
"Jika bisa, tolong beritahu keluarganya untuk menjenguk kesini." Pinta dokter
  "Orang tuanya sedang pergi umrah dok, sedangkan kakaknya kebetulan sedang pergi kerja keluar kota" Jawab Azkira lirih.
  "Oh baiklah, tolong beritahu mereka jikalau mereka sudah pulang kesini. Bahwa pasien mengalami tekanan batin yang sangat dalam, ia mengidap penyakit kanker hati yang sudah lama tidak terobati. Jika bisa, hal yang membuat batinnya tertekan tolong cari dan datangkan itu kepada pasien. Saya yakin hal yang membuat batinnya tertekan di masa remaja seperti pasien ini pasti hal yang berhubungan dengan perasaan cinta" Dokter Anna menjelaskan dengan penuh perhatian.
  "Kalo masalah pembiayaan, biar saya yang bertanggung jawab, karena mungkin ini semua salah saya" Firli sedikit murung.
  "Bukan Fir, ini semua bukan salah lo.. hanya saja penyakit Tasha sedang kumat, bukan hanya sekarang, dia sering mengalami ini Fir.
  Firli tetap terus menyalahkan dirinya sendiri, dia semakin merasa bersalah setelah mendengarkan semua penjelasan tentang penyakit  Tasha dari dokter Anna, Firli sangat  menyesal karena telah menjalankan misinya itu hanya untuk mencari tahu isi dari rasa penasarannya. Firli berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan mengganti semuanya dengan berusaha mempertemukan Tasha dengan cowok misterius itu, siapapun dia dan orang mana pun dia, pasti akan Firli cari setelah Tasha tersadar dari tidurnya.
  "Ah ibu dokter ini, dokter cinta ya? tahu bener kalo tentang perasaan, hehe.." Goda Azkira membuat Firli dan  dokter Anna ikut tertawa kecil,
  "Emm, hanya udah sedikit mengalaminya saja dulu waktu saya remaja, hehe.." Jawab dokter Anna membuat Azkira semakin tertawa geli.
  "Sudah-sudah.. dokter kan lagi sibuk ngurusin pasien-pasien yang lainnya, kok malah diajak ngobrol sih Az?ma'afin teman saya ini ya dok, memang dia suka begitu" Firli mulai sedikit kesal kepada Azkira
  "Iya gapapa kok, malah saya jadi sedikit terhibur.. sepertinya kalian adalah sahabat sejati, jagalah slalu persahabatan kalian ya, jangan sampai berpisah hanya karena satu laki-laki, seperti saya dulu, oh iya saya duluan ya! masih ada pasien yang butuh saya periksakan" dokter Anna sedikit curhat sambil berlari kecil meninggalkan mereka berdua.
  "Lucu juga ya itu dokter, udah cantik, baik,tidak sombong lagi" Azkira terkagum melihat kepribadian dokter Anna.
  Akhirnya, ditengah-tengah rasa khawatir dan cemas kepada Tasha, dokter Anna bisa sedikit menenangkan hati dan fikiran mereka berdua. Akan tetapi setelah dokter Anna pergi meninggalkan mereka, suasana tegang,cemas,dan khawatir, mulai datang menghampiri mereka kembali.
  untuk menghilangkan rasa penasaran, Firli menanyakan sesuatu kepada Azkira, karena Firli yakin bahwa Azkira akan tahu segalanya tentang Tasha, sebab Azkira adalah teman terdekat Tasha dari kecil hingga sekarang, sedangkan Firli hanya teman kecilnya saja dan sekarang dipertemukan kembali.
  "Emangnya semua yang diceritakan dokter Anna itu benar atau kurang tepat sih Az?!" Firli sedikit berbisik
  "Semua persis sesuai dengan anggapan dokter Anna tadi, hal yang membuat batin Tasha tertekan, memang semuanya tentang perasaan cinta"
  "Emangnya tentang apa? Dan siapa Az?" tanya Firli berjuta rasa penasaran.
  "Tasha dipisahkan keluarganya dari kekasih yang sangat dicintainya." Sahut Azkira.
  "Kenapa dipisahkan? Dan dimana keberadaan cowok itu sekarang?!" Firli semakin penasaran
  "Orang tua Tasha tidak suka pada cowok itu,dan sekarang cowok itu berada di Jakarta kalo belum pindah!"
Karena Firli sudah berjanji pada dirinya sendiri, dia bertekad kuat untuk segera mengantarkan Tasha kepada cowok itu yang asalnya dari Jakarta, meski nantinya Firli akan dimarahi oleh kedua orang tua Tasha, tapi Firli yakin nanti orang tua Tasha akan mengerti atas perbuatannya itu.
  "Oke, setelah Tasha sadar, gue bakalan bawa dia ke Jakarta dan mencari rumah cowok itu untuk ditemuinya." Sahut Firli dengan penuh semangat.



The Love Triangle💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang