One Shot Story - OUR MIDNIGHT TALK

194 15 51
                                    

PENGUMUMAN!!

Hehe, aku taruh author note-nya di atas yak, biar dibaca. Kasiah author-nya udah ngetik tapi nggak dibaca (ngakak 🤣🤣). Aku janji pengumumannya cuma sebentar, lalu setelahnya silakan berkangen-kangen ria bersama Bapak-dan-Ibu-Minim-Kode kita 🥰🥰

Jadi, pengumumannya adalah ... Open Pre-Order novel "Terrible Liar" DIPERPANJANG!! Sampai kapan? Tepatnya sampai tanggal 9 Juni 2019. Nah, buat yang pengen banget peluk-peluk manja dan cipok-cipok basah kisah Bapak Abi dan Ibu Kiara, yuk deh dipesan. Lumayan nih bisa dipesan setelah dapet THR ye kaaan? (kedip manjah😉😉)

Pemesanan bisa langsung ke aku di No. WA 0896-7821-0098 atau klik link http://bit.ly/2WGNFD4 . Harga masih promo dan masih bisa dapat special gift dan bookmark dari aku (kedip lagi 😉😉)

 Harga masih promo dan masih bisa dapat special gift dan bookmark dari aku (kedip lagi 😉😉)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke, itu aja sih pengumumannya. Yuk cus ke One Shot Story yang satu ini buat kalian yang masih kangen berat sama Bapak dan Ibu Prawira 👇🏻👇🏻👇🏻

♥♥♥

♥♥

OUR MIDNIGHT TALK

Aku menatap ponselku dan sadar akan waktu yang nyatanya sudah berjalan hampir tengah malam. Mungkin aku terlalu asyik berhadapan dengan tumpukan majalah fashion yang menjadi referensi untuk desain-desain baruku hingga aku lupa kalau sudah lewat waktuku untuk segera membaringkan tubuh.

Meregangkan tubuh, aku memutuskan untuk mengakhiri pekerjaanku dalam 5 menit. Tapi sayangnya, pintu ruang kerja Abi terbuka dan menampakkan wajah lelah beserta rambut kusut Abi yang membuatku semakin ketagihan untuk melihatnya berulang kali. Nyatanya, setelah menikah dengan sahabatku yang satu itu selama hampir 5 tahun, aku sama sekali tak merasa bosan. Aku mungkin merasa kesal saat dia sering kali membuang tisu dan tusuk gigi sembarangan, mengambil pakaian di lemari dan membuatnya berantakan, menjemur handuk basah sekenanya, atau membuat jejak basah di lantai setelah dia keluar dari kamar mandi. Tapi, lebih dari itu, saat aku tahu dia selalu ada di sisiku, aku selalu merasa aman dan disayangi.

Abi berjalan menghampiriku dan menarik kursi makan yang ada di sisiku. Dia duduk dan merebahkan setengah tubuhnya di atas meja. Dia menguap, lalu mengucek matanya seperti Mala yang baru saja bangun dari tidur lelapnya.

Kututup majalah-majalah fashion yang berserak di hadapanku dan kupusatkan perhatianku pada pria besarku. Kuusap kepalanya, lalu beralih ke pipinya. Lihatlah lingkaran hitam di bagian bawah matanya itu. Dia sungguh bekerja keras akhir-akhir ini. Lemburnya tak berkesudahan setelah dia menerima promosi jabatan di kantornya.

"You did a great job," ucapku sambil memijat pelan bahunya.

Abi hanya mengerang sambil mengangguk pelan. "Kamu kok belum tidur?" tanyanya.

Terrible Liar ✔️ (PUBLISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang