BAB 10 : HARI TER-APES

37 5 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAHH

Semua orang terus berbisik bisik ketika melihat pemandangan di pagi ini.

Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh, tetapi ada seorang pria yang sudah berada di barisan paling depan untuk mendekati pujaan hatinya.

Echa sibuk menyalin catatan ilmu sosial milik Elisa. Saat ia pingsan kemarin, ia memang ketinggalan beberapa materi.

Didepannya, duduk seorang pria yang tengah menatap Echa hangat. Menatap setiap sudut di wajahnya, dari mata, hidung, sampai bibir.

Kalian bisa tebak, itu Geo.

Echa menghela napas berat, tangannya yang tengah memegang ujung buku tak bisa dikendalikannya lagi. Gadis itu melemparkan buku itu ke wajah Geo.

"Berhenti liatin gue! Risih tau ga?" bentak Echa dengan tatapan tajam.

Geo mengelus hidungnya yang berdenyut akibat ulah Echa barusan. Pria itu memasang wajah cemberut.

"Salah sendiri cantik," ujar Geo tanpa dosa.

Echa hanya bisa diam dan memasang wajah kesal. Ia selalu berpikir, apakah Geo memang seorang yang nggak mikir dulu sebelum bicara?

Echa ingin kembali melanjutkan catatannya, namun Geo yang masih melihatinya dengan senyum hangat membuatnya kesal, sangat kesal.

"Ish! Lo pergi sana! Balik ke kelas lo!" bentak Echa lagi.

Geo menggeleng, masih tetap tersenyum, "Gue sih mau mau aja, tapi badan gue nggak bisa jauh jauh dari lo"

"Salahin noh, badan gue"

"Serahh!!" seru Echa kesal. Ada saja jawaban aneh dari mulut pria ajaib itu.

Echa kembali melanjutkan catatannya, dan berusaha mengabaikan tatapan menyebalkan dari Geo.

Echa merogoh lacinya, berusaha mencari sebuah penggaris yang seingatnya sudah ia letakkan di dalam sana.

Tiba tiba...

"Kyaa!!" pekik Echa, ia kemudian mendorong kursinya menjauhi mejanya.

"Kenapa, Cha?!" tanya Geo panik, ia kemudian memeriksa laci meja Echa.

Mata Geo langsung melotot, ketika melihat laci Echa dipenuhi oleh serangga menjijikkan yang bahkan seorang laki laki tak ingin menyentuhnya.

Dari kecoa sampai ulat, dari yang berkaki sampai yang tidak, semuanya memenuhi laci meja Echa, berjalan dan menggerogoti setiap barang disana.

Kelas dipenuhi oleh teriakan dari seluruh siswi, tidak, tidak hanya siswi, bahkan ada pula seorang siswa yang berteriak jijik.

Echa berjongkok di bagian belakang kelas sambil terisak, isakannya memang pelan, namun Geo dapat menyadarinya.

Geo berjalan cepat kearah Echa, kemudian ikut berjongkok didepannya.

"Cha," panggil Geo lirih. Echa tak menjawab, bahkan tidak menatap Geo.

Geo meraih tangan Echa, baru saja disadarinya, tangan lentik itu tengah gemetaran. Tampaknya Echa sangat takut.

Grepp!

Geo mendekap Echa lagi, memberinya kehangatan yang menenangkan, sama seperti kemarin.

Echa mendorong tubuh Geo lemah, menolak pelukan tersebut, "jangan... banyak yang lihat,"

Geo malah mengeratkan pelukannya, "Gue nggak peduli "

"Yang gue peduliin sekarang cuma lo" ujar Geo, suaranya terdengar serak.

LOVEPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang