BAB 7 : CIE PERHATIAN

24 6 0
                                    

Sambil baca sambil VOTE dan COMMENT yaa...

Echa berjalan mondar mandir di depan ruangan keramat, ruang BK.

Gadis itu tak bisa menyembunyikan ekspresi khawatirnya. Mengingat Geo terluka karena membelanya, membuat Echa tambah merasa bersalah.

Echa mengangkat tangannya, melihat jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Pukul sepuluh lewat dua puluh lima. Sepertinya sebentar lagi bel akan berbunyi.

Tengg tengg tengg!

Kan, dibilangin juga apa.

Echa tak punya pilihan selain pergi, dan kemudian masuk ke kelasnya.

Sebelum itu, Echa membuka ponselnya, dan mencari nomor tidak dikenal yang untung saja belum dihapusnya.

Nomor ponsel Geo tentu saja.

Nanti jangan pulang dulu, temuin gue di perpus.

Echa tak ingin ada yang melihatnya dengan Geo nanti siang, itu sebabnya ia mengajaknya ke perpustakaan.

Ia bisa pastikan, takkan ada seorangpun yang datang ke sana pada jam itu.

•••••

"Woah, gila!" seru Geo saat jam pelajaran terakhir, Ilmu sosial.

Pelajaran IPS memang akhir akhir ini sering ada jam kosong, karena Bu Ika, guru IPS, sedang mengandung. Sehingga sering mengambil cuti.

"Kenapa?" tanya Zaki kepo.

Geo meletakkan ponselnya di atas meja, "gue diajak ketemuan"

"Perpus?" gumam Zaki setelah membaca isi pesan tersebut, "perpus kan bakalan kosong banget waktu pulang sekolah"

Geo terdiam sejenak, yang dikatakan Zaki benar juga. Itu membuat Geo lebih penasaran dengan perihal Echa mengajaknya ke perpustakaan di jam itu.

"Wahh, Echa... Nggak gue sangka dia seagresif itu. Sampai berani ngajakin lo berduaan" ujar Ricky yang tiba tiba nimbrung.

"Hoi! Kalo nebak yang masuk akal dikit! Gue nggak mau liat muka Geo jadi merah kayak lobster rebus!" seru Zaki, menepuk pelan mulut Ricky.

Terlambat, Geo sudah melakukannya. Geo merasa wajahnya sangat memanas, ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Sial, jelek banget kayak miper!" seru Zaki memukul kepala Geo.

Geo diam, masih dalam khayalannya.

Ricky terkekeh, "kasmaran ya woii"

Geo senyam senyum seperti orang sakit jiwa. Sesekali ia menghentak hentakkan kakinya ke lantai.

"Woi, gue pergi dulu ya!" seru Geo, mengangkat tas hitamnya.

"Kemawhere?"

"Perpus lahh!" 

Geo berlari sambil jingkrak jingkrak, sesekali ia berteriak kencang, membuat orang orang menatapnya.

"Lebih mirip orang sakit jiwa daripada orang kasmaran" gumam Zaki geleng geleng kepala.

"Sedelapan gue"

•••••

Geo menatap jam di pergelangan tangan kirinya, mendapati angka 12.32 disana.

Geo menghembuskan napas panjang. Sudah lebih dsri tiga puluh menit ia menunggu disana, tapi tak kunjung menemukan sosok Echa.

Cklekk!

LOVEPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang