BAB 9 : KENYAMANAN YANG HQQ

27 4 0
                                    

VOMMENT PLEASEUU😊😊

"Lo udah nggak papa, Cha?" tanya Thia, membantu Echa berdiri dari kasur ruang kesehatan.

Echa mengangguk sambil tersenyum, "Iya, gue kuat kok"

Echa memegangi kepalanya yang memang masih sedikit pusing, dengan bantuan Thia, Echa berhasil berjalan ke dekat ambang pintu.

"Oh iya, Thia" panggil Echa, "berapa lama gue pingsan tadi?"

"Hmm, kayaknya 30 menitan lah" jawab Thia mengira ngira.

Echa manggut manggut mengerti, kemudian gadis itu menyingkirkan pelan lengan Thia yang tengah membantunya.

"Gue bisa jalan sendiri" Echa menatap Thia yakin.

"Serius?"

Echa mengangguk, kemudian lanjut berjalan.

Drap Drap Drap!

"ECHAA!!"

Echa menoleh ke sumber suara, didapatinya seorang pria tampan berlari kearahnya dengan penuh rasa khawatir.

"Geo? Kena-" perkataan Echa terhenti begitu saja. Ia dapat merasakan tubuhnya yang menegang seketika.

Ya, baru saja, Geo menarik lengan Echa, lalu mendekapnya erat dengan kedua lengannya.

Baru kali itu Echa merasakan kehangatan yang sangat nyaman, membuatnya tak ingin melepaskan pelukan dari pria itu.

Dag Dig Dug!

Detak jantung Geo terdengar samar samar oleh Echa, membuat wajah gadis itu memerah hebat.

Namun, tak lama ia mendengar detak jantung yang berhimpitan dengan milik Geo.

Dan itu, adalah detak jantung miliknya.

Untuk pertama kalinya, jantung Echa berdetak kencang untuk pria tampan itu, Geofana.

Echa seakan terhipnotis, tangannya tanpa sadar membalas pelukan pria itu. Balas memeluknya dengan lebih erat.

"Cha... Lo nggak papa?" tanya Geo pelan, belum melepaskan pelukannya.

Echa terdiam sejenak, kemudian mengangguk pelan.

Geo tersenyum, kemudian melepaskan pelukannya.

"Gue denger lo pingsan tadi. Gue khawa-"

Sekarang giliran Geo yang dibuat terkejut oleh sikap Echa. Gadis itu kembali memeluk pria itu erat, membuat Echa kembali merasakan kehangatan yang ia dambakan.

"Jangan dilepas dulu" lirih Echa pelan.

Geo tersenyum lembut, kemudian membalas pelukan Echa, "baiklah"

Geo mengelus rambut Echa lembut, sambil tersenyum, ia menenangkan Echa dari isakannya.

"Kenapa nangis?" tanya Geo tenang.

Echa tidak menjawab, ia hanya terisak pelan.

Geo melepaskan pelukannya, kemudian menatap wajah pucat Echa yang tengah menangis.

Geo meraih pipi Echa, lalu menghapus butir air matanya pelan.

"Kok ada cewe kayak lo ya, Cha?" gumam Geo, mengelus kepala Echa lembut.

"Biasanya cewe kalau nangis tambah jelek, tapi kalau lo kok tambah cantik?" goda Geo dengan senyumnya yang selalu tampan.

Echa tersenyum kecil, tapi Geo masih bisa melihatnya dengan jelas.

"Lo kenapa nangis?" tanya Geo lagi, "kangen ya? Sama gue?"

"Bukan!" jawab Echa, suaranya sedikit meninggi.

LOVEPHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang