Run to You

527 23 3
                                    

This world keep spinning faster

into a new disaster

so I run to you, I run to you, baby.

When it all starts coming undone,

baby you're the only one I run to,

I run to you.

~I run to you, Lady Antebellum

***

Aku sibuk! Kampusku akan mengadakan career day dan aku menjadi perwakilan dari himpunan ke BEM pusat. Hari ini rapat divisi, besok sosialisasi, lusa mengerjakan tugas, setelah itu masih ada juga rapat koordinasi dan berbagai forum massa kampus. Bisa gila.

Rasanya ingin kalau sehari bisa punya lebih dari 24 jam, atau kalau aku bisa membelah diri, atau aku bisa tidak tidur. Rasanya terlalu banyak yang harus kulakukan. Hari ini misalnya. PR berlembar-lembar yang harus dikumpulkan besok, ditambah masih ada rapat divisi, kemudian janji bertemu dengan perwakilan divisi keprofesian beberapa himpunan lain. Ugh!

Kenneth.

Nama itu sering melintas begitu saja. Tidak peduli aku sesibuk apa, atau aku sedang berkonsentrasi penuh. Sering kali, setelah itu, pekerjaanku akan terhenti sejenak dan aku memandanginya dalam otakku. Membayangkan rambutnya yang jatuh dengan cantik dan hitam berkilau (sumpah. Sirik banget sama rambutnya) atau bulu mata panjang yang menaungi sorot mata teduhnya, atau suara tawanya.

Oke, stop.

Fokus! Aku harus menyelesaikan PR-ku sebelum rapat dimulai sebentar lagi.

Oh iya! Di mana ya hasil notulensi rapat sebelumnya? Dan mana laporan divisiku? Rasanya tadi kuletakkan disini.

Kenneth.

Dia sedang apa? Kuliahnya sibuk nggak ya? Aku pengen ketemu. Mau cerita, tentang apa saja. Tentang dosenku yang kalau ditanya malah memberikan lima pertanyaan balik, tentang juniorku yang manja, atau mendengar ceritanya tentang asisten praktikumnya yang rese. Itu bukan hal-hal penting, aku tahu. Tapi aku ingin dia tahu tentang hariku. Seperti aku juga mau tahu tentang harinya.

Rapat tinggal 15 menit lagi. Meskipun PR-ku belum selesai, aku memutuskan menutup buku dan pergi ke sekretariat BEM. Aku sengaja melewati gedung teknik mesin. Berharap bisa melihat Kenneth.

Dan kamu tahu, kan, kalau kita mengharapkan bertemu dengan seseorang, biasanya kita tidak bertemu dengan orang itu? Kenneth tidak terlihat sama sekali di sekitar gedung teknik mesin. Pffft, mungkin dia kuliah. Aku melirik jam tanganku kemudian melanjutkan perjalanan, rasanya sih aku hampir telat.

Langkahku terhenti sejenak dan menoleh ke arah gedung teknik mesin sekali lagi

Kenneth, aku kangen.

***

Pengelolaan waktuku payah banget rasanya. Maksudku, setelah aku sibuk, rasanya aku semakin jarang belajar dan semakin banyak tugas kuliahku yang terbengkalai.

Besok kuis, mata kuliah yang susah dan belajar seminggu juga belum tentu bisa. Dan aku baru tahu hari ini. Belajar seminggu saja belum tentu bisa, apalagi cuma sehari.

Tiba-tiba rasanya saja aku sesak napas melihat tumpukan buku, diktat, dan kertas di hadapanku. Meskipun aku sudah mencoba konsentrasi, rasanya tetap tidak bisa. Huruf-huruf di bukuku seperti tidak memiliki arti. Kalimat yang kubaca tidak koheren.

Tiba-tiba aku teringat rancangan anggaran dan biaya career day belum kuterima dari Melissa, bendahara career day. Padahal rencananya, RAB itu akan dibahas pada rapat. Sekarang sudah jam 11 malam. Melissa masih mau mengirim sekarang tidak ya?

The Stories of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang