"Maaf ya kalau aku ganggu waktu istirahat kamu," ucap Farhan dengan sungkan. Matanya menatap lurus, fokus pada jalanan didepannya. Kedua tangannya fokus menyetir mobil.
Denna mengedipkan matanya dengan cepat. Pertanda kalau ia kesal sekaligus canggung dengan keadaan saat ini. Bagaimana Denna tidak kesal? Setelah Farhan tiba-tiba masuk ke kamarnya, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah mamanya.
"Denna, sekarang kita mau kemana?" Tanya Farhan ramah sambil sesekali melirik kearah Denna.
Gadis itu hanya menatap ke jendela, tidak menjawab pertanyaan Farhan. Pria itu pun mengulang pertanyaannya, "Denna, sekarang kita mau kemana?"
Denna pun akhirnya mencoba untuk mengontrol kekesalannya. Ia pun menoleh kearah Farhan lalu menjawab, "terserah." Jawabnya singkat.
Farhan pun tersenyum. Ia paham kalau Denna pasti sangat kesal saat ini, tapi mau bagaimana lagi, Farhan juga tidak bisa menolak keinginan mamanya supaya mereka bisa jalan-jalan berdua.
"Denna, aku gatau harus kemana, apa kamu ada tempat yang mau dituju?" Denna langsung meringis, kenapa pria ini begitu menyebalkan?! Pikirnya.
"Kalau kamu memang ngga niat buat jalan jalan, yaudah gausah jalan. Saya juga ada acara lain kok." Ucap Denna ketus. Ekspresi Denna sulit untuk dikontrol, rasanya, mood Denna sudah sangat hancur hari ini. Farhan yang sudah peka, langsung menghentikan mobilnya, langsung menepi.
"Kamu ada acara lain? Biar aku anter kalau gitu," katanya dengan ramah. Tapi semua keramahan yang Farhan tunjukkan tidak cukup untuk mengembalikan mood Denna. Ia sudah terlalu jengah dan emosi juga, jadilah ia langsung keluar dari mobil.
Tindakan Denna yang tiba-tiba keluar dari mobil membuat Farhan kaget bukan kepalang. Ia juga langsung keluar dari mobil, menghampiri Denna yang tengah memangku kedua tangannya dan berdiri diam di sebelah mobil.
Farhan menatap Denna lekat. Hatinya tiba-tiba terasa perih, melihat Denna yang kini perangainya sangat berubah. "Denna, maaf ya, aku memang gatau harus kemana. Jujur, bukan berarti aku gamau jalan. Tapi memang aku gatau harus kemana, ya takutnya kamu juga mau jalan ke suatu tempat," ujar Farhan agak was-was. Farhan tahu kalau wanita sudah begini, maka ia harus cermat dalam memilih diksi. Salah sedikit saja, bisa menimbulkan perang dunia.
"Yaudah, lagian saya juga udah males. Mas Farhan pulang aja." Denna mulai mengesampingkan emosinya. Ia berpikir kalau Farhan pun pasti mengajaknya jalan karena perintah ibunya, bukan karena keinginannya. Jadi pasti Farhan pun sama tersiksanya dengan dirinya. Denna jadi tidak tega.
"Ngga bisa, Denna. Aku harus antar kamu kalaupun kamu harus pergi ke suatu tempat, tapi kalau kamu gaada acara lain, ayo kita jalan-jalan," Farhan mulai merasa rileks. Mungkin efek dari Denna juga yang tidak terlalu emosi sekarang.
Denna merasa kalau tindakannya salah. Lagipula kenapa ia begitu emosian begini? Kasihan sekali Farhan.. Pikirnya. Denna pun memberanikan diri untuk menatap Farhan, bicara seperti biasanya. Seketika itu juga, pandangan mereka bertemu. Sepasang mata itu beradu, menciptakan suasana aneh yang menggetarkan hati, "e-em gimana kalau kita ke sekolah anakku?" Ujar Farhan cepat, membuyarkan konsentrasi Denna.
Denna pun mengangguk. Mendadak suasana canggung, mendadak Denna juga luluh pada Farhan. Denna melihat Farhan menggaruk tengkuk lehernya, ia berpikir kalau sebenarnya Farhan tidak merasa gatal. Tapi sudahlah, biarkan saja.
❤️❤️❤️
"Ini sekolahnya, mas?" Tanya Denna sesampainya di suatu taman kanak-kanak. Farhan pun mengangguk ramah, "iya, ini sekolah anakku. Ayo turun," ajaknya. Denna pun turun dari mobil.
Selama di perjalanan, tidak ada satupun yang membuka perbincangan. Semua sunyi, dan penuh dengan rasa gugup. Entah, mungkin karena pertama kalinya pergi berdua saja.
"Ayah!" Teriak seorang anak kecil laki-laki yang begitu mirip dengan Farhan. Rambutnya agak ikal, rapi, kulitnya putih bersih dan matanya lebar. Hidungnya juga mancung, pokoknya semua terlihat begitu mirip dengan Farhan. Begitu menurut Denna.
Farhan pun dengan cepat langsung berlari menghampiri sang anak dan berlutut dihadapannya, "wah.. anak ayah ternyata udah selesai belajar ya?"
Denna hanya berdiri diam. Ia terpaku melihat Farhan yang begitu ceria, dan begitu berkharisma saat menunjukkan dirinya sebagai sosok seorang ayah. Ia terkesima dengan pesona Farhan.
Sang anak--Denna tidak tahu siapa namanya, langsung tersenyum dan menjawab dengan ceria, "udah dong yah!!" Anak itu langsung memeluk Farhan. Sang ayah pun memeluknya tidak kalah erat. Denna hanya tersenyum hangat melihat pemandangan itu.
Namun, sejurus kemudian, anak kecil menggemaskan itu sepertinya menyadari kehadiran seseorang selain ayahnya, ia menatap Denna. Seorang gadis yang tampaknya lebih muda dari Farhan, mengenakan dress selutut bermotif bunga mawar, rambut ikal, panjang sepinggang, nan cantik tengah memandangi mereka.
Sang anak pun dengan polos bertanya sembari melepas pelukannya, "ayah, itu siapa?"
Farhan pun langsung sadar kembali kalau ia tengah bersama Denna juga saat ini. Farhan hanya terkekeh. "Mama Denna." Jawabnya singkat, padat, jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Him
RomantizmMenikah itu... Tidak sesulit yang aku bayangkan. Tapi tidak semudah kelihatannya juga. Aku berfikir apakah menikah dengannya merupakan sebuah kesalahan ataukah anugerah... Meskipun dia tampan, semua orang bilang dia sempurna.. Tapi.. Karena, dengan...