I Need Your Help

67 3 2
                                    

I NEED YOUR HELP
☆■○■☆■○■☆■○■☆■○■☆■○■☆

Aku berjalan menelusuri lorong di Pasar Kensington yang banyak menjual berbagai barang apa saja di setiap kiosnya. Mulai dari barang-barang antik, pakaian, sepatu, dan masih banyak lagi.

Pengunjung di akhir pekan begitu padat sehingga aku sedikit kesulitan berjalan, sebab banyak orang-orang yang keluar masuk kios atau berhenti di depan kios sebelum akhirnya memutuskan masuk ke dalam.

Seperti yang sudah ku katakan kepada Freddie sebelumnya bahwa aku berjanji untuk datang ke Kiosnya di hari minggu. Tidak enak rasanya jika aku tidak menepati janjiku.

Pria itu mengatakan bahwa kiosnya berada di lantai paling atas, tidak jauh dari tangga, dan bersebelahan dengan Kios yang menjual barang dagangan edisi terbatas atau barang-barang seni.

Dari luar, kios milik Freddie itu tidak terlalu besar, mungkin sekitar lima belas meter persegi. Di sana dia menjual pakaian Second-hand dengan berbagai model yang unik dan eksotis dari vintage sampai yang terkini. Namun terlihat lebih didominasi pakaian bergaya Retro dan Hippie.

Aku yang datang mengenakan Dress pendek musim panas dengan motif bunga-bunga berwarna oranye segera masuk ke dalam Kios Freddie.

Untuk sesaat pria itu belum menyadari kehadiranku, segeralah aku menghampirinya di meja kasir yang sedang mengerjakan beberapa hal di sana.

"Hello," sapaku ramah.

Freddie yang sibuk dengan pekerjaannya di meja kasir segera mendongak, memandang ke arahku.

Wajahnya terkejut saat mengetahui keberadaanku di sini. "Hai, Sunny, jadi datang," balasnya tersenyum ramah.

Aku yang tak kalah ramah segera menjawab, "Sesuai janji gue sama lo," ucapku.

Dia mengembangkan tawa kecil di wajahnya. "Ah, jadi nggak enak," katanya sambil menunduk cepat.

Aku pun sedikit tertawa. "Nggak kok, gue juga mau lihat-lihat baju," kataku.

Dengan senang hati Freddie mempersilakanku untuk melihat-lihat seluruh pakaian di Kiosnya. "Silakan dilihat dulu. Lo cari apa? Gaun? Jaket? Mantel? Atau Syal?" Tanyanya bersemangat.

Aku tersenyum ringan, "Mungkin gaun? Atau jaket," jawabku yang masih belum tahu ingin membeli apa.

Dia memandangku kilat dari bawah sampai atas seoalah mengamatiku, "Selera pakaian lo bagus," ada jeda sesaat, "gue ada koleksi dress sama rompi buat musim panas di sebelah sini," ucapnya memanduku ke bagian pakaian wanita.

Aku mengikutinya dari belakang dengan kedua mataku yang tak henti melihat ke arah sekitar. Siapa tahu aku bisa menemukan pakaian yang ku suka.

Hampir semua pakaian di kios ini di dominasi jaket, mantel, dan gaun. Meskipun ada beberapa kemeja, kaos, rok, dan rompi yang tergantung di stand hanger, tapi masih lebih banyak tiga yang kusebutkan tadi. Oh, ya, tidak lupa juga beberapa aksesoris seperti tas dan sepatu berbahan kulit yang bisa ku lihat di sini.

Saat Freddie menunjukkan bagian yang direkomendasikannya, aku mulai memilih. Ku ambil satu potong sundress bermotif pola bergaris yang menjuntai hampir menyentuh lantai. Lalu ku memantut di depan cermin yang kurang lebih panjangnya setengah badanku. Rasanya saat aku perhatikan, aku tidak begitu menyukai gaun ini. Jadi, ku letakkan kembali dan memilih pakaian yang lain.

Pakaian yang tergantung di sini sangat beraneka ragam. Mulai dari bahan sutra, velvet, chiffon, satin, dan masih banyak lagi. Ada beberapa pakaian yang terlihat seperti gaun yang mirip dijual di toko Biba dengan konsepnya yang dreamy dan bahannya yang tipis.

TraveLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang