13 - 9 bulan

1.7K 213 14
                                    

ini udah masuk bulan ke 9. perutku semakin sakit dan semakin sering mual.

ini udah masuk tahap konstraksi pembukaan 3. makanya a'renjun udah ambil cuti, bunda juga stay dirumah, kak alizza, juga kak langit udah stay dirumah.

*

bangun-bangun, aku liat bunda di kamar aku dengan tatapan terkejut. dan entah kenapa perut aku sakit banget.

"alissa, air ketuban kamu pecah! ayo ke rumah sakit!" kata bunda sambil bantuin aku duduk.

"iya bun, alissa ganti baju dulu," kata aku maksain berdiri.

"gausah, kamu pakai hijab langsung aja! perut kamu sakit, kan? renjun! sini nak! bantu bunda!" panggil bunda ke a'renjun.

a'renjun datang dengan tergopoh, "alissa kenapa, bun?" tanya a'renjun heboh. kak alizza juga ikut-ikutan datang ke kamar aku.

"woy ali— ALISSA GILA AIR KETUBAN LO PECAH!" kak alizza heboh sendiri. dia gempor. sedangkan aku ngeremes rembes spray gara-gara perutku bener-bener sakit.

sakit banget.

a'renjun dengan cepat langsung ngebopong aku terus bawa aku ke mobil. aku udah keringetan, sakit banget rasanya.

nak, sabar, ya. sebentar lagi kamu pasti melihat dunia.

*

udah berjam jam aku nunggu tapi dokternya— dokter mira— bilang kalo ini belum bener-bener mau lahiran.

"dok ..." kata aku.

"sabar, bu, ini masih pembukaan empat," kata dokter mira.

"sabar anjenk gasabaran lu," kata kak alizza.

*

"dok, sudah saatnya. kepala bayinya sudah muncul." kata suster anya.

"oke, siapkan." jawab dokter mira sambil nyuruh aku mengejan.

"AAAARGH!" aku berusaha buat dorong bayiku keluar.

"ayo nyonya alissa, tarik lagi nafasnya," pandu dokter mira.

"aaargh, saya hhh–" aku narik napas.

"tarik nafasnya lagi, Bu. ayo," suara dokter mira terdengar lagi.

"ayo alissa, kamu bisa sayang," a'renjun megang tangan aku dengan senyum dia.

aku semakin kuat buat narik nafas dan ngehembusin, beribu kali.

tapi nihil. bayiku rasanya tetap tidak keluar.

"aaargh," aku terengah engah.

"pak, lubang untuk melahirkannya terlalu kecil," kata dokter mira. semuanya kabur, penglihatan ku perlahan kabur.

"suster, gunting," kata dokter mira.

suster anya langsung memberi dokter mira gunting.

dokter mira mengarahkan guntingnya ke jalan persalinanku.

ya allah, apa dia akan menggunting nya? aku benar-benar takut.

wajahku? penuh keringat menahan sakit. rasanya seperti puluhan tulangku diremukkan dalam waktu yang bersamaan.

KREK!

"ARGH!!!!!" aku teriak semakin kencang sambil ngeremas tangan a'renjun begitu gunting merobek jalan persalinanku. darah mengucur begitu saja.

"AASH AAAARGH!" aku semakin kenceng narik nafas. dan aku semakin nangis.

demi allah rasa sakitnya sangatlah sakit.

"ayo ibu, tarik lagi nafasnya. jangan teriak terlalu banyak. ini belum seberapa."

"AARGHH AHSHH–" aku ngejerit dan semakin nangis. sakit, sakit banget.

dari tadi, aku lihat a'renjun bener bener semangati aku.

"ini tidak bisa, pak. rahim ibu alissa terlalu lemah sekarang, dan lubang melahirkannya terlalu kecil. saat ini, bapak harus memilih, antara bayi atau ibunya."

dan satu hal yang tiba-tiba melintas di otakku.

ini sama dengan mimpiku.

*

KEPUSINGAN SARJANA GUGEL
PANJANG KAN? BYE

Bidadari Surgaku. [H.Renjun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang