XXI

197 48 7
                                    

jungkook focus

"Tinggal lah di sini,"

Untuk beberapa saat mereka terdiam. Jungkook masih memahami makna setiap kata yang Sana ucapkan, sedang Sana masih menunggu jawaban dari Jungkook.

"M-maaf, aku tak dengar tadi. Bisa kau ulangi?"

"Kau tertidur tadi?!"

Tidak, Jungkook tidak tertidur. Ia hanya ingin memastikan apakah yang ia dengar tadi benar.

Ini tidak seperti mereka tidak pernah tinggal bersama. Bahkan lebih dari separuh hidup mereka habiskan bersama. Jungkook juga sering kali keluar masuk kamar Sana tanpa izin begitu pula sebaliknya.

Namun bagaimana pun mereka tak pernah tinggal dalam satu atap yang sama. Jungkook di asuh oleh kakak perempuan dan kakek dari ibu Sana, singkatnya bibi dan kakek Sana.

Jadi ajakan Sana yang seperti ini cenderung membuat Jungkook salah paham.

Untuk dua orang yang tinggal bersama dalam satu atap yang sama, bukankah bisa dikatakan sebagai pasangan?

"L-lalu aku akan tidur di mana?" 

"Tentu saja di lantai. Tidakkah kau lihat betapa luasnya ini jika hanya di tambah satu matras? Jangan bilang kau berspekulasi akan satu ranjang denganku, Jeon?"

Maafkanlah Jungkook dengan pikiran liarnya. Terlebih lagi jika itu pada kakaknya, yang tak sedarah sekalipun.

"A-apa yang kau bicarakan?! A-aku tid--"

Sanggahan Jungkook terinterupsi kala ponsel milik Sana berdering. Perubahan raut wajah yang gadis itu tampilkan membuat Jungkook berpikir siapa seseorang di seberang sana yang membuat kakaknya menunjukkan ekspresi itu hanya dengan mendapat panggilan telepon.

"Halo, sunbae?"

Atensi Jungkook tertarik pada sebutan yang Sana panggil. Ia tak pernah tahu bahwa Sana dekat dengan lelaki manapun kecuali dirinya, sekalipun itu senior sekolah.

Apakah dia perempuan? Kemungkinannya sangat kecil jika itu lelaki.

"Apa? Maaf suaramu tidak jelas sunbae,"

Jungkook yang merasa tidak ingin peduli pergi menuju kulkas milik Sana, berharap sesuatu dapat ia makan di sana.

Karena jarak yang cukup dekat, Jungkook sebenarnya masih bisa mendengar obrolan Sana dengan seseorang yang berada di ponselnya itu. Samar-samar ia mendengar suara yang sangat berat di seberang telepon.

Jungkook ingin bertanya siapa yang sedang noonanya telepon, sebelum ia menemukan snack dengan rasa pisang di dalamnya. Tanpa ia ketahui salah satu ujung sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman yang menawan.

Ia masih sama.

Sambil mengatur kembali ekspresinya, ia mengambil camilan ringan itu dan kembali duduk di samping Sana.

"Hahaha iya, hah? Apa? M-maaf sunbae-- Jungkook-ah jangan duduk di sini! Sinyalnya buruk ketika kau datang," usir Sana.

"Mengapa tidak noona saja yang keluar?"

dasar bocah sialan.

Gumam Sana dan berlalu keluar kamarnya, menyisakan Jungkook yang sedang berusaha tak acuh sambil memakan snack miliknya.

Tak lama kemudian Sana kembali dengan senyum yang masih tak mau lepas dari wajahnya. Senyumnya sedikit mengusik Jungkook, jujur saja.

"Siapa?"

Existence [ K t h ; J j k  +  M s n ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang