VI

700 111 3
                                    

sana's

Aku menyadarinya. Ada sesuatu yang lain dalam dirinya, yang ia sembunyikan. Sungguh membuatku terkagum bagaimana ia dapat menyembunyikan wajah aslinya dengan baik.

Entah aku juga tak yakin. Hanya saja dari tatapannya aku bisa merasakannya. Bukan, aku bukan cenayang. Namun aku harap itu hanya halusinasiku saja. Ia memiliki cukup banyak teman, tak mungkin ia seperti itu.

Hanya saja kejadian beberapa hari yang lalu saat tak sengaja aku melihatnya saat di kafetaria sekolah. Seperti biasa ia duduk dengan teman-temannya, dan beberapa gadis.

Aku tak tahu apa yang terjadi, yang jelas pasti salah satu di antara banyak gadis di meja itu seperti hendak merebut uang yang Taehyung-sunbae bawa. Sepertinya ia ingin menggantikan sunbae yang hendak pergi membelikan beberapa minuman untuk teman-temannya.

Gadis itu terus saja berusaha membujuk, hingga tak sengaja ia terjatuh dengan uang yang berhasil dipegangnya. Namun nasib baik tak memihaknya, ketika ia terjatuh dan menyenggol meja yang di atasnya terdapat minuman dingin.

Sontak saja sunbae meminta maaf padanya, dan hendak menolongnya sebelum gadis lainnya juga ikut membantu terlebih dahulu. Namun jika aku tak salah ingat, sunbae tersenyum saat itu.

Tak ada yang melihatnya, namun aku merasa ada yang ganjil dengan senyumnya. Karena itulah aku tak bisa meremehkan sunbae dan berpikiran yang tidak-tidak dengan dirinya akhir-akhir ini.

Namun selain itu aku juga terusik dengan sikapnya. Setelah mengenalnya mungkin aku sedikit tahu bagaimana sikapnya. Seperti saat ini, ketika ia terus memandangiku sambil menyesap minumannya.

"Sampai kapan kau akan memandangiku sunbae?"

"Entahlah. Aku hanya tidak ingin menyia-nyiakan ketika ada gadis secantik dirimu di depanku," jawabnya cengengesan.

Belum saja aku memeberikan balasan terhadap ke-cheesy-annya, seseorang di belakangnya meraih bahunya terlebih dahulu. Lagi-lagi aku tak mengenalnya.

"Oh hyung! Sudah sampai?" tanyanya dengan girang.

Oh mereka terlihat dekat. Jantungku rasanya mau copot saja melihat dua orang tampan tepat di hadapanku.

"Oh? Apakah aku mengganggu?" tanya pria tersebut yang mengarahkan pandangannya padaku.

Aku yang merasa sedang diperhatikan hanya tersenyum sambil menggeleng, "Tid-"

"Sejujurnya, iya hyung," saut sunbae.

Aku hanya memelototinya ketika mendengar jawabannya. Ia yang kupelototi justru semakin meledek. Aku memang benar-benar tidak mengerti isi otaknya.

"Sebenarnya hyung, em bagaimana aku menjelaskannya ya," jedanya dengan merangkul pria itu mendekat, "dia paca-"

"Saya Sana. Minatozaki Sana, kelas 2-4," ujarku sengaja memotong ucapannya.

Sunbae malah menatapku serius. Ah tidak, ia tidak seserius itu, hanya candanya saja. Sedang lelaki di sampingnya yang tak ketahui hanya menganga, aku tak tahu pasti alasannya. Namun aku memang cantik. Sangat cantik, dan aku tahu itu.

"Wah Kim, kau tak pernah memberitahuku ada hoobae secantik ini. Dimana kau menemukannya?" tanyanya namun tak memutuskan pandangannya dariku.

Lelaki ini membuatku risih jujur saja. But I should have to act-well mannered, right?

"Ah sudah sudah mulutmu bau, hyung,"

Tiba-tiba saja Taehyung-sunbae mengakhiri percakapan singkat itu dan menarikku keluar dari sana.

Apakah ia sadar dengan ketidaknyamananku?

Aku hanya tersenyum melihat pergelangan kananku yang ia genggam erat. Ia cemburu. Itu lucu.

"Apa yang kau tertawakan? Senang ketika lelaki menggodamu?"

Yah jujur saja kalimat itu sangat buruk, aku akan sakit hati mendengarnya jika itu orang lain. Namun itu Taehyung-sunbae, dan konteks serta suasananya tak terlihat seburuk itu. Jadi tak ku ambil pusing.

Melihat raut wajah dengan alis menautnya semakin membuat diriku terjun lebih dalam mengikuti jalan ceritanya kali ini. Aku hanya menggidikkan bahu dan jalan mendahuluinya, berusaha membuatnya lebih jengkel.

Aku terus meladeninya dengan sandiwaranya, sebelum aku terhenti karena atensiku teralihkan. Sesuatu di bawah pohon Monkey Pod belakang sekolah yang dengan nyamannya bermain gitar. Suaranya samar-samar memang terdengar dari tempatku.

Kedua sisi bibirku terangkat melihatnya, berusaha melangkah mendekat bergabung dengannya. Sebelum seorang gadis berlari menghampiri dirinya dengan sebuah banana milk dan beberapa lembar kertas bersamanya.

Aku mengurungkan niatku mendekatinya. Seulas senyum terlukis di wajahnya. Sesekali ia menanggapi senyum lebar si gadis dengan ringan di sela-sela kegiatan mereka bernyanyi. Mereka terlihat akrab.

Sejak kapan Jungkook akrab dengan gadis?

"Setampan itukah dirinya hingga kau bahkan tak mengedipkan matamu?"

Jujur saja, Jungkook memang lebih tampan darinya. Namun Taehyung-sunbae memiliki daya tarik tersendiri yang aku belum paham. Namun ku rasa daya tariknya sangat kuat, mungkin pada matanya, cara ia memandang dengan cara 'lain'.

"Sana, kau tahu?-"

"Taehyung-ah, cepat kemari!"

Aku tak mengerti mengapa orang-orang senang sekali menginterupsi pembicaraan orang lain.

"Ah iya tunggu!" teriaknya, lalu pandangannya kembali padaku.

"Em... mengapa lelaki yang kau lihat tadi tersenyum sendiri? Kau menyukai orang yang tidak waras?" imbuhnya lalu meninggalkan aku setelah menepuk punggungku pamit.

Tersenyum sendiri? Tunggu. Aku yakin ia bersama gadis tadi. Gadis itu sangat cantik dengan rambut hitam sebahu yang ia gerai. Aku menoleh kembali kemana Jungkook dan gadis itu bersama.

Mereka masih bersama.

Apakah sunbae tak melihat kehadiran gadis itu? []

Existence [ K t h ; J j k  +  M s n ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang