BS _ I🍃

94 18 6
                                    

Kalau ada typo atah ada yg salah tolong kasih tahu ya. Enjoy reading the story.

------------------------------------------------------------------------------

Pagi hari terasa seperti biasa, kabut masih menyelimuti langit, dingin yang mengikat pada apapun yang ia temui, cahaya mentari yang baru menyapa bumi. Selamat pagi, dan mari kita mulai cerita seseorang ini.

seseorang yang sekarang harus terbangun dari dunia mimpi yang selalu dia dambakan. Sayangnya dia masih hidup di dunia yang mengharuskan dia menjalankan segala aktivitas nya.

"Ouh tuhan kenapa pagi hari harus datang secepat ini" batinnya

Ia merentangkan tangannya dan menguap sebelum ia mendengar celotehan ibunya

Meski badannya menolak untuk bangun. Tapi, apadaya ini adalah hari senin dimana ia harus lebih cepat pergi sekolah, karena akan ada upacara pengibaran bendera, dan ia sangat tidak suka dengan kata terlambat.

Ritual dalam kamar mandi sudah ia selesaikan dalam waktu lima belas menit. Mungkin untuk wanita biasa itu tidak terlalu lama.

Tapi untuk laki laki itu lama sekali belum juga wanita harus memiliki waktu untuk merias dirinya agar terlihat lebih cantik dengan sedikit polesan makeup di wajah cantik mereka.

Tapi tidak dengannya, dia tidak terbiasa menggunakan makeup untuk pergi kesekolah. Karena menurutnya itu tidak terlalu penting.

Ia hanya menggunakan sedikit rangkaian skincare untuk tetap menjaga kesehatan kulitnya. Itulah alasannya kenapa teman temannya selalu mengatai dia si anak tanpa wajah.

Tapi dia tidak merasa terganggu dengan kata-kata temannya itu.

Karena dia berfikir, dengan tidak terlalu sering menggunakan makeup itu akan menjaga kesehatan kulitnya dalam jangka panjang.

Walaupun ia anak yang berada, tapi dia malas melakukan perawatan.

Itu hanya membuang uang dan waktu saja. Menurutnya lebih baik menggunakan uang dan waktunya untuk berlibur dari pada untuk perawatan.

Selang beberapa menit setelah ia selesai sarapan, dia pamit kepada ibunya untuk pergi ke sekolah.

*Tiba di sekolah

Ia diantar ayahnya sampai depan gerbang sekolah dengan mobil pribadi sang ayah.

"Ayah jangan lupa jemput aku pulang ya!" Sahutnya sebelum berpisah dengan ayahnya.

"Semoga ayah bisa ya sayang" balas sang ayah sambil mengecup puncak kepala anaknya tanda sayang.

"Hati-hati di jalan" setelah ayahnya keluar dari gerbang sekolah barulah ia berjalan menuju kelasnya.

Saat ia masuk ke dalam kelas, masih banyak temannya yang masih melayang nyawanya terbawa mimpi tadi malam.

Pagi hari mereka jarang bersapa. Karena mereka merasa ngantuk sekali karena masuk sekolah jam 6.30 itu artinya harus datang sebelum bel masuk dibunyikan kalau tidak gerbang akan segera di tutup oleh satpam yang menjaga.

Mereka melaksanakan upacara bendera hingga jam 8.00, itu cukup untuk membuat para murid kesal karena terlalu lama berdiri.

Bel jam pembelajaran pertamapun berbunyi. Inilah tiga jam dalam satu minggu yang selalu membuatnya bosan berada di kelas.

Pelajaran Fisika yang melibatkan banyak rumus yang di turunkan menjadi lebih banyak rumus lagi dibuatnya. Padahal cukup aneh bila anak jurusan ipa tidak menyukai pelajaran peminatannya sendiri.

Tapi itulah dia, anak yang malas menghafal, suka menghitung, tak suka sejarah dan apapun yang berhubungan dengan hafalan dia sangat lemah.

Bahkan untuk mengingat nama temannya saja ia membutuhkan waktu satu bulan untuk benar benar mengingatnya

Ia melewati tiga jam ini dengan susah payah melawan nafsunya yang ingin cepat keluar dari kelas dan sudah terlalu bosan melihat guru yang terus saja mengulang kata katanya itu tanpa menambah bahan ajaran lagi.

"Ah... Melelahkan bagiku menjalankan semua ini sendiri. Jika saja aku bisa menitipkan beban pembelajaran di otak ku kepada yg lain, aku pasti akan bahagia." Khayalnya.

Dia bukan termasuk anak yang sangat rajin, tapi ia memiliki sebuah kegigihan bila sudah menemukan apa yang menurutnya itu menyenangkan untuk dilakukan.

Maka dari itu, dia selalu tidak merasa puas dengan hasil belajarnya selama ini.

Tapi anehnya, dia selalu bisa unggul dari teman-temannya, walau dia tidak menjadi yang pertama di kelas, tapi dia tetap tidak percaya.

Fatya Najma Alana Davidson itulah nama wanita ini. Anak yang duduk di bangku kelas 10 IPA-B di salah satu SMA di kota xx.

Dia lahir di kota ini pada tanggal 11-11-20xx, dia terbilang muda diantara teman temannya, walaupun masih ada yang lebih muda dari dia.

Dia seorang ambiver atau mungkin seperti pertengahan antara introver dan ekstrover. Dia pemalu pada orang yang asing baginya, tapi berbalik 180° bila dia sedang berada di dekat teman temannya. Karena itulah dia di sebut anak yang pecicilan.

Sudah hampir setengan tahun dia sekolah di sini. sudah banyak teman yang dia punya sekarang.

Itu cukup baginya untuk selalu disapa siapapun yg ia kenal jika keluar kelas. Bukan hanya temannya tapi dia cukup di kenal namanya oleh beberapa guru.

Tapi ada satu teman yang selalu menjadi teman cerita nya.

Dia Lulu Zahira Rahmah anak kelas 10 IPA-D. Sayangnya mereka jarang bertemu karena kelas mereka berbeda bangunan.

Kelas Fatya berada di kompek belakang yang langsung bersampingan dengan ruang kepala sekolah dan ada tempat yang cocok untuk duduk bersantai saat istirahat tiba.

Hari itu, kebetulan Lulu mampir ke gazebo dekat kelasnya.

Dia Tak mensia-siakan kesempatan. Dia cepat menghampiri lulu karena banyak sekali cerita yang ingin Fatya obrolkan pada Lulu.

"Lulu!" Panggil Fatya sambil berjalan mendekati Lulu lalu duduk di sampingnya.

"Eh Fatya, mau cerita ya?. Kebetulan banget dong aku juga mau cerita" jawab Lulu setelah melihat Fatya menghampiri dirinya

"Kamu tau ga?" Tanya Fatya pada Lulu.

"Ya ga tau lah! Orang kamu masih belum kasih tau aku" jawab Lulu sambil tertawa di ikuti dengan tawa kecil Fatya.

"Tau ga, kalo ka Ghaly udah punya pacar loh" jelas Fatya seraya tersenyum membawa kabar tersebut

"Apa ?! Ga mungkin dia kan.

.
.
.

Bersambung

Enjoy reading the story
Semoga kalian suka ya
Follow aku ya

Revisi ulang 16 Juni 2020

Bentang Senja (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang