BS_ X🍃

24 13 1
                                    

Kalau ada typo atah ada yg salah tolong kasih tahu ya. Enjoy reading the story.

------------------------------------------------------------------------------

BRAK... Suara pintu di paksa di buka. Menampakan wajah ayah yang terlihat sedang marah. Jujur aku belum pernah lihat dia semarah ini.

"FATYA JANGAN KEMANA-MANA TUNGGU DI SINI. Ayah mau ngomong sama kamu" ayah berlalu melewati ku yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

'ada apa ini? Perasaan ku tidak tenang. Ya tuhan lindungilah aku' batinku. Sungguh aku merasa takut sekarang. Dengan tatapan ayah seperti tadi, astaga ini sangat mengerikan dan sangat menegangkan.

'Apa ini soal ayah yang sering berantem sama bunda akhir akhir ini ya? Entahlah aku juga tidak tahu. Tapi bagaimana jika itu benar?' batinku basih bertanya tanya.

Memang akhir akhir ini ayah dan bunda selalu bertengkar selepas ayah pulang dari kantor. Wajah ayah selalu memerah tanda ia marah. Warna matanya menggelap menandakan memang dia benar-benar sedang marah.

Ayah menjadi lebih sensitif dari biasanya. Dia lebih sering membentak dan memarahi orang-orang di rumah.

Dia datang dengan membawa beberapa map yang aku pikir itu adalah surat-surat penting miliknya. Ayah duduk tepat di depanku. Aku lihat bunda melihat kami dari di kamarnya dari lantai dua. Dan Salma dia belum pulang.

"Fatya aku yakin kemarin kau mendengar percakapan antara Salma dan Satya yang menanyakan siapa dirimu." Dia sedang tidak main-main. Matanya menatapku dengan intens. Jika ayah sudah marah, dia hanya akan memanggil namaku saja. Tidak ada embel-embel sayang ataupun nak.

Dan ya tuhan ada apa ini? Dia sudah tidak memanggil dirinya sebagai ayah. Dan aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan itu.

"Kau ingin mendengar jawaban kenapa kami sangat peduli pada Salma sedangkan padamu tidak?" Dia agak menaikan nada bicaranya.

Jujur aku merasa takut sekarang. Bahasan keluarga menurutku hal yang berat dan terlalu sensitif untuk di bahas saat ini. Aku sudah tidak berani menatapnya lagi.

"Kau tau kan, kalau aku dan fatim sekarang sering bertengkar? Kau tau kami membahas apa?" Dia makin menaikan suaranya. Suaranya menggema, rumah ini terasa sangat sepi sekarang, aku hanya mendengar suara dia sekarang.

"Mas Bram! Mas jangan katakan itu. Aku sudah bilang biar nanti kita bahas dulu" suara bunda tiba-tiba meninggi sambil berjalan mendekati kami di ruang keluarga.

"Untuk apa Fatim? Toh selama ini kita sudah mencoba menutupi semua yang telah terjadi dengan keluarga ini. Dia juga sudah dewasa, aku pikir dia bisa mencerna informasi dengan bijak. Dan aku sudah tidak tahan" tatapan ayah yang teduh seolah benar-benar pergi dari wajahnya itu.

'Tapi apa maksudnya? Memangnya keluarga ini kenapa?' tanya dalam batinku.

"Tapi mas setidaknya tunggu Aksa datang" bela bunda. Bunda mungkin sedang mencoba menenangkan ayah sekarang ini.

Tunggu apa maksudnya dengan Aksa? Ada hubungan apa dengan dia?.

"Si Aksa itu. Kita ga tau kapan dia pulang. Makin lama makin penat ini kepala, cape aku denger pertanyaan para rekan bisnis." Ucap ayah yang sangat terlihat frustasi sekarang.

'sebenarnya ini ada apa?' aku masih belum berani bertanya. Suasana ini terlalu mencekam, aku makin takut.

"Mas, tapi kita kan bisa tunda sebentar lagi." Suara bunda mulai pelan.

"Gak. Keputusan aku udah bulat" tegas ayah.

"Assalamualaikum" salma masuk dan melihat situasi yang tidak mengenakkan ini.

Bentang Senja (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang