BS_ VII🍃

25 14 0
                                    

Kalau ada typo atah ada yg salah tolong kasih tahu ya. Enjoy reading the story.

------------------------------------------------------------------------------

"Aku menyukaimu sedari dulu. Saat aku pertama kali melihatmu. Aku ingin menjadikan kamu seseorang yang penting di hatiku. Bukan hanya sekedar seorang adik kelas dengan kaka kelas"

'Astaga apa apaan ini?' pekik Fatya di dalam hati. Mata Fatya otomatis membulat mendengar penuturannya. Tidak ada selama ini yang dengan beraninya seorang laki-laki mengutarakan perasaannya kepada Fatya. Mereka cenderung memilih mundur sebelum berjuang karena tahu pasti akan di tolak mentah-mentah.

"...ya tapi aku sadar kalau kita ga bisa kaya gitu. Aku sadar kalau masih banyak laki-laki yang lebih baik dari aku. Maka dari itu aku mau mundur. Dan sebelum mundur, sebagai lelaki gentle aku ingin mengungkapkan terlebih dahulu."

Setelah dia menjelaskan tatapan mereka bertemu. Dia tersenyum dan Fatya hanya tersenyum canggung. Ini benar benar awkward. Fatya sudah tidak nyaman dan dia ingin cepat-cepat keluar dari situasi ini.

Setelah keheningan terjadi beberapa saat.

"Ya sudah, kita tidak punya waktu banyak. Lagi pula kau juga harus kembali ke kelas karena masih ada pelajaran kan?. Aku mau pamit. Sekali lagi aku Minta maaf. Dan aku meminta doanya. Aku akan studi ke luar negeri" dia berkata sambil berdiri dan hendak pergi

"Ah... I iya" Fatya yang baru saja keluar dari lamunannya mendadak gugup karena tatapan itu.

"Baiklah aku pamit" dia melangkah keluar ruang tunggu dan aku lega di buatnya.

'satu mahluk sudah hilang, lega rasanya' gumam Fatya dalam hati. Dan soal kepergian dia, Fatya tidak peduli. Sungguh

Tidak terasa hari ujian akhir pun datang. Dimana semua kerja keras selama tiga tahun belajar ditentukan lulus tidaknya dengan ujian ini.

Fatya mungkin tidak terlalu menganggapnya sebagai suatu musibah. Dia akan menjalankan sebagai mana mestinya.

'Your life as good as your mindset'. Moto hidup seorang Fatya. Dimana dia akan selalu berpikir positif dengan apa yang terjadi.

Hari-hari yang cukup menegangkan bagi siswa tingkat akhir. Akan segera selesai. Dari dulu Fatya memang tidak suka pelajaran IPA. Tapi dia tidak suka sejarah. Dulu dia menolak ayah untuk memasukkan fatya ke universitas dengan jurusan manajemen dengan tujuan untuk melanjutkan perusahaan yang sekarang di pegang nya. Tapi sekarang tidak Fatya mengaku tertarik dengan materi pelajaran ekonomi akhirnya dia mengikuti apa yang di minta oleh ayahnya itu.

Yang Fatya sesali adalah ketika dia baru sadar kalau dia itu salah jurusan di pertengahan tahun kelas sebelas.

Tapi bukan urusan yang terlalu penting baginya. Dia hanya ingin cepat lulus dan secepatnya masuk universitas.

Teman-temannya yang selama ini selalu ada di sampingnya sedang tekun mengerjakan soal yang ada di depan mereka.

Tet...tet...tet...

Tanda bahwa ujian telah selesai. Semua siswa disana bertiak girang karena seluruh mata pelajaran sudah mereka lalui. Tinggal mereka menunggu hasil ujiannya nanti.

"Fatya ikut yu, kita makan-makan. Abis ujian gini enaknya makan apa ya" ucap salah satu teman Fatya. Fatya menjawabnya dengan tersenyum dan ia menelepon pa Dani karena dia akan pergi dulu.

"Kita makan ramen ajh gimana trus abis itu makan es krim. Kayanya enak" ucap Illa ke teman temannya.

Usai dari sekolah mereka langsung pergi ke satu restoran ramen yang tidak terlalu jauh dari sekolah.

Bentang Senja (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang