BS_ VIII🍃

27 14 0
                                    

Kalau ada typo atah ada yg salah tolong kasih tahu ya. Enjoy reading the story.

------------------------------------------------------------------------------

Minggu pertama kuliahnya berjalan dengan lancar. Kini Fatya tidak pernah merengek ingin di antar ayah untuk pergi sekolah. Sudah menjadi kebiasaanya, jika sudah siap dengan semua keperluannya kemudian dia pergi sarapan setelahnya dia langsung pergi di antar pa Dani ke kampus.

Dengan sifat ramah yang Fatya miliki, membuat siapapun tidak segan untuk menyapanya. Bahkan Kaka tingkatnya pun tidak segan untuk menyapanya. Sampai-sampai ada yang pernah mengaku bahwa dia tertarik pada Fatya. Sayangnya Fatya tolak begitu saja.

Sekarang dia punya beberapa teman dekat. Yang menurutnya satu pemikiran dengannya. Dan kebetulan mereka adalah kelompok yang di buat saat minggu pertama kuliah. Kelompok itu bertahan hingga saat ini, kedekatan itu menjadi sebuah kebahagiaan bagi Fatya dikala dia merasa sedang bersedih.

Diantara para sahabatnya, salah satunya adalah Dion. Mereka sering ke rumah Dion karena tidak terlalu jauh dengan kampus lagi pula Dion tidak masalah dengan itu. Jadi mereka memilih untuk berkumpul di rumah Dion saja.

Belum lagi mom nya Dion yang sangat welcome pada mereka. Membuat mereka betah berlama-lama di rumah Dion.

"Astaga kenapa tugas yang sekarang seakan-akan tidak pernah habis" ucap salah satu dari mereka.

"Kalo kumpulnya di rumah Dion sih ga masalah"
'HAHAHAHA' ucapan itu mengundang gelak tawa mereka.

"Ko kalian ketawa. Jelas ga masalah wong di sini WiFi ada, makanan banyak, tuan rumahnya baik, tempatnya nyaman. Apalagi yang kurang dari rumahnya Dion coba" ujar dia lagi.

'HAHAHAHA' mereka tetap tertawa mendengarnya.

Tok...tok...tok

"Assalamualaikum" seorang laki-laki masuk ke rumah Dion

"Waalaikumsalam" semua serempak menjawab

Setelah seseorang masuk ke dalam rumah itu. Mereka kembali kepada kegiatan mereka yang sempat terhenti.

Sekarang Fatya merasa perasaan nya tidak enak. Karena Fatya merasa dirinya diperhatikan, dia mencari seseorang yang sedang memperhatikannya itu. Betapa terkejutnya dia saat mengetahui siapa yang menjadi ulah dari semuanya.

'kaka Dion apaan sih liatin aku. Ish ih.. bukan ke aku kali' gumam Fatya dalam hati. Dan berusaha kembali fokus ke tuganya yang tadi.

Semakin sering Fatya dan teman-temannya berkunjung ke rumah Dion. Fatya juga semakin merasa bahwa dia selalu di perhatikan oleh kaka dion yang diketahui namanya itu Satya.

Sampai suatu ketika, Dion mengajak Fatya berbicara di sebuah kafe yang tidak jauh dari rumahnya itu. Fatya bingung kenapa dia hanya mengajak Fatya saja? Dion bilang, dia hanya ingin mengobrol ringan dengannya.

"Fatya, sadar ga ada yang suka merhatiin lo?" Tanya Dion pada Fatya.

"Sadarlah, sadar banget malah. Asli aku tu risih tapi mau gimana ngomongnya?" Dengan sedikit ragu Fatya menjawab.

"Kaka gwe mau ngomong sama lo. Ga banyak katanya, bentar doang ko. Lo mau ya?" Dengan tatapan berharap Dion meminta nya untuk menemui Satya. Fatya hanya menjawab dengan anggukan kecil dikepalanya.

"Lo tunggu di sini. Gwe panggilin dulu ka Satya" ucap Dion bergegas namun tangannya Fatya cekal.

"Maksud kamu kaka kamu ada di sini?" Tanya Fatya yang kebingungan dengan tingkah laku Dion.

"Udahlah itu ga penting yang penting kalian ketemu dulu. Tunggu disini." Setelahnya Dion berlalu keluar kafe.

Fatya mengecek ponselnya ternyata sudah jam setengah lima. Dia tidak punya waktu banyak untuk berbincang.

Bentang Senja (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang