Hal terbodoh yang pernah aku lakukan,
Membuang sebongkah berlian
Demi sebuah besi karatan.oOo
Sejak kelas pertama Pen tidak berhenti meruntuk tentang Ohm yang dicekoki cerita dusta Krist. Pria itu cemberut sepanjang hari mengabaikan Krist yang sudah meminta maaf berulang.
“Bukannya Ohm itu tipemu? Seharusnya kau berterima kasih aku sudah membantumu menjadi lebih dekat padanya,” kilah Krist.
Pen berdecih, tak mengindahkan pembelaan Krist. “Tipe apanya? Dia itu cerewet dan sangat menyebalkan. Siapa juga yang mau dengannya. Alih-alih mencintainya yang ada aku kesal sendiri."
“Apa kau tahu kalau benci dan cinta hanya terpisah benang tipis? Hati-hati, salah melangkah kau terjebak oleh pesonanya. Kalau diperhatikan, Ohm itu tampan, manis dan berkarisma. Siapa coba orang yang tak akan tertarik padanya—”
“Aku,” potong Pen cepat.
“Yakin ...,” goda Krist sambil mengerjap lucu.
Pen mendengkus, mengalihkan pandangannya dari Krist lalu kembali menyeruput ice green tea. Sebenarnya, Krist tak sepenuhnya salah. Kemarin biarpun sesaat Pen merasakan nyaman pada pemuda yang nyatanya rewel minta ampun.
Dia ceria, dan Pen cukup terhibur.
Tanpa sadar, sebuah senyum tipis terulas dibibirnya yang masih mengapit sedotan plastik sebesar jari. Seumur-umur, Pen tidak pernah merasa begitu melambung tinggi karena seseorang. Bahkan ketika Yue memberinya uang saku lebih dia tidak bereaksi sejauh ini.
Lalu sekarang, hanya karena satu orang yang tiba-tiba datang lalu mengaku bahagia bersamanya dia merasa cukup tersanjung.
“Ah, kurasa ada yang benar-benar sedang jatuh cinta,” sindir Krist.
***
Em dan Gun terlihat lincah beradu kecepatan di dalam air sedangkan Singto hanya menatap nanar mereka tanpa niat bergabung walau sudah menggunakan celana renang. Beberapa rekan satu club-nya terlihat bergurau di ujung kolam atau duduk-duduk di pinggiran seperti dirinya saat ini.
Bedanya, mereka duduk sembari bercanda jenaka sedangkan Singto hanya diam dengan berbagai pikiran yang melintas di kepala.
Diam-diam, Singto meruntuki kebodohannya sendiri meninggalkan Krist dan memilih Pie yang nyatanya hingga sekarang tak mencintainya. Wanita itu dusta, terlalu banyak kepura-puraan yang memusingkan kepala.
Krist menolaknya. Dan Singto tak akan menyalahkan pria itu kalau sekarang membenci dirinya. Dia cukup sadar diri, perbuatannya dimasalalu bukan hal sepele yang bisa dengan mudah terlupa.
Singto masih ingat airmata Krist yang mengalir jatuh ke pipi dengan bibir bergetar menahan isak. Wajahnya muram dengan tatapan mata yang berubah sendu.
“Kenapa kau tidak berenang?” tanya Em yang baru tiba di pinggiran bersama Gun.
“Ada sesuatu yang terjadi?” tambah Gun bertanya.
Singto tak langsung menjawab, dihisapnya kuat-kuat oksigen di sekitar untuk mengisi paru-parunya yang terasa menciut.
“Apa ini tentang Krist?” tanya Gun lagi dengan intonasi rendah.
“Aku merasa buruk,” desis Singto serak.
Em dan Gun tukar pandang lalu naik ke permukaan dan duduk di sebelah Singto. “Tentang Pie ... Kami minta maaf,” ucap Em, sebelum Singto menyangkal pria berotot itu menambahkan lagi. “Kami tidak tahu kalau Pie punya rencana melakukan itu. Em ... Yah, kalian memang pacaran tapi tetap saja dia tidak punya hak menjebakmu,” bebernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN [Singto x Krist] (TAMAT)
FanfictionGimana ceritanya kalau mantan harus tinggal seatap? - Krist bekerja pada Peng-ibunya Singto-untuk membersihkan apartemen anaknya yang super kucel. keduanya sama-sama tercengang. Putaran masalalu merasuk dalam kepala. lalu, apakah kisah mereka akan t...