Diam, aku tidak akan memberitahu
Bahwa kenyataan sedang berdusta padanya.oOo
“Cukup. Sekarang coba jelaskan apa yang sedang terjadi.”
Pen memukul meja sedikit keras, menodong Krist untuk menceritakan segalanya. Kepalanya pusing, dalam satu hari ini banyak sekali yang tidak ia mengerti.
Keduanya duduk di kursi bawah pohon taman kampus, semilir angin yang berlalu sesekali merontokan daun yang sudah menguning.
“Sebenarnya ada apa antara kamu sama Singto? Kalian beneran balikan?” tanyanya untuk kesekian kali.
Krist tak langsung menjawab, ia menyedot dalam-dalam milk ice pink-nya terlebih dahulu dengan khidmat.
“Tidak. Tidak ada hubungan apapun diantara kami,” jawab Krist datar.
Pen berdecih, tidak percaya dengan jawaban yang barusaja terlontar. Setahun lebih, Pen tahu hubungan mereka berakhir memalukan. Singto dengan mudahnya melempar Krist dan memilih Nenek Sihir yang terus menggeleot seperti lem tikus pada pria jangkung itu.
Mata Pen menyipit, mengintimidasi pemuda di hadapannya yang pura-pura fokus pada minumannya. “Aku mengenalmu lebih dari siapapun. Dan wajah itu, aku tahu sekali kalau kau sedang berbohong,” decak Pen.
Krist menghela napas terlenih dahulu sebelum menceritakan segalanya. “Aku dan Singto tidak lebih dari sekadar rekan kerja—”
“Rekan kerja?!” potong Pen dengan kening terlipat dalam.
“Ya. Aku bekerja pada ibunya mengurus Singto—”
“Memangnya dia bayi sampai harus menyewa orang segala untuk mengurusnya,” potong Pen lagi.
“Not baby but lazy,” dengkusnya. “Kamu ‘kan tahu sendiri kalau dia orangnya malas. Apartemennya selalu berantakan, jadi ibunya minta aku buat bersih-bersih di sana,” terang Krist.
“Kamu jadi pembantu,” simpulnya.
Krist tak menjawab, ia hanya mengangkat kedua bahu dan kembali menyedot milk ice pink-nya yang tinggal setengah.
“Eh .., tunggu dulu deh. Berarti ... Gedung biasa aku jemput kamu itu ... Tempat tinggal Singto,” simpulnya lagi dengan mata membola.
“Ya. Dia punya apartemen di sana,” jawab Krist datar.
Dan lagi, Pen kembali memukul meja sedikit lebih keras dari sebelumnya. “Apa yang kalian lakukan.” Selidiknya dengan tubuh mencondong ke arah Krist.
Krist berdecak lalu mendorong Pen agar kembali pada tempatnya semula. “Jangan berfikir yang bukan-bukan.”
“Siapa yang tahu. Bahkan setelah dicampakan kamu masih aja suka sama Singto, mana tahu aja, kan ...,” godanya.
Krist tak menjawab, sebagai gantinya matanya menatap tajam Pen yang terkekeh pelan. Sesaat kemudian, pria itu diam dan mencari topik lain.
“Oh iya. Mama suruh kamu main ke rumah,” ucapnya sedikit kesal.
“Aku tidak bisa.”
Pen mendelik, belum sepenuhnya mengerti dengan penolakan Krist. “Kenapa?” tanyanya.
Sebelum Krist sempat menjawab, pemuda itu sudah kembali membuka suara meruntuk membuat Krist spontan mengikuti arah pandamgnya.
Dari pagar kampus, terlihat Ohm berlari kecil menghampiri mereka berdua yang terlihat sedikit kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN [Singto x Krist] (TAMAT)
FanfictionGimana ceritanya kalau mantan harus tinggal seatap? - Krist bekerja pada Peng-ibunya Singto-untuk membersihkan apartemen anaknya yang super kucel. keduanya sama-sama tercengang. Putaran masalalu merasuk dalam kepala. lalu, apakah kisah mereka akan t...