Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Keping 4. Brave

67.2K 6K 172
                                    

"There are those who say fate is something beyond our command. That destiny is not our own, but I know better. Our fate lives within us, you only have to be brave enough to see it."
- Merida, Brave.

Pertemuan tidak terduga itu nyatanya mengganggu lebih dari seharusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuan tidak terduga itu nyatanya mengganggu lebih dari seharusnya. Vianca masih berefek sebesar itu terhadapnya, ternyata. Dan Jagad membenci diri sendiri atas ketidakmampuannya menolak wanita itu, wanita yang sama yang telah membuatnya terpuruk.

Ia memutuskan untuk pulang lebih awal hari itu, toh ia nyaris tidak dapat berkonsentrasi pada apapun seharian ini. Menaiki undakan tangga menuju teras, melewati petak-petak tanaman Kucai di sepanjang sisi mengelilingi beberapa pokok Cemara Udang, Jagad terlonjak saat sesuatu mendarat di kakinya. Makhluk berwarna abu-abu dengan garis-garis hitam itu melompat dari balik bonggol-bonggol besar Cemara Udang dan dengan warna bulu kucing itu sendiri─kembali mengeong, lalu mendekat untuk menggesekkan hidung di kaki Jagad lagi.

"Hush!" Jagad mengusir kucing itu sambil menarik kakinya yang hendak dijilat. .

"Hush! Sama mama kamu, sana. Saya nggak punya makanan."

Seruni, seperti itulah Ayla menamainya berdasarkan nama bunga berwarna cerah─yang sama sekali tidak berkaitan dengan warna bulu Seruni yang justru abu-abu gelap. Jagad mengusirnya dengan kibasan tangan. Ia lelah, ia tidak punya waktu untuk ini.

Namun, Seruni, Uni, seperti pertama kali ia tidak sengaja menemukannya, adalah kucing yang bandel. Ia terus mengekor hingga Jagad menyerah dan merogoh tasnya, coba menemukan sesuatu. Ada sebungkus biskuit susu yang ia sempat lupakan. Dan Seruni menyukainya. Ia menyukai apa saja yang diberikan Jagad untuknya.

Like a mother like daughter.

Jagad segera beranjak dari situ. Ia mendapati Ayla di atas karpet, sedang membuat origami berbagai bentuk, bukan hanya hati.

"Lagi apa?" Jagad bertanya begitu ia berjongkok di hadapan wanita itu, sukses membuatnya melompat karena kaget. Ia melihat beberapa bangau kecil, origami hati, bahkan kincir angin.

Wanita itu cepat-cepat merapikan kertas-kertasnya menjadi satu tumpukan. Untuk anak-anak di toko bunga, ujarnya dengan gerakan tangan. Ayla tidak menjelaskan lebih lanjut, namun samar-samar Jagad dapat mengingat wanita itu pernah bercerita bahwa bunga-bunga di taman yang ia rawat itu kebanyakan mekar bersamaan. Dan Ayla memilih menjualnya ke toko bunga di ujung jalan, dekat pasar.

Kemudian Ayla mengeratkan keempat jarinya dan menekuk jempolnya sebelum mengayunkannya ke depan, menekuk dua jari terakhir lainnya dalam proses. Kemudian memposisikan kedua tangannya seperti menarik pelatuk dari dua buah pistol khayalan di tangan.

Kamu hari ini pulang cepat, ujarnya, menunjuk Jagad seakan menuduh. Jagad hanya tersenyum.

"Nggak banyak yang harus dikerjain."

Paper Hearts (Wattys2019 Winner) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang