Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi

Keping 2: Sugar

86.1K 7.9K 298
                                    

"I could not tell you if I loved you the first moment I saw you, or if it was the second or third or fourth. But I remember the first moment I looked at you walking toward me and realized that somehow the rest of the world seemed to vanish when I was with you."
― Cassandra Clare, Clockwork Prince

Suara TV yang menayangkan film tengah malam terdengar nyaring begitu Jagad menyelipkan diri masuk di balik pintu pada jam satu dini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara TV yang menayangkan film tengah malam terdengar nyaring begitu Jagad menyelipkan diri masuk di balik pintu pada jam satu dini hari. Ia melepas kedua sepatunya dan menaruhnya di rak, lalu berjalan ke ruang tengah sambil melonggarkan dasi. Penat, sahabatnya sehari-hari setiap pulang. Biasanya, ia akan ada di sana setiap Jagad pulang, menawarkan kopi dan makan malam. Tapi malam ini, sudah terlalu larut untuk mengharapkan beberapa suap makanan tambahan.

Sigh, siapa suruh ia harus sibuk mengobrol kesana-kemari dan lupa mengisi perut sendiri. Dan sedikit lobster yang ia cicipi beberapa jam lalu sebagai makan malam singkat benar-benar tidak membantu sekarang.

Seiring Jagad yang membawa kakinya berderap pelan melewati ruang tamu, dugaannya terbukti nyaris benar. Wanita itu telah tertidur, namun bukan di kamar yang mereka tempati melainkan di sofa, bergelung dengan selimut tipis dan TV yang masih menyala. Wanita itu pasti tidak menyadari seberapa keras volumenya saat ini. Ia mengambil remote untuk mematikan TV kemudian menatap wanita itu. Apakah ia harus membangunkannya ataukah ia gendong saja?

Jawaban itu datang lebih cepat dari yang Jagad kira. Ketika Jagad hanya berdiri di sana, termangu, wanita itu merasakan kehadirannya dan menggeliat pelan. Beberapa detik, dan ia kemudian cepat-cepat bangkit duduk.

Selamat datang, sapanya dengan jari-jari yang bergerak asal, mengantuk. Matanya bahkan hampir tidak terbuka sama sekali. Jagad tertawa dalam hati.

Apa kamu mau kopi

"Nggak," ia akhirnya terkekeh, menurunkan jemari kurus kecil itu lagi. "Nggak perlu. Ini sudah malam banget. Saya langsung mandi aja bentar. Kamu tidur di atas, ya."

Ayla mengangguk dan membiarkan suaminya itu menaiki tangga lebih dulu. Ia hanya duduk di sana, mengerjap-ngerjap demi mengumpulkan nyawa dengan tangan memegang perut. Astaga, ia melewatkan makan malam lagi karena ketiduran menunggu Jagad, dan sekarang perutnya bergolak lapar. Beranjak ke dapur, ia membuat setumpuk roti isi dengan selai cokelat seadanya dan memutuskan membuat setangkup lagi untuk Jagad. Dan tidak lupa secangkir... teh. Suaminya perlu tidur.

Ia meletakkan baki berisi makanan tersebut di meja nakas sementara Jagad masih di kamar mandi. Kemeja berbau keringat dan sedikit alkohol terserak di atas tempat tidur. Ayla cepat-cepat memungutnya untuk dikumpulkan di keranjang cucian kotor, lalu ia menggigit bibir ketika gagal memutuskan apakah ia harus mengganti sprei tempat tidur atau tidak.

Bagaimana jika bekas keringatnya menempel dan itu membuat suaminya tidak dapat tidur nyenyak? Tapi ia baru menggantinya tadi sore. Tidakkah itu boros? Mana yang akan lebih disukai Jagad?

Paper Hearts (Wattys2019 Winner) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang