-Prolog-

143 9 4
                                    

New and New, gitu aja terus cerita yang lain digantung mulu.

Maafin author yang gaje bat y.

*********

"Liburan kali ini kemana lo?"
Tasya menolehkan kepalanya yang sejak tadi terus menatap ke layar ponselnya.

"Nggak tahu, nggak ada rencana"
Tasya menjawab seadanya.

"Kamu udah ada rencana?"
Tasya balik bertanya pada gadis berkuncir disampingnya.

Gadis itu seakan memikirkan sesuatu dikepalanya.
"Gue pengen ke Jakarta sih"

"Deket banget"

"Deket juga jarang kesananya pea"
Gadis itu menoyor jidat Tasya dengan jari telunjuknya.

"Fira! Kepala aku udah difitrahin sama Bunda!"

"Bapak lo kaga lo sebutin? Gila ya lo jahat banget lo jadi anak, kalo gue jadi Bapak lo udah gue pecat lo jadi anak gue!"
Gadis bernama Fira itu mengoceh tak jelas sedangkan Tasya mendengus membenarkan kacamatanya yang sedikit miring akibat toyoran dari gadis disebelahnya.

"Untung kamu bukan Ayah aku!"
Fira memutar bola matanya malas, hendak membalas ucapan Tasya tapi sebuah suara menghentikan ucapannya yang baru sampai diujung lidah.

"Hallo--"

"Loh? Ini Kak Wisnu?"

"Kak Farah nya mana?"

"Ohh yaudah nggak papa, Tasya bisa naik angkot kak"

"Iya Kak, nanti aku yang kabarin Bunda"
Tasya mematikan ponselnya lalu memasukan benda itu kedalam tas.

"Kakak Lo nggak bisa jemput?"
Tebak Fira dengan benar.

Tasya mengangguk.
"Kak Farah keseleo waktu lagi angkatin jemuran"

Fira mengangguk paham.
"Untung Bokap gue belum jemput, gue sms dulu deh bilang kalo gausah jemput"

Tasya menatap kearah Fira dengan cepat.
"Loh kenapa gitu?"

"Kan gue mau naik angkot sama lo"
Fira dengan santai menjawab Tasya.

"Loh kalo kamu mau dijemput sama Om Rezki nggak papa, aku bisa pulang sendiri"

"Udahlah santai aja, gue tahu lo jarang pulang sendirian pake angkutan umum kalo nggak kepepet banget"

"Tapi bukan berarti aku nggak bisa pulang sendiri"

"Iya lo mandiri"
Fira berdecak karena terpaksa dengan ucapannya sendiri, ia tahu gadis macam apa disebelahnya ini tak mungkin ia membiarkan Tasya pulang sendirian, ia sudah berteman dengan Tasya sejak dibangku SD hingga gini mereka akan naik ke kelas 9, jadi Fira paham betul segala tetek bengek tentang gadis disampingnya.

"Fira ada angkot, ayo naik!"

*******

Liburan telah tiba, sekitar 1 setengah bulan lagi Tasya baru kembali masuk sekolah dengan tingkatan yang baru disekolahnya.

Keluarganya belum merencanakan apapun pasal liburan,
Alhasil ia hanya duduk ditaman dekat rumahnya disore yang cerah ini.

berbeda dengan Fira gadis itu bahkan menanggapi dengan serius saat Tasya berujar bahwa terlalu dekat berlibur dari Bandung ke Jakarta, dan kini gadis itu sudah berada di negeri Jiran, Tasya menggelengkan kepalanya saat memikirkan bagaimana kehidupan Fira.

Fira memang anak orang terlampau mampu, ayahnya seorang pengusaha batubara dan ibunya seorang desainer cukup terkenal di beberapa daerah.

Terlebih Fira anak semata wayang dari pasangan konglomerat tersebut, jelas apapun yang gadis inginkan hanya akan terwujud dalam waktu singkat.

Dua & SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang