D&S [4]

42 5 9
                                    

-Chapter 4-

********

Hari ini masuk dalam hari pertama Tasya sekolah dilingkungan SMA setelah masa orientasi.

Tasya mengayuh sepedanya berusaha untuk tetap semangat meski ia sendiri takut untuk masuk kedalam gedung sekolah barunya.

Tasya sendiri sebenarnya merasa miris ketika mengetahui bahwa ketakutan-ketakutan dalam dirinya begitu mudah muncul membuat Tasya selalu tak berani menghadapi apapun.

Apalagi ia pernah membaca novel dan film dengan adegan-adegan pembullyan terhadap orang-orang berpenampilan seperti Tasya.

Ketakutan Tasya semakin melebar ketika mengingat hal-hal seperti itu.

Tasya memarkirkan sepedanya diparkiran sekolah, alasan ia ingin menggunakan sepeda ketika berangkat sekolah adalah ia selalu merasa sedih ketika melihat halte, apalagi duduk disana.

Tasya melangkahkan kakinya menuju ruang kelas barunya, kemarin seusai MOS pembagian kelas sudah ditempel dimading hingga sekarang mereka tinggal menempati kelas saja.

Tasya masuk kedalam kelas setelah sempat berdiri ragu didepan pintu kelas.

Pelan-pelan semua murid mengisi bangkunya masing-masing, semua orang duduk dengan teman-teman yang sudah mereka kenal semasa MOS, berbeda dengan Tasya, ia harus duduk sendiri dengan bangku yang kosong disampingnya karena ia tidak mengenal siapapun disini.

Hari pertama, jangan ambil kesan buruk.
Batinnya.

Saat Tasya sedang mencoret-coret garis-garis abstrak dibagian belakang bukunya, tiba-tiba seseorang duduk disampingnya.

Mata Tasya sedikit melebar ketika tahu siapa yang duduk, pria kemarin, Galang!

Tasya duduk dengan tak nyaman, Tasya rasa meja disampingnya kosong, dan yang mengisi adalah pria, tapi kenapa Galang malah duduk disini dengan Tasya?

"Lo keberatan gue duduk disini?"
Ucapan Galang tentu membuat Tasya menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"E-enggak, duduk aja"
Ujarnya pelan.

Tasya merasa semua mata mengamati dirinya dengan Galang, entah karena apa Tasya jadi semakin tidak nyaman.

Galang merogoh tasnya mengambil buku catatannya ketika sadar seorang guru sudah masuk kedalam kelasnya.

Tasya yang juga mengetahui hal tersebutpun melalukan hal yang sama hingga pelajaran pertama dimulai.

******

Jam istirahat pertama sudah tiba, Tasya tidak akan beranjak kemana-mana, ia terlalu takut untuk pergi kemanapun, beruntung ia mempunyai Bunda yang rajin membawakannya bekal.

Tasya yang sadar bahwa Galang masih juga duduk diam sama sepertinya pun segera menatap kearah Galang, yang tengah menatap papan tulis jauh didepan.

Tasya membuka bekalnya, dua potong sandwich segitiga kembali terlihat dipandangannya, sebelum benar-benar memakannya Tasya sadar sesuatu bahwa ia tidak sendirian, artinya ia tidak boleh langsung makan tanpa menawarkan terlebih dahulu sekedar basa-basi, itu sangat tidak sopan.

Tasya melirik kearah Galang yang belum mengalihkan pandangannya sama sekali.

Tasya menyodorkan kotak makannya perlahan kehadapan Galang.
Hingga pria itu menoleh kearah Tasya.

"Kamu... Mau??"
Tanya Tasya pelan.

Galang memandang kotak bekal Tasya sebentar lalu kembali memandang pemiliknya.
Galang mengambil sandwich dari kotak makan Tasya yang disodorkan padanya lalu menggigitnya sambil terus menatap Tasya membuat Tasya kelabakan sendiri.

Dua & SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang