D&S [9]

36 3 4
                                    

Chapter 9!

"Terkadang sedikit pikiran negatif itu diperlukan, sebab dunia tak hanya kamu yang menempati"

*******

Hari ini Galang benar-benar membuktikan ucapanya kemarin, Galang berpindah tempat duduk menjadi disebelah Tama, tempat duduk pria itu memang kosong sejak awal pembagian kelas dikarenakan jumlah isi kelas Tasya ganjil.

Hal tersebut mengundang beberapa pertanyaan para siswa yang hanya bisa mereka pendam tak berani mereka utarakan, sebab si penjawab adalah manusia berhati dingin yang menyeramkan.

Tasya menghembuskan nafasnya pelan, padahal ia tidak berniat menyetujui ucapan pria itu, tapi kenapa pria itu begitu serius menanggapinya.

Tapi apa harus Tasya menghampiri Galang kemudian memprotes tindakan pria itu? Tidak mungkin!

Tasya lebih baik diam dan menurut pada keadaan saja, ia tidak mau memperkeruh suasana yang ada.

Tapi diam-diam ada yang tersenyum senang melihat kejadian yang terjadi diantara Galang dan Tasya.

Berarti Tasya udah nggak punya perlindungan lagi, aman.

*******

"Tasya! Gue mau ke perpustakaan ikut nggak nih?!"
Ghina antusias segera duduk ditempat Tasya yang sekarang kosong.

"Hah? Ngapain?"
Tanya Tasya dengan bingung.

"Ya! Ngapain kek! Baca-baca, lo nggak bosen cuman duduk doang dikelas? Nggak takut ambeyen?"
Tasya melebarkan matanya sedikit mendengar ucapan Ghina lalu menggelengkan kepalanya.

"Nggak usah deh, aku disini aja"
Tolak Tasya.

Ghina menghembuskan nafasnya perlahan.
"Oke deh kalau gitu!"
Ghina segera keluar dari kelas meninggalkan Tasya.

"T-tasya..."
Tasya sedikit kaget ketika tiba-tiba sebuah suara lirih terdengar ditelinganya.

Tasya menoleh dan seketika kaget mendapati Fani yang tiba-tiba memeluk Tasya dengan sangat erat hingga Tasya mengap-mengap sendiri.

"Gue minta maaf atas kejadian kemarin ya sya! Sebenernya gue nggak berniat ngomong kayak gitu, tapi lo tahu kan gimana rasanya lihat orang yang kita suka tiba-tiba deket terus sama cewek lain"
Fani mengucapkannya dengan nada memelas.

"Jadi gue minta maaf sama lo, maafin gue ya, kemarin itu kayaknya gue lepas kendali!"
Tasya hanya bisa menganggukan kepalanya, lagipula gadis ini tidak terlalu menyakitinya, Tasya juga memaklumi jika memang Fani sedikit jengkel pada Tasya, ia yang sudah terlalu berlebihan berdekatan bersama Galang.

"Lo maafin gue kan?"
Tanya Fani dengan suara pelan.

Tasya menganggukan kepalanya pelan sambil tersenyun sedikit.

"Lo beneran maafin gue?!"
Fani kini berteriak excited dihadapan Tasya, hingga Tasya reflek kembali mengangguk-nganggukan kepalanya.

"Sebagai tanda permintaan maaf gue, gimana kalau lo gue traktir di kantin?!"

"Hah? E-nggak, nggak usah--"

"Ayolah sya! Gue bakalan terus ngerasa nggak enak sama lo kalau lo nolak! Lagian lo belum pernah ke kantin kan? Ayo!"
Fani berucap sambil memegang pergelangan tangan Tasya.

"Nggak usah, aku--"

"Jadi lo nggak mau pergi sama gue? Lo masih marah ya sama gue? Makanya lo nggak mau ikut sama gue"
Tasya menghela nafasnya sedikit.

"Sya, sekali aja gue mohon"
Fani menatap Tasya dengan tatapan memintanya.

Tasya menghembuskan nafasnya pelan, kalau sudah seperti ini Tasya tidak akan mampu menolak.
"Y-yaudah kalau gitu tap--"

Dua & SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang