D&S [8]

39 4 9
                                    

-Chapter 8-

"Jangan memaksa agar pemikiranku dan pemikiranmu untuk sejalan, itu akan menyakiti kita berdua"

********

Tasya memarkirkan sepedanya ditempat biasanya, setelah menguncinya, ia kemudian berniat melangkahkan kakinya menuju kelas hingga ia melihat Galang lewat didepannya.

"Galang!"
Tasya memanggil pria itu hingga berhenti melangkah dan menoleh padanya.

Tasya berjalan menghampiri Galang yang tengah menatapnya tanpa ekspresi.
"I-itu, soal kejadian kemarin,aku belum bilang makasih sama kamu, makasih ya"

Galang menatap Tasya sedikit lama, lalu menganggukan kepalanya.
Tasya tersenyum sedikit namun tulus.

Saat itu juga Galang menegang ditempatnya, ia sampai sedikit mengerutkan keningnya karena sesuatu yang baru saja menimpanya.

Saat Galang masih berpikir apa yang membuatnya sampai merasakan sesuatu yang sangat asing baginya, suara Tasya menyadarkannya.

"Galang... K-kamu nggak papa?"
Tasya sedikit bingung kala melihat Galang malah mematung ditempatnya seperti memikirkan sesuatu.

Galang menatap kearah Tasya kali ini lebih lama dari yang sebelumnya, membuat Tasya takut sendiri, kenapa dengan pria dihadapannya, tanpa sadar Tasya memundurkan tubuhnya sedikit.

Galang masih meneliti ingin tahu dimana letak sesuatu yang membuat ia merasakan sesuatu tadi, tapi ia tak menemukannya, yang ia sadari adalah gadis dihadapannya perlahan mundur menjauhinya, saat itu juga Galang paham, ia telah membuat Tasya ketakutan.

Tapi suatu hal lain lebih menyadarkan Galang seketika tubuh Tasya sudah berada sangat dekat dengan tubuh Galang karena tarikan reflek Galang yang mungkin sedikit lebih kuat.

Gadis itu hampir menubruk motor dibelakangnya dan terjatuh jika dia terus mundur.

Tasya menegang ditempatnya, saat ia kini berada sangat dekat dengan Galang, apalagi lengan Tasya masih dicekal oleh Galang.

Tasya mendongakan kepalanya menatap Galang yang kini menatapnya tanpa ekspresi.
"Gue ingetin sama lo sekali lagi"
Ujar pria itu seperti berbisik.

"Hati-hati"
Galang melanjutkan kalimatnya tepat dihadapan Tasya.

Tasya sampai menahan nafasnya, bukan karena apa-apa, melainkan posisi mereka yang menurut Tasya sangat tidak biasa.

Galang melepaskan cekalannya pada Tasya, lalu menatap gadis itu sebentar sebelum akhirnya melenggang pergi dari hadapan Tasya.

Tasya menghirup oksigen sebanyak dan sebaik mungkin, rasanya ia sangat kesulitan bernafas.

Tasya kemudian membenarkan kacamatanya lalu mulai melangkahkan kakinya menuju kedalam kelas.

Tasya merasa aneh saat ia berjalan dikoridor, rasa-rasanya semua orang tengah memperhatikannya, segera Tasya mempercepat langkahnya sambil menundukan kepalanya berharap pintu kelasnya segera muncul.

Tapi sayangnya, saat pintu kelas juga sudah menyambutnya rasa-rasanya, tidak untuk suasana didalam kelasnya sendiri.

Tasya sudah bukan merasa lagi bahwa semua orang dikelasnya tengah menatap kearah Tasya, tapi itu memang benar-benar terjadi.

Segera Tasya menundukan pandangannya dan berjalan kearah tempat duduknya.

"Yakali Galang mau sama dia!"
Tasya bisa mendengar seseorang tengah berujar seperti itu, sangat jelas orang itu sengaja memperbesar volume suaranya.

Dua & SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang