D&S [14]

32 4 5
                                    

-Chapter 14-

'Heart beat fast'

'Colors and promises'

'How to be brave?'

'How can i love when i'm afraid to fall'

'But watching you stand alone'

'All of my doubt suddenly goes away somehow'

'One step closer'

**********

Galang melempar kembali bola basket yang ia mainkan kedalam ring, semua siswi sudah saling memekik tertahan karena hal tersebut.

Ya suasananya memang ramai, karena saat ini sedang jam istirahat.

Tapi Galang tidak memperdulikan itu semua, Galang hanya fokus bermain untuk menekan emosinya, namun yang terjadi malah ia semakin bermain dengan emosi yanh semakin penuh kala mengingat bagaimana interaksi Tasya dengan pria bernama Andra tadi.

Yang membuat Galang marah tak hanya satu hal.

Ia marah saat pria itu memulai interaksi dengan Tasya, dan senyuman juga perkataan yang Andra lontarkan pada Tasya terasa lain dan seakan memancing amarahnya untuk keluar.

Dan Galang merasa tak terima saat Tasya tersenyum pada pria itu, rasanya Galang ingin berbicara bahwa Tasya hanya boleh tersenyum padanya namun tidak bisa ia lakukan.

Disisi lain Tasya yang dari kejauhan juga melihat aksi Galang dengan emosi yang terlihat jelas diwajah pria itu.

Dalam hatinya Tasya masih bertanya-tanya, benarkah pria itu tengah cemburu?

Galang kembali melempar bolanya untuk masuk kedalam ring dan kali ini lemparannya meleset hingga bola itu memantul keluar lapangan dan berhenti dikaki Tasya.

Tasya memandang bola tersebut sebentar lalu menatap kearah Galang yang tengah menatap kearah Tasya, saat Tasya lihat Galang hanya menatapnya intens lalu meninggalkan lapangan basket Tasya tidak ingin tinggal diam, entah apa yang mendorongnya untuk melakukan semua ini sekarang.

Tasya berjalan tergesa-gesa mengejar langkah besar Galang, karena sepertinya Tasya tidak mungkin bisa mengerjar pria itu akhirnya Tasya memutuskan untuk memanggilnya.

"Galang!!"
Setelah berteriak dan memastikan pria itu berhenti Tasya membungkukkan badannya dan tangannya menyentuh lututnya karena ia terlalu cepat berjalan hingga nafasnya ngos-ngosan.

Tidak mau Galang keburu berjalan lagi, Tasya segera berlari menghampiri Galang yang menatap Tasya.

Tasya menatap Galang dengan nafasnya yang tersenggal-senggal.
"K-kamu mau kemana?"

Galang sedikit terkejut, bukan dari sekarang sedari ia sadar bahwa Tasya mengejarnya dan tadi gadis itu memanggilnya hingga Galang merasakan desiran aneh yang membuat tubuhnya menegang.

Galang tak menjawab, ia ingin menunggu apa yang akan gadis itu lakukan.

"Galang?"
Tasya sedikit risau saat Galang tetap diam dan hanya menatap Tasya.

"Galang k-kamu kenapa?"
Galang ingin mengabaikan gadis ini agar Tasya mengerti sesuatu, tapi sepertinya cara seperti itu tidak akan mudah untuk membuat Tasya mengerti apa yang dimaksud Galang.

"Kenapa lo bisa kenal sama cowok tadi?"
Tanya Galang dengan datar.

"Kemarin nggak sengaja kita tabrakan"
Jawab Tasya dengan jujur.

"Boleh gue jujur sama lo tentang satu hal?"
Tasya hanya diam memandangi Galang.

"Gue nggak suka lo tadi senyum sama dia dan gue ingin lo tahu bahwa saat ini gue kesal sama interaksi antara lo dan cowok tadi, anggap gue berlebihan terserah lo gue nggak peduli"

Dua & SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang