Minal aidin wal faizin.
Pengennya sih besok di publikasi, karena besok hari kemenangan dan sibuk kesana-kesini mencari ampau(aku juga) aku majuin:)
(p^ェ^q)
Cklek!
"Aku pulang."
Entahlah, sudah berapa kali Eric pulang ke rumah mertuanya. Mungkin sekitar berkali-kali ke sana untuk menjemput seseorang yang menantinya.
Greb!
"Mmmh... Kangen...", kata orang yang sedang memeluknya.
"Pulangnya kok cepet banget bang?" tanya adik iparnya.
"Hu um, aku di spam sama mbakmu ini," Eric lalu menunjukkan deretan pesan singkat yang dikirim berkali-kali.
"Wow, mending aku streaming drama koreya daripada habisin kuota untuk spam orang," kata adik iparnya yang berlalu.
"Tidur..."
"Hum?" dia kebingungan.
"Tidur." kata Syiva.
"Mau tidur?" Syiva lalu mengangguk.
Di kamar, Syiva memeluk dengan erat bagai memegang balon berisi oksigen. Syiva tidak mengendurkan pelukannya walau sebentar.
"Yang, lepas dulu pelukan mu, aku mau ganti baju."
"No."
Tangan Syiva bergerak lambat membuka kancing kemeja yang dipakai Eric. Cepat-cepat diambilnya kaos yang nyaman untuk Eric pakai.
"Mmmh..."
Syiva bergeming di pelukan Eric, sekitar 30 menit kemudian, Syiva tertidur pulas.
Dilepasnya kacamata yang menggantung indah di mata Syiva, lalu menyelimutinya, tak lupa Eric mengecup pipi dan perut besar Syiva.
Setelah itu pelan-pelan dia beranjak keluar rumah. Tinggal menyebrang jalan yang sepi Eric sudah sampai di rumah orang tuanya.
"Sudah pulang nak? Syiva nggak di ajak kesini?" tanya bundanya yang sedang menikmati teh di dapur bersama suaminya.
"Syiva tidur bun," lalu dia menuju kamarnya yang terletak di lantai 2.
Di kamar, dia berkutat dengan meja arsiteknya, besok dia harus selesai dengan model bangunannya.
2 jam berlalu, dia dikejutkan oleh Syiva yang sudah di depan pintu.
"Eh? Yang? Ngapain ke sini?"
Greb!
Syiva tidak menjawab, hanya memeluk dengan tiba-tiba.
"Kamu tidur gih di sana," Eric lalu menuntun Syiva ke kasur.
"Mau ke mana?" Syiva menarik ujung kaos yang dikenakan Eric.
"Ehhehehe... Nggambar," Syiva cemberut dan memeluk pinggang Eric yang tengah duduk di pinggir kasur.
"Temenin..." Eric pasrah dan menaiki kasur, dipeluk kepala istrinya dengan sayang.
Dikira cukup lama untuk menemani tidur istrinya, Eric turun dari kasur dan menyibukkan diri dengan meja arsitaknya.
"Hmm... Tadi sampai mana ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Birth[Oneshoot]
Short Story"Haaah... Haaah..." "Siapa saja tolong bayi ku..." _________________________________________ Typo seperti bunga sakura, bertebaran. Jangan lupa mampir di profil aku. Hanya fiksi. # 3 - Cerpen, 30 Mei 2020 # 1 - Oneshoot, 6 Maret 2021