4-You Must Strong

57.8K 483 33
                                    

(p^ェ^q)

"Anna!"

Tap... Tap... Tap...

"Where are you?"

Sudah 30 menit aku mengitari hutan lebat ini, mencari Anna yang pergi entah kemana. Karena kesalah pahaman ku di Villa aku menyalahkan Anna yang tidak tahu apa-apa. Berkat sahabat ku Chen, aku menjadi mengerti dan paham.

Teman-teman yang lain berpencar mencari Anna, insting ku mengatakan kalau Anna pergi ke barat. Hari semakin malam, aku mempercepat langkah ku mencari Anna.

"Emmmh..."

"Enggggh..."

Aku mempertajam pendengaran, berusaha menebak suara yang bercampur dengan suara nyaring Tonggeret. Aku mengarahkan senter yang ku bawa arah jam 9.

Disana ada seorang wanita yang bersender di pohon besar sedang memegangi perut besarnya.

"ANNA!"

Aku melesat menghampiri Anna yang sedang kesakitan.

"Anna, kamu tidak apa-apa? Maaf kan aku tadi."

Anna sibuk menahan sakit, dia tidak menggubris perkataan ku.

"Maaf Anna, tadi itu kesalah pahaman."

Anna tetap seperti tadi, tidak menggubris perkataan ku. Bedanya dia mulai menyentuh tangan ku.

"Rey... Haaah... Haaah... Tolong selamatkan bayi ku."

Aku mengangguk dan susah payah menggendong Anna.

"Jangan khawatir Anna."

Karena Anna tidak kuat dan Villa cukup jauh, aku menemukan gubuk dekat dengan sawah. Anna  berbaring di jerami yang berserakan, aku berusaha menelfon Chen dan yang lainnya, namun sinyal disini tidak ada.

"Rey... Engggh... Ini sakit sekali..."

Anna sedang merasakan kontraks saat ini, air ketubannya pecah beberapa menit yang lalu. Aku keluar masuk mencari sinyal untuk menghubungi teman-teman.

"AAARGH!"

Teriakan Anna membuat ku masuk ke dalam gubuk. Aku mendekat, berusaha menenangkan Anna. Ada yang harus aku sampaikan ke Anna, semoga dia kuat.

"Anna, tidak apa-apa kan kamu melahirkan disini?"

Anna terlihat pasrah, walau pun aku dokter hewan aku bisa membantu persalinan seseorang. Aku menyibak rok Anna, menurunkan pakaian bawah yang dia kenakan. Kakinya ku tekuk lalu ku buka, aku memasukkan jari ku ke dalam milik Anna. Bukan apa-apa, hanya mengecek bukaanya saja.

Dirasakan jari ku menyentuh kepala bayi, mungkin nanti subuh bukaanya lengkap.

"Anna, bertahanlah sampai subuh. Bukaan mu masih kurang."

Anna menggelengkan kepalanya, dia tidak sanggup menahan kontraks. Anna meraih tangan ku, aku membalas genggaman tangannya yang bergetar.

"Rey... Sakit..."

Aku mengusap kepalanya, meletakkan di dada ku, dan berbisik pelan.

"Bagaimana jika kita rangsang."

Mungkin terdengar ambigu di telinga Anna, sebuah tangan malayang dan mendarat di paha ku.

Plak!

"Aku sedang kesakitan Rey! Tapi kamu malah ingin yang enak!"

"Hahaha!"

Anna terlihat gelisah, dia menengok kanan dan kiri berusaha melihat luar.

"Sekarang jam berapa Rey?"

Birth[Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang