20🌻Kamu

292 70 7
                                    

Aku cuma buruh penghargaan terhadap buku ini aja. Sekian.





🌻🌻🌻

Hari ini danar di depan teras rumahku, setelah hampir 1 bulan lebih hilang.

"Kabar kamu gimana?" Tanyanya

Harusnya aku yang tanya bukan?

"Kabar kamu gimana?" Tanyaku balik

Danar ketawa belan dan membenarkan posisi duduknya "kenapa kamu kayanya seneng banget nanya balik? Aku ya begini" jelasnya

Danar kurusan, di bawah matanya juga hitam. Dia pasti kurang tidur dan kelelahan pastinya

"Aku ga nyuruh kamu untuk cerita danar, tapi kalo kamu mau cerita aku pasti ada" titahku sambil menatapnya lembut

Aku tau danar sedang merasa kesepian, rindu pada Mamahnya.

Aku tau danar rapuh, dalam sorot matanya teduh, banyak kesedihan Disana.

"Mamah sehat, yang aku tau mamah itu sehat. Aku ga pernah tau mamah sakit, kita jarang berinteraksi itu karna aku terlalu malas.

Pada hari itu aku berniat pulang, sekedar ingin melihat mamah. Papa dan mamah pisah sejak aku smp. Papa hidup dengan istri barunya dan aku tidak peduli itu, tidak peduli sama sekali.
Mamah memutuskan tinggal dengan nenekku, dan aku juga harus ikut tinggal Disana karna aku juga gak akan mau tinggal sama papa.

Muak, aku ga suka papa yang kasar terus sama mamah. Papa yang terus ngomong kata kata yang gak Pantes ke mamah, aku gak suka makanya waktu mereka menggugat cerai aku langsung setuju, karna aku gak mau mamah sakit terus.

Dan kenyataannya aku baru tau mamah sakit setelah kemarin nenek bilang, mamah sakit kanker rahim. Kamu tau yang aku rasain cuma Nyesel din, kenapa aku terlalu acuh sama mamah? Sampe aku anaknya gak tau kalau mamah punya sakit parah kaya gitu?"

Aku tetep mendengarkan ucapan danar, suara danar mulai serak lama kelamaan, matanya juga berkaca kaca.

"Aku anak gak tau di untung din, aku anak durhaka din, aku ga Pantes jadi anak mamah din. din kalo aja aku tau mamah punya penyakit itu din pasti aku gak akan Semenyesal sekarang. Din ak—"

Aku menarik danar kepelukan, cukup danar jangan nyalahin diri kamu sendiri. Cukup

"Sttt, udah gak usah nyalahin diri sendiri" aku berusaha menenangkan danar yang sepertinya sudah mengeluarkan suara isakan

"Tuhan sayang sama mamah kamu danar, mamah kamu juga sayang sama kamu, dia gak mau kamu khawatir dengan tau penyakitnya. mamah kamu cuma mau kamu fokus sama sekolah. Biar kamu jadi orang yang sukses

Ini bukan semuanya salah kamu, jadi stop nyalahin diri sendiri. Kita pasti punya salah kan, sekarang yang harus kamu lakuin cuma ikhlas dan berdoa buat mamah kamu. Bukan nangis kaya gini. Danar yang aku tau itu kuat"

"Din mamah, gara-gara ak—"


"Danar udah, ini bukan salah kamu. Cukup nyalahin diri kamu sendiri, dengan nyalahin diri kamu sendiripun gak akan ada yang bisa di rubah itu cuma bisa memperburuk keadaan

Mamah kamu juga pasti udah maafin kamu danar, gak ada seorang ibu yang membenci anaknya."

Aku mengelus pelan punggung milik danar, isaknya mereda, tapi begitu aku ingin melepaskan pelukan kami tangan danar malah menahan, seraya menolak melepas.

Ini anak kenapa si?


"Din, mau janji sesuatu?" Tanyanya dengan bergetar

Aku menaikan alis, "janji apa?"




"Jangan pergi,"
"Aku mohon, cukup mamah dan jangan lagi"



Danar aku bahkan engan untuk pergi, terlalu nyaman untuk aku tinggali. Aku tidak akan pergi danar, tidak akan pergi meninggalkan mu.


Aku menautkan jari kelingkingku pada kelingkingnya "aku janji"












Kesalahan terbesar adalah tidak peduli pada sekitar, padahal manusia tidak bisa hidup individual-danar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kesalahan terbesar adalah tidak peduli pada sekitar, padahal manusia tidak bisa hidup individual
-danar







DANAR
©Iniguee



MANA NII YANG NUNGGUIN DANARRR BALEEKKKKK???????????

DANARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang