Sumpah danar sudah sinting kayanya.
Aku seharian pening rasanya.Paginya danar membuat gampar seluruh sekolah karna megengamku, dan setelah istirahat dia berantem.
Gak habis pikir aku sama itu anak, maunya apa si? Kerjaannya bikin aku uring uringan terus.
Dan lagi-lagi berantem dengan juna, mantan ku.
Iya juna memang mantan ku, tapi kan itu dulu waktu jaman smp sekarang kan sudah sma, lagi pula sekarang aku sudah sama danar.
EHHH APA SI KO SAMA DANAR
Aku lama lama ikutan gila kaya danar.Dan sekarang tugasku terpotong gara-gara danar minta di obati, dia sendiri yang cari ulah malah aku yang di suruh obatin lukanya.
Iya kelas sudah kosong, jam sekolah sudah selesai dan sebenarnya ini waktunya aku untuk pulang tapi karna anak yang ada di depan ku sekarang, aku malah masih tertahan di kelas, berdua pula.
"Mending gak usah ngobatin deh kalo kamu lagi kesel, jadi aku yang sakit" kesal danar
Loh kok jadi dia yang kesal? Kan harusnya aku?
Danar mengambil kapas yang ada di tanganku cepat, lalu dia mengobati lukanya sendiri.
"Iya-iya aku minta maaf, sini Kapasnya aku obatin lagi"
Danar mengasih Kapasnya dengan wajah masih cemberut, apa apaan ini anak jadi seperti anak kecil saja.
"Kamu ingat gak aku pernah bilang kalo gak suka kamu berantem?" Tanyaku sambil tetap mengobati luka lebam yang ada di pipi danar.
"Ingat" balasnya pelan sambil meringis
"Terus kenapa berantem?" Tanyaku
Dia diam, gak jawab.
Kan mulai lagi.
Danar selalu begini, tiba-tiba banyak omong, tiba-tiba pendiam, tiba-tiba nyebelin, tiba-tiba bilang, semuanya tiba-tiba.Emangnya aku dewa dewi apa bisa tahu dia kenapa, aku kan juga manusia biasa yang kalau ga di kasih tau lebih dulu aku gak akan tau dia kenapa.
Danar masih tetap diam sampai aku selesai mengobati lukanya, aku gak memaksa buat dia bilang biar tunggu dia bilang sendiri.
Aku dan danar jalan di khoridor sekolah sampai parkir, dia memakaikan ku helmnya dan aku segera naik ke motor CBR milik danar.
Di perjalanan juga kami gak banyak omong, aku dan danar masih sama sama tetap diam.
Jujur, aku sedikit tidak suka jika danar diam tanpa suara begini. Karna terlalu sering mengoceh setiap hari jadi aneh kalau dia diam.
Sampai di depan rumah aku langsung melepas helm yang danar pakaikan tadi, dan memberikannya pada danar. Berniat setelah mengucap makasih eh danar malah nahan tanganku
"Juna masih suka kamu,"
Aku langsung kaget, kata siapa sih?
"Juna bilang sendiri sama aku"
Juna Sinting ya, cari gara-gara aja sama danar.
"Katanya kalian dulu saling sayang terus juga kamu cinta banget sama Juna"
Ya itu kan dulu danar sekarang udah enggak, aku kan udah ada kamu ngapain masih suka sama Juna juga.
"Aku gak terima Juna bilang gitu, karna aku tau kamu pasti udah gak suka dia jadi tadi aku kelahi"
Ya emang aku udah gak suka Juna, tapi kan caranya gak harus langsung berantem danar.
"Kamu jawab dong, jangan diem aja. Apa jangan-jangan kamu Beneran masih suka Juna ya?" Tuduhnya
"Apa sih, ngaco"
"Juna bener ko gak salah" ucapku tegas dan dapat balasan kaget dari danar
"Jadi Beneran kamu masih sayang sama Juna?" Tanya dia kaget
"Iya bener" wajah kelihatan kecewa pas aku jawab gitu, dalam hati aku sih ketawa.
"Tapi dulu, duluuu banget pas waktu smp danar sekarang udah beda aku udah ga punya perasan apa apa lagi sama Juna, semuanya selesai
Sekarang ya sekarang gak ada kata dulu lagi, jadi gak usah kecewa gitu mukanya" ucapku sambil ketawa pelan
Terus danar malah senyum-senyum
"Nadin" kata dia
Ini anak aneh lagi pasti.
"Aku cinta kamu" terus dia langsung pake helm dan ga di buka kacanya
Kan gak jelas anaknya
"Danar kamu kenapa sih?"
"Gak usah di buka kaca helmnya nadin" tolak dia pas aku ketuk ketuk kaca helmnya
Siapa juga yang mau buka kacanya, Geer banget.
"Kenapa emangnya?"
"Aku malu"
Kan yang harusnya malu aku, kenapa malah danarrrrrr
Diam diam aku kembali senyum karna danar lagi.
Jadi ini ekspresi danar pas nadin bilang masih sayang Juna, GemAsyssssss
DANAR
©Iniguee