19🌻Kamu

295 57 1
                                    

Sekarang aku sama danar ada di depan rumah, tadinya dia mengajak untuk makan di luar tapi aku nolak, aku gak mau.

"Kenapa berantem?" Tanya ku pelan, aku ga berani natap bola mata milik danar.

"Dia Nantang," jawab dia  "nadin jangan marah" lanjutnya


Aku diam, gak tau mau ngomong apa.

"Nadin" panggil dia

"Jangan marah ya,"lanjutnya lagi

"Aku gak marah, cuma gak suka" jawabku pelan.


"Din, mau janji?"


Aku langsung natap danar.


"Jangan pergi ya"


Dia kenapa sih? Aku kan gak kemana-mana.






🌻🌻






Kalian tau, sejak hari itu danar hilang lagi.
Gak ada pesan masuk dari dia, bahkan telfon juga gak ada.

Danar hilang lagi seperti waktu itu.

"Zidan" teriakku di khoridor sekolah

"Wes santai din, kenapa?"

"Danar kemana?"

Zidan melirik ke arah Danu dan bayu bergantian, mereka kenapa sih?

"Udah 1 bulan gak masuk, dia kemana?" Tanyaku lagi

"Danar kerumah neneknya" jawab danu

Kerumah neneknya kenapa lama banget?

"Dimana rumah neneknya?" Tanyaku

"Jauh, mamahnya danar meninggal" sambung bayu










Aku diam sampai akhirnya zidan, danu, dan bayu pergi.


Danar, kamu baik baik kan?





🌻🌻





Aku sekarang berada di balkon kamar, ragu untuk kirim pesan ke danar.

Tapi sepertinya aku harus tanya dia lebih dulu, aku tau danar lagi gak baik-baik aja sekarang.







Danar
Kamu baik baik aja kan?
Danar, jangan lupa makan.





Selang beberapa menit ada panggilan masuk








Danar is calling...








"Halo, danar"





"Kamu udah makan?" Tanya dia



Gak danar harusnya aku yang tanya itu

"Kamu udah makan?" Tanyaku balik




Dia ketawa pelan, "kok malah tanya balik"
"Belum"






"Danar, aku mau kamu kuat ya"




"Din mamah," ucap danar sedih






"Iya aku tau, kamu yang kuat"










"Din," ucap dia lagi







Malam itu aku mendengar danar menangis, benar-benar menangis. Kali itu danar benar benar rapuh.















DANAR
©iniguee

DANARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang