sekarang aku di kelas dan duduk di bangku, hujan di luar, deras sekali.
cuaca akhir akhir ini memang sedang tidak baik, beberapa detik aku termenung menatap jendela, bel pulang berbunyi.
"din, kamu pulang sama siapa?" tanya almira yang duduk di belakang ku
"gak tau, nunggu hujan reda kayanya"
"mau bareng ga? tapi aku bareng danu" tawar karina, detik kemudian aku menggeleng.
almira juga pasti pulang dengan badai, lagi lagi aku berakhir menunggu di kelas sampai hujan reda.
terus tiba-tiba handphone ku bunyi
ada panggilan suara dari zidan.
"halo"
ko gaada suaranya?
"zidan, kenapa?"
aku diam, ini zidan ngerjain aku apa gimana.
"halo zid—"
"dimana?"
ini bukan zidan, suaranya beda.
"ini siapa?"
"dimana?"
"kelas"
panggilan ter-putus. aneh
dan ga lama kemudian, bukan zidan yang muncul di depan pintu kelasku, tapi malah danar.
anak itu lagi.
danar jalan mendekat ke arahku, lalu duduk di bangku milik karina.
"ga punya kuota, jadi telfon pake handphone zidan" kata dia sambil mengacak ngacak rambut miliknya yang basah
"terus kenapa bilang?"
anak itu diam.
"pulang ga?" dia ngomong lagi
"nanti tunggu hujan reda" jawabku
terus danar diam duduk di sampingku, "ga pulang?" tanyaku balik
"nanti tunggu lo pulang" jawabnya
DANAR
©iniguee
KAMU SEDANG MEMBACA
DANAR
Fiksi Penggemarft jaemin, Danar itu gak bisa ditebak. ©iniguee,2018 [END]