Chapter 8 - DANCING UNDER THE MOONLIGHT

162 7 0
                                    

Naruto mengutak-atik dompet kodok miliknya, raut mukanya tampak menyedihkan. Ia kembali melirik kearah temannya yang ada dihadapannya yang sedang memeluk posesif wanita yang sedari tadi sudah tampak kelelahan dan terlihat ingin pingsan karena pelukan dari lelaki posesif itu. Lelaki itu menatap tajam ke arah naruto, naruto membalasnya dengan senyuman sambil menggaruk-garuk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"na-naruto-kun? A-apakah ti-tidak cu-cukup?"

Naruto masih tersenyum sok polos lalu senyum itu berubah menjadi kecemberutan lalu ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"tch—kalau begitu bilang dari tadi."

Sasuke beranjak dari tempat duduknya lalu menarik tangan hinata keluar toko, sedang naruto mengikuti mereka dari belakang. Tiba-tiba hinata menahan pegangan sasuke sehingga membuat sasuke menoleh kearahnya, dengan kepala yang masih tertunduk hinata berkata dengan malu-malu.

"ka-kalau t-tak ke-keberatan. A-aku akan me-masak-kan ka-kalian mo-mochi sa-sakura."

Sasuke masih terdiam mendengar ucapan hinata sedang naruto langsung tersenyum sumringah.

"YATTTAA! Kalau untuk membeli bahan akan cukupppp! Untung ada hinata!"

"a..ah..i-iye' na-naruto-kun."

Naruto menyandarkan salah satu tangannya kebahu hinata sehingga membuat hinata semakin malu-malu dan memerah, seulas senyuman ia sunggingkan dan tatapan cinta masih ia tampilkan. Sasuke melihat pemandangan itu, entah mengapa ia terlihat sebal, lalu ia menarik cepat hinata agar kembali kedekapannya, hinata sontak kaget.

"sudah cukup tertawanya, ayo cepat bergerak."

Sasuke membopong hinata lagi ala bridal style, sedang naruto menatap temannya itu kebingungan. Lalu dengan cepat mengikuti sasuke yang sudah melompat dari 1 dahan ke dahan lainnya.

Pasar didesa ini cukup ramai, mungkin desa ini sudah dekat dengan daerah demons. Dan akhirnya sebentar lagi mereka sudah sampai, hanya berharap kalau-kalau tak akan ada halangan yang berarti lagi yang menghadang mereka. Itulah harapan mereka.

Hinata masih sibuk mencari bahan untuk membuat mochi sakura. Sasuke dan naruto menunggu disebuah pohon diujung pasar desa tersebut.

"ne...teme, hari ini aku akan pulang. Kurasa aku sudah mendapatkan jawabannya."

"hn,"

"kau, jagalah hinata-chan. Dia gadis yang baik."

"hn,"

"dan juga...shion-san. Tolonglah dia, tapi...aku masih bingung, kenapa dia melupakanku?"

Sasuke terdiam lalu ia melirik naruto. Seorang miko memang tak boleh terlibat dengan kisah cinta karena mungkin dewa akan cemburu. Tapi, shion sendiri pernah bilang ingin naruto tinggal didesa demons bersamanya. Sungguh ironis bukan?

"kau harus memecahkan misteri ini teme. Si nenek tsunade terlihat stress. Dia mengira kau adalah kambing hitam dibalik kematiannya. Dan lagi, klan hyuuga juga sepertinya dijadikan tuduhan, mengingat arwah seseorang mengusik kalian."

"hn, tak perlu khawatir dobe. Aku tak mengenalnya."

"ahhh...apakah ada hubungannya dengan otogakure?"

"aku juga mengira begitu dobe."

Suasana hening seketika, sekelebat pemikiran ada di otak mereka. Apa yang sebetulnya diinginkan arwah penasaran shion? Naruto mengembara kelamunannya, tadi malam ia sempat bermimpi,, namun ia yakin sekali bahwa itu bukan mimpi. Naruto bermimpi bertemu dengan seseorang yang cantik dan mengaku seorang dewi alam, naruto tak habis pikir dengan apa yang gadis itu katakan.

 The Bell Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang