"ohayou gozaimasu! Onee-chan sudah menyiapkan semuanya..ayo masuk, tidak usah sungkan." Hyuuta menampilkan senyum paling cerah yang dimilikinya. Peri-peri mungil yang didepannya tampak kegirangan dan segera melepas alas kaki yang mereka kenakan. Bukan sandal kayu, sepatu kulit atau sepatu yang layak pakai melainkan hanya sebatas daun yang dirajut dengan akar gantung atau bungkus makanan.
Di paviliun ini, hanya terdapat 1 tempat yang menurut hyuuta sejuk dan menyenangkan, yakni teras paviliun. Karena didepan paviliun itu sendiri terdapat sungai yang tenang dan pemandangan juga bisa terlihat sejauh mata memandang.
Hyuuta memperhatikan peri-peri mungil yang makan dengan lahapnya sambil kadang bercanda dengan teman-temannya, atau sesekali mengajak bicara hyuuta.
"onee-chan, masakan onee-chan memang selalu OISHI!"
"ne, ne, onee-chan...hari ini mai mau belajar berhitung."
Hyuuta menepuk-nepuk kecil kepala gadis bernama mai, sehingga membuat mai tersipu. "kalau begitu kita belajar menghafal huruf 50-100 hari ini."
Peri-peri itu pada kegirangan mendengar tuturan lembut hyuuta.
"yeee~~~ hirochi udah hafal 1-50 !"
"uwahhh..sugoi desu ne." Puji hyuuta
"hehe, arigatoo onee-chan!" hyuuta membalas cengiran hirochi.
"ne onee-chan mayu mau tanya, apa 100 itu banyak?"
"ummm... kelihatannya memang banyak, tapi... pada akhirnya hanya 1."
Ke tiga peri kecil yang ada dihadapan hyuuta kini berhenti tertawa dan hanya bengong.
"100 hanya 1? Onee-chan, kami bingung." Tanya mayu yang sangat penasaran kemudian. Hyuuta suka sekali melihat wajah penasaran peri-peri kecilnya itu, hyuuta menampilkan wajah pura-pura berpikir. Bola mata hyuuta berputar lalu berhenti memutar ketika melihat sasuke yang sepertinya memandangnya keki di bawah pohon. Hyuuta terkekeh karena bisa melihat ekspresi baru uchiha bungsu.
"ketika hirochi, mayu dan mai sudah besar nanti, akan mengerti."
"aauuuu onee-chan, mayu penasaran." Mayu mulai merengek lalu rengekan mayu dilanjuti oleh hirochi dan mai juga. hyuuta hanya terkekeh geli lalu mengusap puncak kepala mereka dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Setelah sesi makan berakhir, mereka pun belajar seperti biasa. Ini adalah kegiatan harian yang dilakukan hyuuta yakni mengajar anak-anak tunawisma non ninja didaerahnya. Daerah yang ditempati oleh hyuuta adalah daerah non-nin dan sangat jauh dari konoha. Sebenarnya, hyuuta sudah menjadi sukarelawan dan dihormati oleh penduduk di desa itu karena hyuuta sangat rendah hati.
Sasuke berkali-kali berdecih dan berdecak sebal melihat hyuuta. sasuke masih kesal dengan jawaban yang hyuuta lontar kepadanya tadi malam.
"kureiji desu ne? Aku adalah manusia biasa, apa maksudmu dengan membangkitkan hinata kembali? Kau mau aku meng-edo tensei nya? Ch—mana bisa, cakra aja aku tidak punya."
"jangan membodohiku hyuuta, lalu air yang berisi cakra tadi apa?"
"oh air itu..." hyuuta menunjuk sungai yang ada didepan mansionnya. "daerah ini berisi orang-orang non-nin semua. Sungai itu dulunya sangat ganas dan ribut, lalu dengan do'a penduduk di daerah ini memohon kepada kami-sama agar sungai itu tak berbahaya lagi. Karena itu akhirnya kami-sama membuat sungai itu menjadi berguna. Dengan mengalirkan cakra disungai itu, sungai itu menjadi stabil dan akhirnya sangat membantu penduduk. Kalau tidak tau jangan asal nuduh."
Sasuke menatap kedua telapak tangannya. "sial, cakra ku tidak bisa digunakan." Beberapa menit kemudian sasuke merasakan sesak didadanya sehingga membuat dia bertekuk lutut di tanah karena rasa sakit yang ia rasakan. Hyuuta melihat sasuke dari jauh dan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dengan pelan, hyuuta pun berjalan mendekati sasuke.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bell Beside You
FanficHyuuga Shion, itulah nama roh seorang gadis belia yang mengaku dari klan hyuuga. Ia telah menunggu janjinya kepada seseorang lebih dari 400 tahun. Akhirnya takdir menemukannya, dimana dia harus kembali kemasa lalu dan berusaha melepaskan kusut-demi...