(bgm recommendation while you read this : Endah N Rhesa – When You Love Someone)
.
When you love someone,
just be brave to say that you want him to be with you
.
Renjun terlalu takut untuk jatuh cinta.
Tidak siap untuk patah hati terbesar jika terlalu mencinta dan mendamba. Tidak siap untuk segala resiko berpisah atau terlalu banyak pertengkaran yang menguras emosi.
Cinta itu sama seperti rayap; menggerogotinya hingga yang tersisa adalah keterpurukan. Dan Renjun tidak ingin lemah hanya karena cinta yang tidak masuk akal.
Renjun adalah si penakut akan cinta. Dia akan berlari seperti kesetanan jika cinta itu datang padanya, memohon untuk dibalas. Tidak, Renjun tidak akan luluh begitu saja. Perasaannya sudah terkunci rapat-rapat. Jangankan kunci, sekedar untuk berdiri memohon pun Renjun tidak sudi.
Namun, diantara semua yang pernah memohon Renjun untuk membuka hati, ada satu nama yang membuat Renjun uring-uringan.
Wong Lucas, seniornya.
Renjun menyebutnya si bodoh, tidak memedulikan sopan-santun karena Lucas lebih tua darinya. Karena bagi Renjun Lucas dan bodoh itu sebuah kesatuan yang hakiki.
Ketika semunya bersembah sujud meminta sedikit cinta dari Renjun, bagaimana bisa Lucas datang dengan kekonyolannya meminta memperkenalkan dirinya kepada sahabat baik Renjun, yaitu Haechan?!
Bisa saja Lucas datang sendiri menghadap Haechan yang supel dan periang, berbanding jauh dengan Renjun yang angkuh dan irit bicara.
"Karena kamu temannya. Ada pepatah yang bilang kalau aku harus merebut hati teman-temannya dulu biar dapet restu. Dan kamu yang aku spekulasi adalah sahabat terbaik Haechan."
Lagi-lagi cengiran bodoh itu. Renjun muak. Apalagi menjadi kurir dadakan; coklat, bunga, dan segala macamnya. Haechan pun menganggap angin lalu semua perlakuan Lucas dan memilih untuk mengejar cinta Mark Lee, si Ketua Himpunan.
Kenapa bisa Lucas mau berkorban dan patah hati berkali-kali untuk orang yang tidak mencintainya? Untuk apa Lucas bertahan kalau untuk disia-siakan? Renjun tidak habis pikir dimana otak Lucas dengan segala kebodohannya.
"Berhenti, Kak. Haechan udah sama Kak Mark. Kalau Kak Lucas mau lanjutin, yang ada makan hati tau nggak. Kok bego dipelihara." sinis Renjun kala Lucas meminta bantuan untuk dipertemukan Haechan secara empat mata.
"Pernah denger nggak kalau istilah 'Cinta itu diam-diam kamu melindunginya dan melihatnya bahagia tanpa kamu, cinta sejati adalah mengikhlaskannya ketika kamu bukan lagi tempatnya untuk pulang.'. Dan apa yang aku lakuin ini, apapaun, asal Haechan bahagia."
Renjun menampik bahwa ketika Lucas mengatakan kalimat tadi, hatinya mencelos. Seperti ada ribuan duri menusuk, berdarah-darah, lalu sendinya berhenti berfungsi. Tidak. Ini bukan gejala penyakit. Renjun hanya masih awam tentang efek samping beberapa kunci pintu hatinya terbuka.
Sesederhana itu kunci yang diperlukan, akan tetapi, perasaan itu masih ada. Renjun harus waspada tidak akan membiarkan beberapa gembok terbuka lagi. Salah satunya adalah, tidak berurusan dengan Lucas.
Sampai ketika Renjun mendengar sendiri Haechan menolak keras perasaan Lucas tepat dimana gembok hatinya terbuka. Tidak sadar akan diri sendiri, Renjun berlari mencari sosok Lucas di seluruh penjuru kampus, bahkan rela mendatangi kamar kos cowok itu.
Berhari-hari namun Renjun tidak menemukan Lucas. Kata teman sekelasnya, Lucas membolos tiga hari ini. Di hari keempat, Lucas malah duduk di bangku lobby fakultasnya dengan cengiran khas Lucas, menyambut Renjun. Pukulan buku tebal Lingustik dan kamus Oxford menyambut tubuh Lucas dari Renjun yang menatapnya nyalang.
"Kamu nyariin aku ya?" tanya Lucas saat mereka berada di area parkiran sepi fakultas.
"Aku udah tahu dari Haechan."
Lucas malah tertawa. Keras sekali. Hingga Renjun merasa menyesal telah mengkhawatirkannya.
"Kok ketawa? Kukira ngilang gara-gara mabuk-mabukan cintanya ditolak."
"Aku nggak segampang itu, Ren."
"Kakak nggak kelihatan kayak orang yang abis putus cinta."
"Emang nggak harus. Setidaknya aku sudah berani mengakui perasanku ada, aku berani mengatakan padanya. Karena aku bisa gila kalau perasaanku nggak tersampaikan dan ini bakal kubawa sampai mati."
Saat itu sore, area parkiran fakultas sudah sepi. Senja dari belakang gedung fakultas membuat Renjun makin melankolis. Ini dia, gembok hatinya tersisa satu karena tiga lainnya sudah dibuka paksa oleh Lucas.
Lelaki kurang ajar, bodoh dan pemberani yang Renjun tahu. Yang tidak seperti lainnya mengemis meminta cinta. Akan tetapi Lucas berjalan angkuh menuju pintu hatinya, hanya dengan sedikit keberanian, Lucas membuka banyak gembok yang Renjun siapkan.
Hanya tersisa satu. Semoga bukan Lucas lagi.
Tapi harapan tinggalah harapan.
"Kamu tahu, Ren, hanya butuh keberanian untuk mengakui kamu punya perasaan, hatimu tercuri, perasaanmu dikoyak-koyak dalam berbagai rasa. Jangan takut mengakuinya. Cinta diam-diam lebih menyiksal ho, ketimbang kamu berani mengatakannya."
Lepas kendali. Gembok hati Renjun yang terakhir sudah dipegang Lucas. Sesederhana itu Lucas mampu membuka semua gembok pertahanan Renjun.
Renjun diam-diam menangisi perasaannya yang malang, saat kepalanya bersandar di bahu Lucas. Senja setelah pembicaraan itu, Lucas mengantar Renjun pulang. Tidak ada kata lagi diantara mereka.
Ketakutan terbesar Renjun akhirnya dirasakannya juga. Patah hati hati tersiksa karena akhirnya perasaannya tercuri Lucas, emosi yang terkuras, dan menggerogotinya karena bertepuk sebelah tangan.
Tapi kata Lucas, Renjun hanya butuh keberanian kan?
Jangan takut, patah hati itu sudah biasa. Jatuh bangun hanya untuk satu nama, sudah terlampau biasa. Yang tidak biasa itu kamu berani mengakui, mengikhlaskan dan menjadikan dirinya masih satu-satunya sampai ada dimasa kamu bertemu seseorang yang mau membagi kebahagiaan bersamamu.
.
.
|| end ||
a/n: ini pernah dipublish di nct fanfiction challenge: The Galore
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT [a NCT ONESHOT]
Fanfiction(adj.) producing a display of rainbow -like colors. kumpulan oneshot, tempat sampah oneshot. update suka-suka warn!: johnil // taeten // jaedo // yuwin // markmin // noren // yukhae/luchan // chensung // and random crackpair