9

37 1 0
                                    


" Hai, aku kembali " ucap seorang pria menghampiri Liana sambil tersenyum manis. Sangat manis hingga mebuat Liana ikut tersenyum.

" K Kai... " panggil Liana pelan yang dihadiahi pelukan dari sosok bernama Kai itu. 

" Kenapa kau bisa sakit seperti ini ? Akh bodohnya aku harusnya menjaga dirimu, maafkan aku ya. Aku sebelumnya sedang banyak urusan "

" Tidak apa, setidaknya kau masih peduli sampai saat ini. Terima kasih ya " jawab Liana sambil menurunkan tangan Kai yang sedang mengacak-acak rambutnya.

" Kali ini aku akan memberi pembalasan pada suami tersayang mu itu " ucap Kai sambil tertawa

" Benarkah ? Kai, aku ingin kau membuatnya merasa kesepian malam ini. Bagiku itu sudah cukup" ucap Liana yang dihadiahi tanda tanya dari wajah Kai dan ia balas anggukan.

Kemudian Kai menjentikkan jarinya, kemudian ia tersenyum. " Keinginanmu akan terjadi mulai tiga jam ke depan hingga kau tiba lagi di rumah " kemudian Liana tersenyum puas.

Setelah membahas tentang hukuman untuk Sehun dari Kai, kini Liana dan Kai sedang menyaksikan acara tv bersama sambil sesekali membicarakan isi acaranya.

Tetapi Liana tidak bisa menikmati acara tv yang ia tonton sepenuhnya, karena Kai terlalu cerewet dan banyak komentar atas apa yang ia lihat dalam acara tv tersebut. Liana hanya tertawa sendirian melihat Kai berkomentar sambil mengerucutkan bibirnya sesekali.

" Oh iya, menurut dokter apa masalah kesehatanmu hingga bisa dirawat di rumah sakit yang seperti hotel ini ? "

" Sejujurnya aku juga tak tahu, karena yang mendengar penjelasan dokter tentang keadaanku adalah seorang supir taksi yang menolongku. Tapi aku lupa minta kontak dan alamatnya. Maukah kau membantuku Kai ? " tanya Liana yang mendapat tatapan penuh tanya.

" Kau hanya perlu mencari tau kontaknya dan alamat rumahnya, lalu berikan kejutan untuk keluarga mereka katakan saja itu dariku. Ini, kau gunakan kartuku untuk membelikan alat rumah tangga atau elektronik untuk keluarga bapak itu" Liana menyodorkan kartunya yang dibalas gelengan oleh Kai.



Kebesokan harinya, Liana baru bisa tahu mengapa ia sampai harus dirawat.

Tapi ia tidak tahu, apakah ia harus bahagia? atau sedih?











Liana hanya tersenyum saat menerima kabar dari dokter yang menanganinya. Tapi kemudian ia merenunginya sendiri.











' Hmm, ia ada bukan atas dasar ketulusan. Bahkan hadir ditengah rasa sakit yang ku alami. Apakah aku dan ia akan kuat? Bahkan ia ada karena Sehun yang menganggapku adalah wanita lain. Maafkan aku, setelah ini berjanjilah kita akan berjuang bersama dan tidak takut melawan kejamnya dunia ini ' pikir Liana sembari mengelus perutnya. 

Liana sempat merasa bodoh karena tidak menyadari kehadirannya, dan tindakannya yang meminum obat pengurang rasa sakit hampir saja membunuh nyawa yang sedang Tuhan titipkan melalui tubuhnya.

Iya, Liana sedang mengandung calon anak-buah hati-momongan yang sudah lama dinantikan oleh orangtua suaminya. Sedangkan orang tuanya sendiri, entah bahagia atau sedih karena mereka sudah tidak bisa Liana lihat, dan juga mungkin orang tuanya bisa melihat bagaimana hidup anaknya yang berjanji untuk terus berjuang.





🔽◾🔽◾🔽◾🔽◾🔽





Kini sudah memasuki akhir pekan dan Liana sudah mendapat izin untuk pulang. Sebelumnya selama ia di rumah sakit keperluan barang-barangnya dibantu oleh Kai. Ia yang bersedia pergi ke kediaman Liana untuk mengambil keperluan Liana saat siang hari di tengah hari sibuknya.



LIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang