Prolog

162 23 7
                                    

Kamu apa kabar? Setelah membuka lembar pertama dari cerita ini, bagaimana perasaanmu? Baik-baik saja kah? Apa luka lama yang pernah aku buat justru kembali menyapa?

Jadi, tulisan ini aku dedikasikan untuk kita yang pernah menjadi sedekat bumi dengan bulannya. Aku mengumpulkan puluhan frasa-frasa yang tercecer tidak pada tempatnya, dan itu semua berisi tentang kamu. Pikirku dari pada tebuang sia-sia, lebih baik aku abadikan menjadi sebuah tulisan ini. Namun, semua kata-kata yang ada di ceritaini bukan semata-mata tulisan biasa. Aku kerap merangkainya di pertengahan malam, saat tiba-tiba teringat apapun tentang kamu. Perihal rindu, lara, bahagia, dan apa saja yang terkait dengan kamu.

Sekarang kamu bisa membacanya, mengingatnya, dan menikmatinya. Semoga, luka lama yang pernah aku torehkan tidak masuk ke dalam long term memory-mu. Aku masih ingin melihatmu terus tersenyum, tertawa dan memancarkan aura bahagia meskipun tanpa aku disisimu.

Kamu boleh menyebutnya apa saja; puisi, sajak, kumpulan kata, atau bahkan senandika. Pintaku hanya satu, jika kamu sudah selesai dengan patah hatimu, jangan coba ingat-ingat lagi perihal luka atau apa saja yang membuatmu kembali merana melalui tulisan ini. Sebab tulisanku ini bisa saja mengindikasikan patah hati perihal kita yang pernah jatuh cinta.


Kota Pelajar, awal tahun 2020

Ditulis oleh arcturus

Kita yang Pernah Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang