Aku pernah membaca sebuah buku dari seorang tokoh psikologi terkemuka, berkaitan dengan eksistensi sebuah cinta. Erich Fromm berkata; bahwa cinta adalah seni, ia bukan suatu hal yang datang secara alamiah, akan tetapi suatu hal yang bersifat naluriah. Cinta adalah suatu bentuk bagaimana cara mencintai, bukan suatu urusan kepada siapa kita harus mencintai.
Dalam beberapa detik yang perlahan berganti menit, aku masih berusaha mencerna kata-kata itu. Aku pikir-pikir teorinya sangat pas dengan cerita kita, An. Aku dapat menyimpulkan sesuatu mengenai mengapa kita berakhir saling pergi?
Sebab, tujuan utama daripada hubungan kita bukanlah belajar apa itu cinta. Kamu adalah makhluk berorientasi eksploratif, sedang aku adalah serendipitymu; manusia reseptif penerima segala cinta siapa saja--termasuk kamu. Cinta kita bukan seni, ia hanyalah perasaan suka sementara, namun berhasil kita besar-besarkan hanya untuk memenuhi standar kebersamaan belaka.
Kota Pelajar, awal tahun 2020
Ditulis oleh Arcturus
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita yang Pernah Jatuh Cinta
PoetryTeruntuk kamu makhluk Tuhan bernama manusia Terimakasih pernah hadir mewarnai hidupku, meski tidak seterusnya bertahan Terimakasih telah menorehkan bahagia serta luka Terimakasih telah membuat cerita yang dapat kutulis lewat kata-kata bernama senand...