Aku menyebutnya An, Antares lengkapnya. Dia bukan bintang, bukan juga benda luar angkasa yang memiliki cahaya sangat terang. Namanya memang terkesan astronomis sekali, tapi asal kalian tahu saja, dulu dia adalah cahayaku. Sesuai dengan judul buku ini, kita pernah jatuh cinta pada masanya, kira-kira satu tahun lalu sebelum akhirnya telepon panjang berdurasi enam jam mengakhiri hubungan kita.
An itu penurut, dia tidak mudah peka, laki-laki itu kalem dan pendiam. Dari semua karakter yang aku sebutkan itu, tidak mudah peka-lah yang membyat hubungan kita retak, kemudian berakhir. Selain itu, dia juga terlalu protagonis, apa-apa dimaafkan, apa-apa dibuat santai. Pantas An, kamu mudah sakit hati ketika aku membuat luka untuk kamu.
An pernah menjadi bagian dari sekian banyak kenangan meski aku telah menikam dengan begitu tajamnya luka. Kita pernah berada pada masa saling cinta dengan begitu hangatnya kasih sayang. Aku, mampu kamu bawa pada dunia penuh nyaman, sedang kamu justru aku beri dengan sayatan hati. Maaf, kamu terlalu protagonis untuk disakiti, dan aku terlalu antagonis untuk kamu cintai.
Sajak-sajak ini, aku tulis dengan sepenuh hati, An. Sebab, lidahku terlalu kelu untuk mengukir maaf tepat di hadapan dua netramu. Aku manusia paling pecundang, sedang kamu terlalu lembut memaafkan. Semoga, ketika kamu baca frasa-frasa ini, hatimu sudah baik-baik saja.
Kota Pelajar, awal tahun 2020
Ditulis oleh Arcturus
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita yang Pernah Jatuh Cinta
PoetryTeruntuk kamu makhluk Tuhan bernama manusia Terimakasih pernah hadir mewarnai hidupku, meski tidak seterusnya bertahan Terimakasih telah menorehkan bahagia serta luka Terimakasih telah membuat cerita yang dapat kutulis lewat kata-kata bernama senand...