satu

16.7K 2.5K 388
                                    

Ini adalah kesekian kalinya Miu datang ke rumah Sehun dan selalu membuat pria itu terkejut ketika melihatnya masuk ke dalam ruang latihan. Masalahnya, Miu tak membuat suara sedikit pun dan hari ini ia membawa pedang. Astaga, apa gadis itu berniat membunuhnya?

"Tidak bisakah kau mengucapkan sesuatu yang mirip salam saat datang? Kau membuatku terkejut," omel Sehun sambil melepas kaosnya, menyisakan pakaian dalam mirip tank top untuk pria yang menempel di tubuhnya.

"Untuk apa teriak-teriak? Tenggorokanku sakit," balas Miu sambil meletakan pedangnya (yang ternyata terbuat dari kayu) di belakang pintu.

Sehun melirik Miu yang nampak seperti biasanya. Mengenakan kaus dan celana pendek dengan rambut diikat asal serta tanpa riasan.

"Kau habis dari mana?" Sehun menatap Miu datar, seolah ia hanya berbasa-basi dengan pertanyaannya padahal ia memang penasaran. Siapa yang tahu apa yang bisa dilakukan Miu. Setahun mengenalnya, Sehun bahkan tak banyak mengetahui tentang latar belakang Miu. Kecuali umur (Miu lebih muda sembilan tahun dan gadis itu harusnya bersikap lebih sopan pada Sehun), nama dan kenyataan bahwa gadis itu kabur dari rumah sejak lulus SMA. Bahkan marganya saja Sehun tak tahu karena gadis itu hanya menyebut dirinya sebagai Miu.

Miu menatap Sehun dengan wajah malas, tapi sesaat kemudian ia mendekat pada Sehun dengan cara yang membuat Sehun merinding. Gadis itu mirip pembunuh bayaran seksi yang ada di film-film, walau bagi Sehun gadis itu sama sekali tidak cocok menjadi seksi karena wajah polosnya yang menipu.

"Apa?"

Miu tak menjawab malah melangkah lebih dekat dan menyudutkan Sehun yang sedang duduk di sofa. Sehun mau tak mau menahan napas, bukannya karena gadis itu bau, tapi aroma shampoonya selalu beraroma begitu memabukan walau Miu pernah bilang jika ia memakai shampoo pria yang merknya sama dengan Sehun.

"Kenapa kau-"

"Karena kau sudah melihat barang buktinya, tutup mulutmu," ancamnya dengan nada rendah dan mata menyipit. Jika wanita berbicara dengan nada rendah, biasanya mereka akan terdengar seksi. Tapi Miu lebih mirip anak kecil yang sedang mengancamnya.

"Ap-"

"Aku habis membunuh orang dengan pedang kayu," potongnya lagi membuat Sehun mendengus.

Ia mendorong wajah Miu menjauh dengan jari telunjuknya. "Kau terlalu banyak menonton film."

Miu menyeringai konyol. Wajahnya mirip anak anjing yang baru bertemu pemiliknya. "Tapi ide membunuh orang dengan pedang kayu kedengaran keren kan?"

"Memangnya kau psikopat?" dengus Sehun sambil beranjak bangkit dan memulai pemanasan ringan.

Miu mendengus dan membenarkan ikat rambutnya walau pada akhirnya ia tetap menguncirnya asal-asalan. "Tapi, mana tiga dungu lainnya itu? Mereka tidak latihan lagi selama berbulan-bulan!"

Sehun melirik Miu yang mengomel, kelihatan jengkel karena absennya Junmyeon, Chanyeol dan Baekhyun. Terutama Baekhyun yang mencetuskan ide untuk punya personal trainer.

"Lupakan saja, orang-orang itu tidak pernah bisa melakukan sesuatu yang rutin," kata Sehun sambil meregangkan lehernya.

"Benar. Padahal, berolahraga itu baik untuk mereka yang kerjaannya hanya duduk di depan komputer seharian."

Miu memulai pemanasannya sendiri. Gadis itu melakukan jogging di tempat, memutar pinggang kemudian kaki, memutar lengan dan sedikit skuat tanpa beban.

"Ngomong-ngomong, hari ini kita tidak pakai beban," kata Miu dengan napas sedikit tersengal.

"Kenapa?"

Through The MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang