Nadya POV
Hari ini aku belanja kebutuhan pokok di Supermarket yang terletak tak jauh dari apartment tempat tinggalku. Sudah menjadi kebiasaanku menyempatkan diri untuk sekedar membeli keperluan dapur setiap akhir bulan. Memang aku tidak begitu sering memasak, hanya sesekali saja saat aku malas ke luar rumah dan sedang tidak ada pekerjaan.
Aku mendorong troli sembari memperhatikan sisi kanan dan kiri sekiranya menemukan barang yang kubutuhkan. Troliku sudah hampir penuh dengan berbagai jenis barang mulai dari sayur-mayur, buah-buahan, makanan instant, bumbu dapur, hingga snack sebagai cemilanku di waktu luang.
Tak lama mataku menangkap sosok familiar yang sedang mengantri di tempat kasir.
Ya, tak salah lagi! Batinku meyakinkan.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk menghampiri orang tersebut.
"Assalamu'alaikum tante Dian!" Sapaku dengan senyum mengembang.
"Wa'alaikumsalam. Eh! Nadya" Jawabnya ramah seraya membiarkanku menyalami punggung tangannya.
"Belanjaan tante banyak banget" Ucapku kemudian setelah melihat troli yang didorongnya sudah terisi penuh dengan berbagai jenis barang.
"Iya nih. Biasa Nad, nyetok keperluan dapur" Jelasnya seraya tersenyum.
"Tante sendirian?" Tanyaku lagi setelah melihat tak ada orang yang menemaninya.
"Iya, tante sendiri. Biasanya sih ada mbak yang pergi kesini, tapi sekarang dia lagi pulang kampung." Jawabnya sembari tersenyum "Kamu apa kabar?" Tanyanya kemudian.
"Alhamdulillah Nadya baik tante"
"Lama ih ga ketemu kamu. Makanya sering-sering lah main ke rumah tante" Pintanya padaku.
"Iya kalo ada waktu Nadya sempetin deh kerumah tante"
"Lagian kamu dulu susah banget sih kalo diajak Arkan main ke rumah"
Aku hanya tersenyum tak enak hati menanggapi penuturannya.
"Hmm... Gimana kalo sekarang Nadya anter tante pulang sekalian main kesana?"
"Boleh boleh" Jawabnya antusias.
"Tapi Nadya bayar ini dulu ya tan"
"Yaudah tante tunggu disana ya" tunjuknya kearah pintu keluar menuju tempat parkir.
Aku mengangguk.
***
"Tante bikinin minum dulu ya Nad, kamu duduk aja dulu"
"Iya tante"
Tak berselang lama tante Dian kembali dengan nampan berisi kue kering dan minuman segar, sepertinya jus jeruk.
Tante Dian meletakkan nampan tersebut perlahan "Weekend gini biasanya Arkan masih tetep sibuk Nad. Tadi pagi aja dia buru-buru ke rumah sakit sampe ga mau disuruh sarapan"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Into You
Lãng mạnCinta tak pernah salah menjatuhkan pilihannya. Hanya saja~ kadang ia terperangkap pada hati yang tak semestinya. Penyebabnya, bisa jadi karena berbagai pilihan yang dibuat sang empunya. Hingga dilema menjadi rasa yang tak semestinya ada.