8. Care

37 3 0
                                    

Nadya POV

"Makasih udah mau nemenin" Ucapnya sambil menyunggingkan senyum penuh arti.

Aku memutar bola mataku "Apanya yang mau, orang dipaksa juga" gumamku pelan.

Dia terkekeh "Jadi ga ikhlas nih ceritanya?" Dia mendengar gumamanku.

Aku menoleh kearahnya "Ikhlas kok, cuma rada kesel aja dikit" Jawabku jujur.

Dia tertwa mendengar penuturanku "Itu mah ga ikhlas namanya"

"Yaudah terserah, udah beres juga"

"Iya iya... maaf" Sesalnya kemudian.

"Eitss! Tapi ga semudah itu" Aku memasang jari telunjukku di depan wajahnya.

"Yaudah kamu mau apa?" Dia bertanya seakan mengerti ada imbalan yang harus ia bayar.

"Selesain tugas kamu yang minggu lalu." Jawabku enteng. "Lagian aku heran deh! Kenapa sih kamu susah banget ngerjain tugas? itu buat nilai kamu lho. Apa iya kamu mau ngulang lagi di mata kuliahku?" Tegurku mulai jengkel dengan perilakunya.

"Hhhh... Bisa ga sih Nad, ga usah bawa-bawa urusan kampus sekarang? Ganggu mood aja tau" protesnya merasa jengah terus-menerus dicekoki dengan tugas kuliah.

"Ga bisa! Kamu tuh harus selalu diingetin biar mau ngerjain. Aku ga mau tau, pokoknya hari Senin tugas kamu harus udah ada di mejaku. GA ADA PENOLAKAN TITIK!" Aku sengaja menekan kalimat terakhir seperti saat ia memintaku menemaninya.

"Gimana aku mau inget tugas Nad, orang di ingatan aku cuma ada kamu" #eaaa...

"Afkar, serius!"

"Iya, iya..." Jawabnya dengan wajah cemberut.

Mau tidak mau kali ini ia harus menuruti titahku.


Afkar POV

Dia paling bisa kalo urusan gertak-menggertak. Gue harus apa sekarang?

Orang niatnya gue pengen minta bantuan dia buat nyelesain tugasnya si kriwil. Eh! malah anceman yang gue dapet sekarang.

"Tapi bantuin aku dulu ya?" Gue menatapnya penuh harap.

Dia menaikkan sebelah alis penasaran.

"Nyelesain tugasnya Pak Hadi, udah lewat deadline soalnya" Ucap gue ragu sembari menggaruk-garuk tengkuk.

Dia melongo "Jadi kamu juga males dimata kuliah lain?" Dia terkejut bukan main.

Mungkin dia fikir gue cuma menganggap enteng mata kuliahnya aja, Mengingat dia salah satu dosen muda disana. Dan kalian juga pasti tahu, dosen muda kadang dianggap remeh sama mahasiswa, apalagi mahasiswa kayak gue.

Tapi nyatanya dia salah. Gue emang udah pemalas sejak zaman power ranger masih tayang di Indosiar. Mau pelajaran apa kek, mau diajarin siapa kek. Gua males banget udah! kecuali ya... photography.

Dia terdiam menatap gue ga habis pikir. Gue jadi ngerasa bersalah di tatap kayak gitu.

"Ok aku bantu. Tapi tetep, tugas dari aku harus kamu selesain dulu!"

Dengan sigap tangan gue terangkat "Siap bu dosen!"

Akhirnya senyumnya terbit. Senyum yang mampu membuat gue terbang melayang dan enggan berlabuh.

"Hmm...Nad! by the way, aku boleh minta satu hal lagi?"

"apa?"

"Entar boleh ya sekali-sekali kita makan siang bareng?"

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang