2. Red Rose

78 4 0
                                    


Nadya POV

Hari ini aku menyempatkan diri untuk pergi ke toko bunga sebelum memulai rutinitas harianku. Aku sedang bermanja-manja dan sibuk merawat makhluk cantik berwarna-warni ini. Ku semprot dengan telaten dan kupotong cabang yang sekiranya tak diperlukan. Melihat mereka bermekaran sudah cukup membuat diriku berpuas hati dan menjadi pelepas penat dari aktivitas yang kujalani.

Tak berselang lama bunyi gemerincing bel terdengar. Rupanya ada pelanggan yang datang. Tunggu! pelanggan? Aku pikir Ini terlalu pagi untuk datangnya pelanggan, bahkan aku pun belum membalik tulisan 'Close' yang tergantung di pintu depan. Para pekerjaku juga belum datang.

"Permisi..." Ucapnya datar.

Mendengar suara familiar itu, membuatku mendongak kearah pintu. Benar saja, dia Afkar salah satu mahasiswaku.

Dia masuk dan langsung tersenyum kala melihatku.

"Main kesini juga liat-liat jam kali, Af. Kenapa ga habis subuh aja sekalian kesininya" Sindirku sarkas akan kedatangannya.

"Hehehe...sorry-sorry" Sesalnya dengan cengiran tak enak hati.

Dia memperhatikan peralatan yang kupegang.

"Emang lagi sibuk ya?" tanyanya seraya menghampiri tempatku berdiri.

"Ya biasalah, ngerawat bunga" Jawabku sambil sibuk mondar-mandir memastikan bahwa tak ada lagi cabang dan duri yang mengganggu penglihatan.

"Ga ada kelas Af?" Tanyaku membuka obrolan.

Afkar berdiri sambil diam memperhatikan, arah pandangnya mengikuti pergerakan tanganku.

"Ntar lagi" jawabnya singkat.

Aku mengangguk tanpa menghentikan aktivitas.

Kemudian dia beralih sambil memperhatikan koleksi bunga yang bertengger di sisi kanan dan kiri ruangan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini mawar kan?" Langkahnya terhenti. Arah pandangnya tertuju pada sekumpulan mawar merah yang kini ditunjuknya.

"Ehm" Gumamku sebagai jawaban setelah melirik ke arahnya sekilas.

Tubuhnya terdiam seperti memikirkan sesuatu, aku menangkapnya melalui sudut mataku.

"Aku penasaran kenapa mawar merah disebut sebagai simbol cinta" Matanya yang sipit seakan tambah sipit saat memikirkan jawaban atas pertanyaannya.

Dia menatapku sekilas "Apa kau tau alasannya?"

Aku meliriknya. Ada apa dengannya tiba-tiba tertarik untuk membahas bunga mawar? Kalau diingat-ingat dia tidak sekalipun tertarik membahas bunga-bunga ini sejak kedatangannya pertama kali.

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang