Bukan OSIS, Namun MPK

163 11 0
                                    

Happy mengira punggungnya akan menabrak indah lantai itu. Akan tetapi, sebuah keajaiban datang. Sepasang tangan melingkar di pinggang, menahan Happy terjatuh. Kedua mata Happy segera menangkap tatapan terkejut dari pemilik sepasang tangan ini.

"Kamu." Happy terkejut. Happy menatap lurus pada sepasang mata yang menahannya terjatuh pada ubin yang dingin itu. Tangan kekar yang menahan Happy ini berusaha untuk memberikan kelembutan. Sungguh, sangat indah dipandang. Lalu, Hanny datang dengan raut wajah terkejut. Siapa yang tidak terkejut mendapati temannya ditahan agar tak jatuh, seperti di film-film.

Yang menangkap Happy adalah anggota OSIS tampan kemarin. Ah, ini sebuah keberuntungan mendadak. Dia merasa jutaan kupu-kupu dan gemerlapan bintang-bintang mengitari mereka. Bagaimana pun, ini adalah kejadian yang tak akan dia lupakan.

Perlahan, Happy bangkit dari cengkeraman siswa ini. Kedua mata Happy menatap dalam pada siswa yang bagaikan pangeran berkuda putih. Memang Happy bangkit, namun kedua tangannya berpegang dengan sang siswa ini. Oh, ingat Happy, dia adalah seorang anggota OSIS. "Makasih," ucap Happy sambil pura-pura malu. Siswa ini mengulurkan tangan. "Aku Raziel, kelas 11 IPA 1, ketua MPK di sini," ujar siswa yang bernama Raziel ini. Happy terkejut. Dia sangka Raziel ini adalah OSIS, ternyata ketua MPK. Tenang, Happy, posisi MPK lebih tinggi dibanding OSIS. Oh, tak apalah tak bersama ketua OSIS, ketua MPK lebih baik. Happy tersenyum-senyum. "Aku Happy Siska, kelas 10 IPA 1," Happy mengenalkan dirinya.

"Kita sama-sama IPA 1 nih."

"Iya."

"Kamu siswi baru itu, 'kan? Mau kenal sekolah ini?"

"Iya."

"Tapi bukannya kamu bareng temen kamu tadi?"

"Iya."

"Dari tadi jawab iya terus. Kenapa? Malu?"

Happy terdiam. Dia menunduk sembari melukis senyum malu-malu. Dia merasa jantungnya berdetak lima kali lebih cepat. Ayolah, Happy, tatap matanya. Kapan lagi melihat cowok ganteng? Di sekolahmu yang dulu di Ciamis, mana ada cowok seganteng ini. Wajah mereka semua standar. Namun di sekolah ini, ada yang di luar standar, sangat luar biasa, dan sekarang sudah berada di hadapanmu. "Aku ...," Happy mengangkat sedikit pandangannya. "... malu."

Raziel tertawa kecil. Oh, Happy, dia tertawa. Sungguh manis. Air muka yang ceria dan suara deru napas saat ia tertawa, ini baru yang namanya 'Matahari yang Menghangatkan Bumi'. Sang matahari adalah Raziel. Dan, tentu, Bumi adalah Happy. Dapat Happy rasakan keceriaan dari Raziel.

"Karena teman kamu udah pergi," Tiba-tiba Raziel menggandeng tangan Happy. "Aku yang gantikan teman kamu itu."

"Buat apa?"

"Jadi pemandu kamu supaya kamu kenal seluk-beluk SMA Bintang Kencana ini," Raziel menarik tangan Happy. "Ayo!"

Happy merasa panas di wajah. Dia tak menyangka siswa yang ia kagumi menggandeng tangan Happy. Sesekali Happy menunduk ketika Raziel mengalihkan pandangan padanya.

Oh, Happy. Lihat senyum yang menawan itu. Bagaimana bisa Happy lupakan senyum tulus seperti ini. Ingin sekali Happy berteriak di lapangan agar seluruh rasa gugup ini hilang. Atau mungkin, ia ingin sekali menjambak rambut sambil teriak kegirangan. Tak sia-sia Happy membeli kerang ajaib dan bertanya apakah Happy akan bertemu cowok ganteng itu lagi?. Memang pada awalnya, kerang itu menjawab tidak terus menerus. Namun, setelah percobaan ke seribu dua ratus tiga puluh lima, akhirnya kerang itu menjawab 'mungkin saja, namun jangan terlalu berharap'. Tak apalah sang kerang ajaib tak menjawab 'ya', setidaknya kerang ini tak mengeluarkan jawaban 'tidak' lagi.

Ah, sudahlah. Kenapa jadi bahas kerang? Lebih baik ia membahas keberuntungan yang tengah menimpa Happy.

"My happiness, aku di sini."

Gendut!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang