Chili artinya Cabai/Cabe, Chili-clian Berarti?

110 6 0
                                    

Happy memakai kaus kaki dan sepatu dengan santai. Biasalah, dia bangun terlalu pagi; pukul lima pagi. Ini yang membuat Happy agak santai. Karena bangun yang terlalu pagi, Happy jadi sempat membuat bekal di sekolah dan menjawab beberapa soal di buku.

Setelah memakai kaus kaki dan sepatu, Happy menyempatkan untuk berdiam diri sembari menikmati udara segar di pagi hari. Happy bosan menghirup asap dari kendaraan dan oksigen yang tercemar. Happy jijik dengan itu.

"Ternyata udara pagi sangat segar," gumam Happy. Dia memejamkan mata, menghirup dalam-dalam udara pagi, lalu ditahan sebentar.

"HAPPY!"

Happy terbatuk-batuk mendengar pekikan yang membuat suasana pagi ini hancur. Kedua matanya menatap asal pekikan.

Ah, dua siswi SMA Bintang Kencana dan masuk dalam daftar siswi kelas 10 IPA 1, Hanny dan Icha. Happy mengerutkan kening, tak biasanya mereka berkunjung ke rumah Happy. Kalau ke rumah Happy, pasti mereka datang pada malam hari untuk menyalin PR Hanny. Sengaja salinnya di rumah Happy, bukan di rumah Hanny, karena kakak Hanny adalah mantan Icha.

"Ngapain kalian berdua?" tanya Happy, memastikan.

Hanny menarik napas panjang kemudian menghembuskannya. "Hape gua rusak, gak bisa mesen ojek online. Terus, motor Si Icha rusak."

"Jadi?"

Icha menjawab dengan suara tinggi, "Kami mau nebeng, Happy!"

Happy mengerjapkan mata. "Gila, 'ya. Motor gua cuma satu. Ya, kali kita bonceng tiga? Kalo ada polisi gimana?!"

"Plis, Happy!" mohon Icha dan Hanny sembari memperlihatkan puppy eye, membuat Happy ingin mual saat itu juga. Beruntung Happy memiliki kesabaran tinggi menghadapi teman-teman laknat seperti mereka.

Happy menghela napas panjang. "Oke, kita berangkat sekarang."

Icha dan Hanny mengembangkan senyum lebar mendengar persetujuan tadi, meski Happy agak berat hati. Masalahnya, minggu ini polisi sedang liar-liarnya menangkap para pelanggar. Sudahlah, Happy hanya dapat pasrah dan berdoa. Semoga saat ini para polisi belum ada di jalanan.

---

"Happy, buruan. Ntar kita telat," ucap Icha.

"Telat apanya?! Sekarang masih jam 6 pagi, oy!" jawab Happy.

"Aduh, kalian jangan berantem di motor," keluh Hanny.

Ya, seperti inilah keadaan mereka sekarang. Mereka berboncengan dalam satu motor. Happy yang memegang kendali motor, Hanny di tengah, dan Icha di belakang. Mereka meributkan pasal kebut-kebutan. Happy tak berani kebut-kebutan, kecepatan motor yang Happy bisa hanya sampai 30 kilometer. Ini membuat Icha geram. Dia ingin cepat sampai di sekolah agar dia bisa merasakan sunyinya kelas.

"Happy, buruan!!" teriak Icha.

"Ini udah cepet, Cha!" balas Happy.

"Happy awas! Di depan ada motor mau belok!" timpa Hanny.

Happy mencoba menghidar dengan belok ke kanan, namun setang motor tiba-tiba oleng ke kiri. Happy mulai panik. "Eh, eh, ini motor kenapa?! Gak bisa belok ke kanan!" jerit Happy, membuat Icha dan Hanny ikut panik dan berteriak histeris, sampai-sampai para pejalan kaki terheran-heran melihat mereka. Hanny mulai membaca ayat kursi agar selamat, sedangkan Icha masih setia berteriak dengan suara menggelegar. Lalu Happy? Ya, dia masih tetap berusaha membelokkan setang ke kanan, walau rasa panik makin menjadi.

Gendut!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang