Lagu Dari Takdir dan Nasib Untuk Happy

101 7 0
                                    

"Happy."

"Ya?"

Di kelas ini, konsentrasi Happy pada guru di depan, buyar. Alasannya mudah, karena ia dipanggil oleh salah satu siswa di kelas ini. Dia bernama Sam. Unik? Ya, namanya memang unik, namun jangan sampai terbesit di pikiran bahwa Sam adalah keturunan orang barat sana. Salah besar itu. Sam adalah keturunan asli USA alias Urang Sunda Asli. Bagaimana bisa? Namanya memang Sam, tetapi nama aslinya adalah SAMsudin. Jujur, Happy sempat menganggap Sam adalah keturunan orang barat, tetapi setelah membaca nama asli Sam, Happy menarik semua ekspentasi.

Baiklah, kita kembali pada Sam yang memanggil Happy.

"Pas istirahat, gua mau bilang sesuatu ke elu," pinta Sam. Happy membalas dengan tatapan curiga. "Ngomong sekarang aja," jawab Happy.

"Gak. Pokoknya istirahat, lu tetep di kelas. Gua mau ngomong."

Happy tersenyum kikuk. Dia kembali menghadap papan tulis yang penuh corat-coret spidol. Walau menatap lurus papan tulis, pikiran Happy tak terfokus di sana. Dia mengira-ngira apa yang akan Sam katakan. Semoga saja bukan rasa tidak suka. Ia sangat alergi pada seseorang yang tidak menyukainya. Memang tak semua orang harus menyukai semua orang. Tetapi, bagi Happy, kalimat itu seakan kalimat yang hanya lewat beberapa saat lalu menghilang begitu saja.

Happy menghela napas panjang. Semoga semua baik-baik saja.

---

"Gua punya sebuah lagu buat lu," ucap Sam.

Kini, di belakang kelas, mereka tengah berduaan. Namun, Sam berdiri dan bersandar di dinding, sedangkan Happy duduk di bangku panjang. Sam sengaja tidak ikut duduk. Katanya, kalo duduk berdua, di tengah-tengahnya ada setan. Maka dari itu, Sam memilih berdiri. Eh, tetapi, duduk berdua dengan berduaan di satu tempat, sama saja, 'kan? Ah, tak peduli.

Happy memutar kedua mata. Ia tak tertarik dengan adegan ini. Sangat tak elit. Kenapa harus di sini? Kenapa tidak di kebun bunga, di kebun kopi, atau di kebun mana pun itu. Asalkan bukan kebun binatang.

"Lagu apa yang lu punya?" tanya Happy.

"Denger, 'ya. Lagu ini berasal dari lubuk hati gua yang paling dalam buat lu."

Happy terdiam. Dia merasa janggal dengan perilaku Sam. "Gua dengerin."

Sam menarik napas. Siswa itu mendekat, berlutut, lalu menggenggam kedua tangan Happy. Tatapan mata lembut dan sayu tiba-tiba terpancar, membuat Happy terkesima. Semoga saja bukan pernyataan cinta. Bagaimana pun, Happy hanya boleh bersama Ketua MPK itu. Harus! Mimpinya saja telah memberikan Happy lampu hijau untuk Raziel. Kalau bersama Sam, sebenarnya tak masalah. Namun, Sam terlalu fanatik pada Mia Khalifah. Maklumlah, kan dia laki-laki. Mesum sedikit itu sudah biasa. Tetapi, bagi Happy, tidak. Yang harus bersanding dengan seorang Happy Siska adalah laki-laki yang bermartabat dan tidak menampakkan kegilaannya pada khayalak publik. Bagaimana jika Happy berjalan-jalan dengan Sam di mall mewah, tiba-tiba deringan notifikasi video Mia Khalifah terbaru muncul? Pasti Sam akan berteriak menyebut nama artis dunia panas 18+ itu. Mau ditaruh mana wajah Happy nanti? Memalukan.

Ugh, semoga bukan pernyataan cinta. Oke, Happy, tarik napas, lalu buang lewat hidung. Jangan buang lewat bawah, nanti tercium aroma surgawi yang membuat Sam pingsan nanti.

Terlihat Sam  tersenyum pada Happy. Siswa itu mulai membuka lisan.

"Satu, satu, aku suka kamu."

Gendut!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang