1

5.6K 331 4
                                    

Vote sebelum baca dan koment sesudahnya!
Tolong hargai penulis :)
Selamat membaca.
___

Rafael kecil berdiri di depan pintu kamar kakaknya- Farrel sambil membawa sebuah buku gambar. Ia melihat faranisa yang sibuk mengurusi Farrel yang muntah muntah dan mimisan. Rafael kecil yang tidak tau apapun masuk ke dalam kamar dan menguncang tubuh ibunya.

"Bunda, Rapa dapat tugas menggambal dari Ibu Gulu" ujar Rafael.

Faranisa mengacuhkan Rafael bahkan mendorong tubuh kecil itu sehingga tersungkur kelantai.

"Bunda sibuk Rafa, kamu kerjain aja sendiri! Kakak kamu lagi sakit dan dia membutuhkan Bunda" bentak Faranisa "lebih baik kamu keluar dari sini, mengganggu saja"

Rafael kecil bangun dari lantai dan berbalik pergi dari kamar, dengan linangan air mata. Tidak ada isak tangis yang terdengar Rafael menangis dalam diam tidak ingin membuat Faranisa marah.

"Bunda jahat, dia udah gak sayang lagi sama Rapa" Rafael menutup pintu kamarnya dan bersadar di daun pintu sambil memeluk buku gambar.

"Rapa salah apa sampai Bunda marah dan dorong Rapa? Rapa benci Bunda, Rapa benci" gumam Rafael.

Terlalu lama menangis tanpa sadar Rafael tertidur di lantai hingga malam menjelang.

Anton datang dengan wajah lesunya, ia langsung pulang dari kantor saat Faranisa menghubungi dirinya bahwa keadaan Farrel semakin lemah, beberapa hari demam dan sampai sekarang tidak ada tanda tanda kesembuhan. Di tambah batuk dan muntah serta mimisan membuat Ibu dua anak itu panic dan menghubungi suaminya.

Anton masuk kedalam kamar Farrel dan melihat Istrinya yang sedang mengelus surai hitam Farrel dengan sayang.

"bagaimana keadaannya?" ujar Anton mendekati Faranisa dan duduk di sampingnya.

"Mas, aku udah telepon dokter yang kamu suruh? Tetapi apa lebih baik kita membawa Farrel ke rumah sakit"

"huft, baiklah besok kita membawa Farrel ke rumah sakit jika keadaannya masih seperti ini. Sekarang kamu istirahat pasti kamu kerepotan ngurusin Farrel sendiri, maaf tadi Mas sibuk dan banyak kerjaan di kantor makanya pulang telat."

"gak papa Mas, aku ngerti kok"

"Rafael mana? Kok gak keliatan?" tanya Anton

Faranisa menepuk keningnya dan segera bangkit dari duduknya "ya ampun Mas, aku lupa tadi Rafael datang dan ada tugas, tapi aku malah marahin dia. Maafin aku Mas yang gak bisa urus anak anak kita"

Anton menahan lengan Faranisa "kamu di sini aja, biar Mas yang urus Rafael"

Anton membuka pintu kamar Rafael yang gelap tanpa penerang, sejak kapan anaknya itu tidur tanpa cahaya? Pikir Anton

Pintu kamar hanya bisa terbuka setengah, karena ada yang menahan saat melihat kebawah Anton melihat Rafael tertidur dilantai dengan meringkuk seperti janin.

Anton mencari saklar untuk penarangan sesudah itu mengangkat tubuh Rafael dan membawanya ke tempat tidur dan menyelimbuti tubuh mungil itu.

Anton mengelus rambut hitam Rafael dan mengecup kening Rafael. Anton melihat mata Rafael yang sembab, mungkin Rafael menangis? Tapi karena apa pikir Anton.

Anton mengambil alih buku gambar yang dipeluk erat anaknya, dan membuka buku tersebut. Seukir senyum terbit saat melihat gambar Rafael.

Gambar sebuah keluarga yang bergandengan tangan, dengan tulisan Ayah-Bunda-Kakak dan Adek.

Anton menyimpan buku tersebut di nakas dan pergi dari kamar Rafael. Anton membuka kamarnya dan di sana ia melihat Faranisa yang menyiapkan baju ganti untuk dirinya.

"Rafael nangis? Kenapa?" tanya Anton sambil melepas pakaian kotornya.

Faranisa menghembuskan napasnya dan membantu Anton melepaskan dasi "aku gak sengaja bentak dia mungkin karena itu dia nangis Mas"

"lain kali jangan terlalu keras sama dia, kasihan dia masih kecil? Beberapa hari ini aku liat dia murung karena kita gak terlalu perhatian sama dia"

"baiklah Mas, aku bakalan bagi waktu untuk ngurus Farrel dan tidak mengabaikan Rafael lagi" ujar Faranisa.

Anton yang mendengar tersenyum dan memeluk Faranisa sesekali mengecup puncak kepala Faranisa dengan sayang

Tbc.

27 Agustus 2019

Aku mau cuap cuap sebentar, jika ada kata atau kalimat yang tidak mengerti tolong di koreksi ya :) terlebih lebih jika itu typo.

Sesal (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang