Vote sebelum baca dan koment sesudahnya!
Tolong hargai penulis :)
Selamat membaca.
___Vallen trus tersenyum setelah sampai di restorant tempat privat room, sesekali Vallen membenarkan tatanan rambutnya dan melihat ponselnya untuk berkaca.
Ayah dan Ibunya menggelengkan kepala melihat tingkah laku anak perempuan semata wayangnya tersebut.
Langkah kaki terdengar memasuki ruangan, jantung Vallen berdegub kencang.
"akh akhirnya mereka datang juga" batin Vallen.
Anton dan Faranisa menjabat tangan kedua tangan orangtua Vallen dan sedikit berbasa basi.
Vallen pun menyambut orangtua dari Rafael, sehingga sosok Farrel duduk di depannya dan mereka duduk manis.
Vallen menoleh ke arah pintu kenapa sosok yang ia tunggu belum datang juga.
Vallen melihat ke arah jam tangan masih ada waktu dari jam pertemuan mereka.
Mereka berjanji makan malam di adakan jam 8 malam, dan ini masih jam 7.45 masih ada waktu 15 menit lagi.
"mungkin dia terlambat" batin Vallen meyakinkan dirinya.
Farrel melihat Vallen yang berada dihadapannya tanpa berkedip. Dia mengagumi sosok cantik jelita itu.
Farrel tersenyum saat melihat Vallen terlihat gelisah, mungkin dia gugup dengan semua ini.
"akh dia sungguh menggemaskan" batin Farrel.
Obrolan demi obrolan berlalu dan akhirnya Vallen merasa tidak nyaman jam telah menunjukan 8 malam bahkan lebih beberapa menit.
Vallen akhirnya angkat bicara " Om, Tante, kalian kok datang bertiga?" ucap Vallen sedari tadi ingin menanyakan hal tersebut.
"bukannya ini acara aku dengan Rafaelkan?"
Semua orang yang ada diruangan itu terdiam, menatap Vallen.
"Vallen tau, pasti Rafael menceritakan hubungan kami pada Om, dan Tante. Sehingga kalian meminta pertemuan keluarga ini" dengan percaya diri Vallen mengatakannya
Ayah Vallen terlihat bingung dengan ucapan Vallen. Apa maksudnya? jelas saja dia tidak mengerti.
Karena setahu dirinya Anton dan Faranisa hanya memiliki seorang anak laki laki, dan siapa itu Rafael?
"apa maksud kamu Vallen, Om Anton dan Tante Faranisa hanya memiliki seorang anak dan itu Farrel" jelas Ayahnya.
Deg!
Bagaimana bisa, jelas Vallen mengetahui fakta itu tidak benar. Bagaimana orang di depannya tidak mengakui Rafael sebagai anak.
Masih adakah orangtua seperti itu? Jika ada mungkin hanya mereka saja yang tidak waras. Yang melakukan hal sekeji itu.
Mata Vallen mengembun, bibirnya ia gigit untuk menahan isakan, air matanya pun akan turun.
Vallen mengingat beberapa memori, saat di taman belakang Rafael di pukul, saat di toilet pas jaman dirinya SMP pernah memergoki Rafael yang mencuci seragamnya terkena darah dan punggung penuh dengan luka. Masih banyak lagi kejadian kejadian yang Vallen diam diam mengingatnya dan menyambungkan dengan semua ini.
Apa karena itu, Rafael mendapatkannya dari orangtuanya. Vallen menggeleng, akhirnya ia menemukan jawaban selama ini.
Sedangkan disisi lain Anton mengepalkan tangannya, ia berusaha mengontrol emosi. Bagaimana bisa anak dari rekan kerjanya mengetahui keberadaan Rafael.
Padahal telah lama ia menyembunyikan fakta tersebut. Anton hanya memberitahukan kepada pihak media bahwa ia memiliki satu orang putra semata wayang dan akan menjadi penerusnya.
Selama ini semuanya aman dan terkendali tidak ada yang mengetahui keberadaan Rafael dan sekarang bagaimana bisa gadis yang disukai anaknya itu mengetahui Rafael, sejauh apa Vallen mengetahuinya.
Farrel yang melihat keadaan semakin canggung pun tertawa pelan mengurangi kecanggungan yang ada akibat pertanyaan Vallen.
"hahaha, kamu salah paham Vallen. Aku tau kamu dekat dengan Rafael, tapi jangan percaya dengan kata kata dia"
Farrel menghembuskan napasnya "terkadang dia selalu mengaku-ngaku bagian dari keluarga kami, hanya karena kebaikan ayah dan bunda dia malah melunjak"
"sebenarnya Rafael memang tinggal bersama keluarga kami, karena ayah dan bunda merasa kasihan. Rafael anak seorang asisten rumah tangga kami dan orangtuanya meninggal saat ia kecil. Sehingga ayah dan bundalah yang membesarkan dia"
Anton dan Faranisa menatap Farrel tidak percaya, bagaimana dia mengatakan orangtua Rafael meninggal. Jelas jelas mereka masih hidup?.
Vallen hanya diam menunduk, air matanya luruh. Tangannya terkepal erat meremas gaunnya. Hatinya berdenyut sakit saat mendengar kata kata Farrel.
"apakah kamu sesakit ini Rafael, saat mereka tidak menganggapmu" batin Vallen.
Tbc.
Hai semua akhirnya aku kembali setelah sebulan ini sibuk.
Untung aja ada yang ingatin kapan update ya 😂 sehingga aku langsung ngetik untuk kalian yang merindukan cerita tidak seberapa ini.Makasi masih setia membaca cerita ini sampai ketemu di part selanjutnya.
15 Maret 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesal (Selesai)
Teen FictionRafael yang hidup dan matinya hanya untuk sang Kakak-Farrel Karena Orang tuanya telah memanfaatkan hidupnya untuk keperluan donor. Seumur hidupnya, Rafael tak punya kesempatan untuk hidup sebagai dirinya sendiri. Stars : 8 Juni 2019 End : 13 Juni 2...