Yey akhirnya ending juga :) semoga suka dan memuaskan kalian ya..
Setelah kejadian dua hari lalu, kondisi Rafael mulai membaik, cuman saja memar ditubuhnya masih terlihat dan kakinya masih susah untuk di bawa jalan normal.
Malam ini di kediaman mereka akan di adakan pesta memperingati hari jadi pernikahan Anton dan Faranisa yang ke 20.
Taman belakang dihiasi oleh pernak pernik berwarna putih dan pink warna kesukaan Faranisa (bohong si sebenarnya warna kesukaan aku 😂)
Banyak pekerja yang hilir mudik kesana kemari untuk mempersiapkan semuanya, acara akan diadakan malam hari.
Rafael melihat di jendela dari kamarnya yang mengarah ke taman belakang.
Rafael melihat foto keluarga sewaktu ia masih kecil sewaktu ia masih memiliki keluarga yang utuh bukan seperti ini, dikucilkan dan tidak dianggap.
Ntahlah apa salah Rafael sehingga keluarganya membenci dirinya seperti ini ia pun tidak tau.
Rafael menghela napas, ia bingung harus memberika kado apa? Jujur dia tidak memiliki uang untuk membeli sebuah hadiah.
Dia ingin memberikan hadiah yang mengesankan dan selalu dikenang oleh kedua orangtuanya.
Jadi ia akan memberikan foto yang ada di pegangnya. Hanya secarik kertas itu tanpa ada bingkai.
Rafael bangkit dari termenungnya dan mencari sesuatu yang mungkin bisa dijual untuk membelikan sebuah bingkai untuk menghiasi foto tersebut.
Ia akan memberikan hadiah pernikahan ayah dan ibunya bingkai foto mereka.
Seulas senyum terbit dibibir Rafael kala menemukan jam tangan pemberian Vallen saat dia mendapatkan juara kelas tahun lalu.
Mungkin dia akan menjual jam tangan itu, karena Rafael tau jam tangan itu pasti akan ada harganya meski tidak seberapa asalkan ia bisa membeli bingkai foto.
“maaf Vallen, aku harus melakukannya, lain kali aku akan membeli lagi untuk ganti jam tangan darimu”
Rafael bergegas keluar rumah dan berlari kecil meski kakinya terasa sakit ia tidak mempermasalahkannya.
Jam telah menunjukan 5 sore, dia harus segera pergi. Rafael tidak mau melewatkan acara, meski dirinya hanya akan diam di kamar setidaknya Rafael bisa memberi kado itu untuk ayah dan ibunya.
Rafael akan menyimpan kado tersebut di meja kue sebelum acara di mulai.
Rafael menghayuh sepedahnya dengan cepat, semangatnya tidak luntur. Dia memegang secarik foto itu dengan erat.
Senyumnya tidak pernah luntur, ia mengingat saat saat dirinya disayang dan dimanjakan saat kecil.
Semua berputar di kepala Rafael, sehingga dirinya tidak sadar bahwa sepedah yang dia kayuh telah berada di tengah jalan raya.
Sautan klakson tidak terdengar di telinganya karena pikirannya melayan saat dimasa masa indah bersama keluarganya.
Teriakan dari kendaraan lain pun tidak membuat Rafael sadar sehingga sebuah truck datang di arahnya.
Dan membuat Rafael terpental, seulas senyum terbit di bibir Rafael.
“yah,bun,kak, adek pamit”
Semua gelap, hilang ia tidak merasakan apapun melainkan kegelapan yang menerpa.
Disisi lain Faranisa dan Anton telah siap dengan pakaian mewah, dan terlihat elegan.
Faranisa tersenyum menyambut tamu undangan, begitu juga dengan Anton.
Namun Faranisa merasakan sesak dan resah gelisah. Ntahlah dia tidak bisa menjabarkan perasaannya sekarang.
Ia merasakan sakit tapi Faranisa tidak tau kenapa?
Acara demi acara berjalan lancar, sehingga sebuah mobil dengan suara sirine yang memasuki kediaman Anton dan Faranisa membuat semua orang menoleh.
Mereka melihat mobil pengakut jenazah, semua orang disana saling berpandangan.
Apa yang terjadi?..
Tbc.
Maaf ya gantung, aku sengaja habis aku gak sanggup ini semua berakhir 😭 aku juga gak sanggup nulis lagi karena beberapa adegan ini kisah nyata sepupu aku di tanggal 15 desember lalu aku kehilangan beliau akibat kecelakaan dan meninggal ditempat. Disaat hari ulang tahun sang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesal (Selesai)
Teen FictionRafael yang hidup dan matinya hanya untuk sang Kakak-Farrel Karena Orang tuanya telah memanfaatkan hidupnya untuk keperluan donor. Seumur hidupnya, Rafael tak punya kesempatan untuk hidup sebagai dirinya sendiri. Stars : 8 Juni 2019 End : 13 Juni 2...